Mohon tunggu...
Aulia Neka Putri
Aulia Neka Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Al-Farabi sebagai Al - Muallim Al- Thani Dalam Filsafat

17 Mei 2024   18:15 Diperbarui: 17 Mei 2024   18:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al -- Farabi sebagai AL-Mu'allim Al --Thani Dalam Filsafat
By : Aulia Neka Fitri
Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan tafsir UIN Imam Bonjol Padang

Biografi  Al-Farabi

Al-Farabi adalah seorang ilmuwan, filsuf, dan ahli hukum Islam dari Farab, Kazakhstan. Di Barat, ia dikenal dengan berbagai nama seperti Alpharabius, Al Farabi, Farabi, atau Abu Nasir. Ia dianggap sebagai tokoh penting dalam filsafat, sering disebut sebagai "Guru Kedua" setelah Aristoteles yang dikenal sebagai "Guru Pertama." Al-Farabi berperan dalam menerjemahkan teks-teks Yunani pada Abad Pertengahan, dan risalah serta tafsirnya memengaruhi banyak filsuf terkenal seperti Avicenna dan Maimonides.
 
Karya-karyanya membuat Al-Farabi terkenal di dunia Barat dan Timur. Ia lahir di Farab, Kazakhstan, pada tahun 872, dari ayah keturunan Persia dan ibu berdarah Turki. Nama lengkapnya adalah Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi. Sejak kecil, ia menunjukkan kecerdasan luar biasa dan bakat besar dalam berbagai bidang studi.
 
Pada masa awal pendidikannya, Al-Farabi mempelajari Al-Quran, tata bahasa, kesusastraan, ilmu-ilmu agama (fikih, tafsir, dan hadis), aritmetika dasar, hingga musik. Ia kemudian pergi ke Baghdad untuk belajar selama 20 tahun. Pada tahun 920, ia pindah ke Harran di utara Suriah, yang saat itu menjadi pusat kebudayaan Yunani di Asia Kecil, dan belajar filsafat dari Yuhana bin Jilad, seorang filsuf Kristen terkenal. Pada tahun 940, Al-Farabi melanjutkan perjalanannya ke Damaskus dan bertemu dengan Sayf al-Dawla al-Hamdanid, penguasa Aleppo yang mendukung Imam Syi'ah.
 
Al-Farabi adalah seorang komentator ulung filsafat Yunani. Meskipun beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa penguasaan bahasa Yunaninya terbatas, ia berhasil memahami karya-karya Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Dalam dunia filsafat, ia dikenal sebagai "Guru Kedua" karena kemampuannya memahami dan mengembangkan pemikiran Aristoteles. Al-Farabi diakui sebagai filsuf Islam pertama yang berupaya merelevansikan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam dan membuatnya dapat dipahami dalam konteks agama.

Pemikiran Al-Farabi Tentang Negara

Menurut Al-Farabi, manusia adalah warga negara, yang merupakan syarat penting bagi terbentuknya sebuah negara. Ia percaya bahwa manusia, sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada orang lain. Interaksi yang panjang antara manusia ini kemudian membentuk suatu komunitas yang akhirnya menjadi sebuah negara. Al-Farabi berpendapat bahwa negara atau kota adalah unit masyarakat yang paling mandiri dan paling mampu memenuhi kebutuhan hidup serta mengatur ketertiban masyarakat. Keberadaan warga negara sangat penting karena mereka menentukan sifat, corak, dan jenis negara tersebut. Al-Farabi mengklasifikasikan negara ke dalam lima bentuk: Negara Utama, Negara Orang-orang Bodoh, Negara Orang-orang Fasik, Negara yang Berubah, dan Negara Sesat.
Sebagai seorang ilmuwan berpengaruh di dunia Islam dan diakui juga di Barat, Al-Farabi meninggalkan sejumlah karya yang ditulis sepanjang hidupnya.

Karya-karya Al-Farabi di bidang filsafat yang terkenal dan beberapa bidang lainnya.

* Al Madinah Al-Fadhilah
* al Musiqi al Kabir
* Ihsha'u al --Iqa
* Kalam Fi al-Musiqi
* Ihsha'u al-Ulum wa at-Ta'rif bi Aghradhiha
* Jawami as-Siyasa
 
Wafat Nya Al-Farabi

Setelah bertahun-tahun mengembara dan mengabdikan dirinya pada bidang filsafat, Al-Farabi meninggal pada tahun 950 dalam usia 80 tahun. Ia meninggal pada masa ketika Kekhalifahan Abbasiyah mengalami periode kekacauan dan ketidakstabilan politik.

Referensi :
Suprapno. (2020). Filsafat Pendidikan Islam: Kajian Tokoh-Tokoh Pemikiran Islam. Malang: Literasi Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun