Mohon tunggu...
Humaniora

SDM yang Terbunuh di Pendidikan

5 Desember 2017   09:48 Diperbarui: 5 Desember 2017   10:41 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber daya manusia atau SDM merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting di dunia dimana penggerak utama dari keberlangsungan dunia merupakan SDM itu sendiri. Kualitas SDM itu sendiri juga ditentukan melalui tingkat pendidikan yang ditempuh oleh SDM tersebut sehingga keahlian yang dimilikinya dapat terasah dengan baik. Kenapa dalam judul saya kali ini adalah SDM yang terbunuh di pendidikan? Saya akan mengulasnya kali ini.

Masalah ini bisa dijumpai di negara kita Indonesia. Hal ini tentu sangat miris mengingat negeri ini merupakan negeri yang memiliki SDM cukup besar. Indonesia bahkan negara yang sangat subur dengan pertania, pertambangan dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya di Indonesia tak semua kekayaan tersebut mampu dikelola negara sendiri. Tentunya ini menimbulkan pertanyaan bagaimana negara yang memiliki kekayaan SDA melimpah dan SDM yang cukup banyak namun tak dapat mengelola kekayaan negaranya sendiri.

Sejak kecil orang tua mengarahkan anaknya untuk  menjadi seorang berjas, berpangkat dan pekerjaan kantor lainnya seperti dokter, polisi, pilot dan lain sebagainya. Namun jarang orang tua masa kini yang mengajarkan anaknya mengenai pertanian, peternakan dan sejenisnya. 

Karena menurut sebagian besar orang tua ingin agar anaknya lebih maju daripada orang tuanya. Karena itulah  mengapa saat ini jarang ditemukan SDM Indonesia yang menjadi ahli pertanian maupun peternak yang mampu mengembangkan pertanian dan peternakan di negara yang terkenal akan alamnya yang mengagumkan ini.

Pendidikan Indonesia juga hanya terpusat pada ibu kota saja yang mana pendidikan belum sepenuhnya merata di seluruh Indonesia. Miris memang, bahkan sistem ujian yang terlalu rumit seperti saat ini yang cenderung menggunakan komputer sebagai tempat ujiannya tentu menyulitkan beberapa siswa di daerah tertentu merasa kesulitan karena level pendidikan mereka yang berbeda satu sama lain. 

Bahkan dalam pembelajaran tak banyak yang sesuai denga kondisi real di lapangan. Bahkan tak hanya di tingkat sekolah saja bahkan universitas juga tidak begitu sama dengan kondisi di masyarakat.

Hal ini lah yang menyebabkan SDM banyak terbunuh oleh pendidikannya sendiri. Karena ketidak sesuaian dengan porsi pendidikan yang seharusnya. Bahkan terkadang ada beberapa orang yang merasa menyesal bahkan merasa paling bodoh walaupun sudah mencapai pendidikan di perguruan tinggi namun saat dijumpai di lapangan sangat berbeda dengan apa yang di keluarkan dalam pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun