"Jika kamu menelusuri perjalanan dan pengalaman hidupmu sampai dengan hari ini, luka apa yang paling berperan untuk menumbuhkanmu hingga menjadi seperti sekarang ini?"
Jika kita mengingat-ingat kembali, diantara luka dan bahagia, manakah yang sebenarnya lebih banyak menumbuhkan diri kita? Manakah diantara keduanya yang pada akhirnya menerbangkan syukur kita dengan lebih tinggi?
Sejak kedatangannya, luka menawarkan kesempatan belajar yang sangat banyak kepada kita; tentang penerimaan, kerelaan menjalani ketetapan, berdamai dengan segala yang tidak menyenangkan, hingga mengeja peristiwa demi peristiwa agar terpetiklah sekeping hikmah yang tak terbantahkan.
Luka, ternyata satu kata itu punya makna yang sangat berdinamika. Kehadirannya tentu tidak pernah diharapkan ada oleh siapapun. Bahkan, jika bisa, kita cenderung untuk selalu menghindari luka dan rasa sakit untuk kemudian mendekati kenyamanan dan kebahagiaan, bukan?
Begitulah, kehadiran luka memang lebih sering dihindari, tapi justru diam-diam ia berperan penting untuk menampa diri
Di saat hati tentram dengan dengan mengingatNya, atas segala nikmat, dengan segala kebahagiaan dengan kesederhanaan dan luka.
"Apakah jiwamu pernah terluka? Luka apa yang kemudian membentukmu menjadi seperti sekarang ini?" Pertanyaan itu kemudian membuat saya tersenyum, teringat betapa baiknya Allah sebab Dia menumbuhkan diri, Pengalaman hidup seperti apa yang menumbuhkanmu hingga menjadi seperti saat ini?
Bagaimana jika kita berproses dan berupaya bersama-sama? Semoga pada akhirnya kita bisa memaknai luka sebagai pesan cinta paling bijaksana dari-Nya, yang selalu ingin menumbuhkan kita dengan cara-Nya yang tak pernah bisa kita duga
Belajar dari luka, sebaik-baiknya penyembuh yang Allah hadirkan.
Lokasi: Semeru, Candipuro, Lumajang - Desember 2021