Mohon tunggu...
Aulia Kholilah
Aulia Kholilah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana UNISMA BEKASI dan Direktur Al-Qur'an SMA Model Ar-Riyadh IC

mengajar alquran dan mahasiswi pascarasarjana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan, Siapa Saja yang Terlibat?

24 Juli 2024   20:14 Diperbarui: 24 Juli 2024   20:26 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini fungsi keluarga tidak berjalan lagi dengan baik, bahkan ironis keluarga menjadi tempat yang membosankan bagi anak-anak. Padahal fungsi utama keluarga adalah tempat Pendidikan utama untuk pembentukan karakter utama seorang anak. Namun belakangan ini malah banyak sekali berita yang sangat miris dan bertolak belakang dengan fungsi keluarga tersebut, banyak anak yang membunuh ibunya, anak yang membunuh ayah dan ibunya, bahkan pergeseran moral seperti banyak seperti banyaknya pelajar yang sudah melakukan hubungan seksual.[1] 

 

Secara psikologis seseorang yang mau berpacaran atau bahkan sampai melakukan hubungan seksual itu biasanya disebabkan oleh kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarganya dalam hal ini terkhusus orang tuanya. Sehingga mereka merasa tangka cinta yang mereka butuhkan itu kosong dan mengharuskan mereka mencari isi tangkinya sendiri dengan cara berpacaran. Karena dengan berpacaran mereka bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari seseorang yang memang seharusnya mengisi tangki cingta mereka itu dalam hal ini orang tuanya. Jadi mereka penasaran dan ingin mendapatkan perhatian dan juga rasa kepercayaan dan juga rasa cinta yang biasanya dihadirkan oleh lawan jenis. Maka dari itu, kita sebagai orang tua harus memberikan asupan cinta kepada anak agar mereka tidak mencari asupan cinta itu diluar sana yang mengakibatkan kepada hubungan seks bebas. 

 

Tangki cinta adalah sebuah pemenuhan kebutuhan emosi dasar seseorang, yakni cinta dan kasih sayang. Seperti sentuhan fisik, memberikan pujian, quality time, memberikan hadiah, memberikan Tindakan atau interaksi nyata, seperti mendengarkan saat ia bercerita, memberikan pujian atas capaian yang telah diraihnya, bermain permainan yang disukainya dan sebagainya. [2]

 

Sebelumnya kita sebelum kita bahas lebih jauh, apa sih pendidikan itu? merujuk pada pasal 3 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[3] Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan, serta pandangan keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan. Dengan demikian, keluarga merupakan tempat dimana dasar-dasar pendidikan berupa nilai-nilai agama, budaya, moral serta aturan main dalam pergaulan itu harusnya dilakukan di dalam keluarga. 

 

Nah, selanjutnya ada pendidikan di dalam tempat ibadah, rumah, di dalam sekolah, dan juga di masyarakat. Namun, pergeseran ini memang benar terjadi adanya karena orang tua itu biasanya sudah melepaskan anak. Jadi kalau mereka menganggap sudah menyekolahkan anak di sekolah, apalagi sekolah full day yang dari pagi sampai sore itu mereka (orang tua) seperti lepas tangan. Padahal dari situ seharusnya terjadi kerjasama yang baik antara rumah, sekolah dan juga tempat masyarakatnya atau tempat mereka bersosialisasi yaitu teman-temannya dan juga lingkungan kesehariannya.

 

Pendidikan Islam yang meletakkan segala perkara dalam posisi yang alamiah memandang seluruh aspek perkembangan sebagai sarana mewujudkan aspek ideal, yaitu penghambaan dan ketaatan kepada Allah swt serta apliksai keadilan dan syariat Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pendidikan Islam itu mencakup pemeliharaan seluruh aspek perkembangan, baik itu aspek material, spiritual, intelektual, perilaku sosial, dan apresiasi. Hal yang penting lainnya adalah Islam mengarahkan perkembangan tersebut ke arah perwujudan tujuan pendidikan yang tinggi.[4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun