Desa Ringinanyar merupakan desa di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar dengan potensi desanya masih berada di sektor pertanian dan juga peternak ayam. Namun dari kedua hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa semua penduduk desa ringinanyar bekerja sebagai petani atau peternak tetapi juga terdapat UMKM (Usaha mikro, Kecil dan menengah ) yang dilakukan. Selain wirausaha masyarakat terdapat warung-warung kecil yang menjual kebutuhan sehari hari. Terdapat pula pasar tradisional yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Sarana dan prasarana yang disediakan oleh desa Ringinanayar yaitu terdapat
Musholla, Masjid, Puskesmas, Pasar Tradisional, Taman kanak-kanak beserta sekolah dasar Ringinayar untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak di desa Ringinanyar. Belum banyak Usaha Mikro, Kecil dan menengah yang terdapat di desa Ringinanyar terlebih lagi di era pandemi Covid-19 seperti ini yang berdampak negatif pada sektor UMKM dimana para pengusaha harus beradaptasi dengan kondisi yang ada, seperti biaya bahan baku yang lebih mahal, tingkat penjualan yang mulai menurun bahkan juga dengan mengurangi jumlah / jam karyawan.Â
Oleh sebab itu pemberdayaan wirausaha masyarakat yang terdampak Covid-19 merupakan topik yang cocok untuk menjadi fokus penulis dalam pengabdian terhadap masyarakat.Oleh sebab itu pemberdayaan wirausaha masyarakat yang terdampak Covid-19 merupakan topik yang cocok untuk menjadi fokus penulis dalam pengabdian terhadap masyarakat.
Wirausaha masyarakat yang menjadi sasaran bagi penulis yaitu Usaha Produksi susu kedelai rumahan. Usaha tersebut terletak di desa Ringinanyar RT 01 RW 01 Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar yang mana pemilik usaha tersebut juga merupakan seorang ketua RT. Â Susu kedelai tersebut terkenal dengan bahan yang murni tanpa menggunakan pengawet sehingga ketahanan dari produknya hanya sampai kurang lebih satu hari.
Usaha susu kedelai tersebut di kelola oleh bapak Gatot beserta keluarganya yang mana telah berdiri sejak tahun 2017. Produk susu kedelai yang dijual berupa eceran plastik untuk porsi sekali minum dengan harga 1000 Rupiah. Susu kedelai tersebut hanya mempunyai 1 varian rasa yaitu original. Usaha susu kedelai yang dikelola Bapak Gatot sengaja tidak menyediakan varian rasa lain seperti rasa buah-buahan karena beliau ingin produk susu kedelainya murni dengan bahan alami dan diharapkan bisa menjadi ciri khas dari produk susu kedelai tersebut.
Proses Pembuatan Susu Kedelai tersebut dilakukan dengan cara merendam kacang kedelai selama 8 jam setelah itu remas kacang kedelai tersebut untuk mengupas kulit arinya.Â
Setelah kulit arinya terkelupas bersih dilanjut mencuci kedelai tersebut dan direbus. Langkah selanjutnya adalah penggilingan kacang kedelai yang telah direbus dan ditambahkan air sehingga kedelai menjadi bubur. Tahap selanjutnya proses pernyaringan susu kedelai dengan menggunakan kain.Â
Setelah proses penyaringan selesai dilanjut dengan merebus hasil susu kedelai yang telah disaring dan dilanjut dengan proses pengemasan susu kedelai ke dalam plastik. Proses pengemasan ke dalam plastik tersebut harus dilakukan disaat kondisi susu kedelai sedang panas yang bertujuan agar tidak mudah basi.Â
Proses produksi susu kedelai bapak Gatot ini dilakukan hanya dengan keluarganya, hal tersebut bertujuan agar tidak membebani dalam hal penggajian karyawan. Terlebih lagi harga bahan kedelai yang sedikit naik dikarenakan kondisi Pandemi Covid-19.Â
Metode penjualan yang dilakukan oleh bapak Gatot masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan cara menitipkannya ke warung-warung. Proses pengiriman produk tersebut dilakukan dipagi hari sehingga produk susu kedelai yang terjual masih panas yang dapat menambah daya tarik para pembeli.