Abandonment Issue atau masalah pengabaian merupakan suatu kondisi yang membuat seseorang itu merasa sangat cemas atau takut kehilangan orang lain dalam kehidupannya. Walaupun terdengar biasa saja, abandonment issue dapat dialami oleh anak berumur tiga tahun hingga lansia.Â
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa abandonment issue dapat menimbulkan pola pikir yang cenderung merendahkan diri sehingga mereka akan melakukan apapun agar orang lain tidak meninggalkannya.Â
Selain itu, akibat dari abandonment issue ini masih belum disadari oleh sebagian besar masyarakat terutama di Indonesia, mereka mengira bahwa abandonment issue ini adalah sebuah rasa yang wajar dimiliki manusia, padahal hal itu tidak wajar bahkan kemungkinan buruknya mereka bunuh diri.
Apa penyebab permasalahan ini?
Abandonment Issue ini biasanya diawali dengan perasaan dan emosi yang sering diabaikan terutama oleh orang tuanya sejak usia anak anak. Mereka menyimpan luka emosional masa kecil yang semakin bertambah umur semakin bertambah besar lukanya hingga luka ini dapat menimbulkan rasa traumatik besar terhadap hubungannya dengan orang lain.Â
Pada dasarnya, usia anak anak ini sebenarnya mempunyai sebuah "tangki" kasih sayang dan keterikatan satu sama lain yang harus diberikan oleh orang tua, tetapi acapkali orang tua juga sering merasa mengabaikan hal tersebut hingga anaknya merasa ditolak dan ditinggalkan oleh orang tuanya. Rasa ketakuatan akan penolakan dan ditinggalkan inilah menjadi pemicu terjadinya abandonment issue ini.Â
Perilaku pemicunya tentu dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dimana kedua orang tua bekerja dan tidak memiliki waktu bersama sama dengan anak mereka atau adanya kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang tua maupun keluarga. Selain itu, luka emosional lainnya juga dapat disebabkan oleh kekerasan seksual, penelantaran, dideskriminasi oleh banyak orang, dikhianati orang lain, dan kehilangan orang yang sangat dicintai.Â
Dengan perasaan yang masih terluka ini, seorang anak akan tumbuh menjadi seseorang yang memiliki abandonment issue sehingga menyebabkan mereka tidak memiliki keterikatan yang positif dengan orang lain dan sulitnya mengontrol emosi diri mereka sendiri dalam aspek sosial maupun psikologis.
Â
Bagaimana ciri ciri seseorang memiliki Abandonment Issues?
Berdasarkan pengalaman dari orang yang memiliki masalah ini dan konten psikologi dari Psych2Go, ada beberapa ciri -- ciri yang menandakan seseorang mempunyai abandonment issue ini sebagai berikut.
- Mudah cemburu dan posesif kepada seseorang yang disayangi.
- Cepat menyesal saat membuka diri kepada orang lain.
- Merasa tidak layak dan berharga untuk orang lain saat menjalani sebuah hubungan.
- Menjauhi orang lain agar terhindar dari dari penolakan.
- Selalu ingin menyenangkan orang lain.
- Kurang dapat memercayai orang lain dan diri senndiri.
- Berpikir berlebihan saat menerima penolakan dari orang lain.
- Meminta validasi terus menerus agar tidak ditinggalkan.
- Selalu menjalin hubungan yang toxic dengan orang lain.
- Merasa takut bergantung dengan orang lain karena takut orang lain akan meninggalkannya.
- Sulit mengontrol emosi saat berkaitan dengan orang lain.
- Suka mengendalikan orang lain agar tidak ditinggalkan.
- Merasa diabaikan dan menyalahkan diri sendiri saat orang lain memberikan respon (ex : chat) yang lama.
- Sering meminta maaf berkali kali saat melakukan kesalahan kepada orang lain.
- Merasa sangat cemas apabila orang lain izin bepergian ke suatu tempat.
Bagaimana penanganan yang tepat?
Abandoment Issue ini seakan menciptakan penjara imajiner yang membuat seseorang didalamnya terperangkap dan selalu berontak untuk keluar dari penjara tersebut, sehingga hal itu menyebabkan luka yang lebih parah dari sebelumnya dan ketidakbahagiaan dalam menjalani hidup.Â
Tidak hanya itu, masalah abandoment ini juga seakan menjadi batu besar yang menghalangi seseorang untuk lebih menghargai dirinya sendiri, menjalin hubungan positif dengan orang lain, dan bahagia dengan kehidupan yang dijalani. Dampak emosional tersebut menjadikan seseorang merasa tersiksa dengan diri mereka sendiri.Â
Oleh karena itu, dalam menangani permasalahan ini hanya dibutuhkan dua kunci, yaitu damai dan konsisten.Â
Artinya, penanganan masalah ini sangat diperlukan konsistensi dan penerimaan dalam diri sendiri untuk mengubah masalah abandonment ini menjadi sesuatu yang dapat diatasi dengan mudah dengan cara mengenali akar permasalahan abandoment ini berasal darimana dan menekankan ke dalam diri sendiri untuk berdamai dengan semua pemicu pemicu tersebut yang menimbulkan luka emosional, baik di masa kecil maupun di masa kini.Â
Kemudian, penanganan saat pemicu itu datang kembali dan membuat perasaan abandoment ini muncul maka seseorang itu harus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia layak dan berharga buat orang lain dan tingkatkan rasa sayang kepada diri sendiri. Dengan begitu, seseorang akan berkemungkinan dapat lepas dari ikatan abandonment issue ini yang sangat menyiksa.Â
Namun, apabila cara ini tidak dapat melepaskan ikatan abandonment issue ini, maka diperlukannya terapi progresif dari psikolog maupun psikiater yang profesional. Peran dari pihak eksternal juga berdampak terhadap penanganan masalah abandoment tersebut.Â
Oleh karena itu, pihak eksternal dapat membantu proses penyembuhan dengan memberikan kalimat penyemangat bahwa mereka akan menemani selama proses penyembuhan dari ikatan abandoment issue.
Referensi:
- Alive Academy. (2017, Feb 9 ). Retrieved from How to stop fear of abandonment: #1 REAL CAUSE OF FEAR REVEALED: https://youtu.be/inMlhaNWhow
- Fritscher, L. (2020, June 15). Psychology. Retrieved from Understanding Fear of Abandonment: https://www.verywellmind.com/fear-of-abandonment-2671741
- Leonard, J. (2020, February 26). Psychology. Retrieved from What to know about abandonment issues: https://www.medicalnewstoday.com/articles/abandonment-issues
- Shafir, H. (2020, July 17). Retrieved from Abandonment Issues: Signs, Causes & How to Overcome: https://www.choosingtherapy.com/abandonment-issues/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H