Mohon tunggu...
Auliana Utamy
Auliana Utamy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Membaca adalah jendela dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia di Balik Gerbang Sekolah

28 November 2024   09:40 Diperbarui: 28 November 2024   09:59 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Arif. Setiap pagi, Arif bangun dengan semangat. Dia berpakaian rapi, menyisir rambutnya, dan membawa tas sekolah yang penuh dengan buku. Namun, ada satu rahasia yang tidak diketahui oleh orang tuanya dan teman-temannya: Arif tidak pernah masuk ke sekolah.

Setelah melangkah keluar dari rumah, Arif berjalan menuju sekolah seperti biasa. Namun, ketika sampai di gerbang sekolah, dia tidak masuk. Sebaliknya, dia berbelok ke arah hutan yang terletak di belakang sekolah. Di sanalah, di antara pepohonan yang tinggi, Arif menemukan dunianya sendiri.

Hutan itu adalah tempat di mana dia bisa bebas. Dia suka mendengarkan suara burung berkicau, melihat kupu-kupu berterbangan, dan merasakan angin sepoi-sepoi yang menyentuh wajahnya. Arif sering duduk di atas batu besar, membaca buku cerita sambil membayangkan petualangan yang bisa dia jalani.

Hari demi hari berlalu, dan rutinitas Arif tetap sama. Dia menikmati kebebasan di hutan, tetapi di dalam hati, dia juga merindukan teman-temannya. Kadang-kadang, dia melihat mereka bermain di lapangan sekolah, tertawa dan bercanda. Rasa kesepian itu membuatnya merasa bersalah, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan keputusannya kepada orang lain.

Suatu hari, saat Arif sedang asyik membaca, dia mendengar suara langkah kaki. Ternyata, itu adalah Mia, teman sekelasnya. Mia terlihat bingung saat melihat Arif yang duduk sendirian di hutan.

"Arif! Kenapa kamu tidak masuk sekolah?" tanya Mia.

Arif terkejut, tetapi dia tidak bisa berbohong. "Aku... aku suka di sini. Hutan ini membuatku merasa bebas."

Mia duduk di sampingnya. "Tapi, kita semua merindukanmu! Sekolah itu juga menyenangkan. Banyak yang bisa kita pelajari dan lakukan bersama."

Kata-kata Mia membuat Arif merenung. Dia menyadari bahwa meskipun dia menikmati waktunya di hutan, dia juga melewatkan momen berharga bersama teman-temannya.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita belajar bersama di sini?" tawar Arif.

Mia tersenyum. "Itu ide yang bagus! Kita bisa membawa buku dan belajar sambil menikmati alam."

Sejak saat itu, Arif dan Mia mulai menghabiskan waktu di hutan setiap kali mereka tidak memiliki kelas. Mereka belajar bersama, bercerita, dan menjelajahi keindahan alam. Arif merasa lebih bahagia karena bisa berbagi pengalamannya dengan teman.

Akhirnya, Arif memutuskan untuk kembali ke sekolah sepenuhnya. Dia menjelaskan kepada orang tuanya dan guru-gurunya tentang pengalamannya. Mereka semua terkejut, tetapi mereka juga senang karena Arif akhirnya ingin belajar di sekolah.

Sejak itu, Arif tidak hanya menjadi siswa yang rajin, tetapi juga mengajak teman-temannya untuk menikmati keindahan alam. Dia mengajarkan mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan sambil tetap belajar di sekolah.

Hari-hari Arif di sekolah kini penuh dengan tawa, teman, dan pelajaran berharga. Dia menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya ditemukan di hutan, tetapi juga di dalam kebersamaan dengan orang-orang yang dia cintai.

Dari situ, Arif belajar bahwa setiap tempat memiliki keindahannya sendiri, dan tidak ada yang lebih berharga daripada berbagi momen berharga dengan teman-teman dan belajar bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun