Metode
Penelitian ini bersifat kualitatif, yang memungkinkan penelitian eksploratif untuk menemukan dampak media sosial terhadap kesejahteraan psikologis remaja, dengan penekanan khusus pada kecemasan dan depresi. Untuk mengumpulkan informasi, penelitian ini menggunakan database online seperti Google Scholar, Researchgate, dan Pubmed. Hasilnya dianalisis secara deskriptif dan sintetik untuk menyampaikan kesimpulan utama. Basis teori penelitian ini menunjukkan bahwa paparan cyberbullying, perbandingan sosial, dan penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan depresi pada remaja.
Studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan generasi muda menjadi lebih cemas dan depresi. Remaja sering menjadi sasaran intimidasi online dan perbandingan sosial di media sosial, yang dapat memengaruhi harga diri mereka. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa variabel seperti dukungan sosial offline dan peraturan media sosial dapat memengaruhi hubungan antara media sosial dan kesejahteraan psikologis remaja. Dalam situasi ini, penting untuk mengingat peran orang tua dalam melindungi hak-hak anak dengan mengawasi penggunaan media Internet oleh anak-anak mereka. Remaja yang menggunakan jejaring sosial juga perlu mencegah cyberbullying. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan efek dukungan sosial teman sebaya dan frekuensi penggunaan media sosial terhadap agresi remaja. Dengan peningkatan pengetahuan tentang bagaimana media sosial memengaruhi kesehatan mental remaja, pendekatan pendidikan, pengasuhan, dan intervensi yang lebih baik dapat dibuat untuk menjaga kesejahteraan mental remaja di era teknologi modern.
Kesimpulan
Penelitian ilmu sosial sangat memperhatikan pengaruh media sosial terhadap kesejahteraan psikologis generasi muda di era digital yang semakin padat. Studi ini memberikan wawasan tentang efek buruk penggunaan media sosial terhadap kecemasan dan depresi remaja. Penggunaan media sosial yang berlebihan terbukti meningkatkan gejala kecemasan dan depresi. Ini disebabkan oleh hal-hal seperti cyberbullying dan perbandingan sosial yang sering terjadi di platform media sosial. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa dukungan sosial offline dan peraturan penggunaan media sosial dapat sangat penting untuk mengurangi efek negatif ini. Remaja dapat belajar menggunakan media sosial dengan lebih sehat dan bertanggung jawab berkat literasi media yang baik dan dukungan lingkungan sekitar.Temuan ini meletakkan dasar untuk pendidikan, perawatan anak, dan upaya yang dapat membantu generasi muda mengembangkan penggunaan media sosial yang sehat dan bertanggung jawab serta melindungi kesehatan psikologis mereka. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan yang kompleks dan interaksi antara media sosial dan kesejahteraan psikologis remaja, penelitian lebih lanjut diperlukan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan pendekatan menyeluruh untuk mendukung kesejahteraan psikologis generasi muda di era digital, yang mencakup pelatihan literasi media, pemantauan penggunaan media sosial, dan mendapatkan dukungan emosional dari keluarga dan teman sebaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H