Klarifikasi adalah suatu respons dari konselor untuk menyamakan persepsi yang diutarakan konseli. Keterampilan ini digunakan untuk menanggapi pernyataan ambigu, dan mendorong konseli untuk memperjelas kebenaran dari perasaan yang sedang dialami.
Pernyataan ambigu yang dimaksudkan seperti, "Saya merasa telah ditendang amat jauh dari impian saya."
3. Keterampilan konfrontasi
Merupakan keterampilan yang berguna apabila konselor mendapati adanya ketidakstabilan atau sesuatu yang tidak konsisten pada konseli. Ketidakstabilan tersebut dapat ditelisik melalui ungkapan awal dan selanjutnya yang dilontarkan oleh konseli, dan perbedaan antara ungkapan verbal dan bahasa tubuh konseli.
Misalnya, konseli mengutarakan hal menyebalkan yang telah direlakannya, tetapi dari sorot mata yang terlihat ia masih menyimpan dendam atau amarah yang belum tersalurkan dengan benar.
Keterampilan konfrontasi tidak diperbolehkan untuk digunakan di awal fase konseling. Apabila konselor berhasil membangun hubungan yang baik, maka keterampilan ini akan mudah untuk diaplikasikan.
4. Keterampilan genuine
Keterampilan ter-krusial terakhir menurut pandangan penulis yaitu keterampilan genuine, yang berarti asli; tidak menipu. Konselor harus bersikap apa adanya dalam menghadapi konseli. Pikiran, perkataan, maupun perasaan yang sedang dialami konselor harus ditunjukkan secara jujur dengan tetap mempertahankan hubungan baik dengan konseli.
Pantang sekali untuk menutup-nutupi hal yang sesungguhnya terdapat dalam diri konselor. Keterampilan genuine diterapkan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman kecil maupun besar selama proses konseling berlangsung.
Dengan menguasai terutama keempat keterampilan dasar dalam komunikasi terapeutik secara luwes, diharapkan teknik konseling apapun yang digunakan dapat menghasilkan pendampingan yang layak dan mengantarkan kepada keberhasilan pelayanan konseling yang dilakukan.
Jika konseling pada pelaku perundungan dijalankan sesuai prosedur serta penanganan yang tepat, juga telah memenuhi standar keberhasilan yang ditetapkan, kasus bullying yang marak di berbagai kalangan umur ini dapat sedikit demi sedikit dihilangkan.