KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERTUMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENJOENJOENG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA
Â
Itulah isi dari sumpah pemuda yang dibacakan pada 28 Oktober 1928 dalam acara Kongres Pemuda (sumber). Delapan sembilan tahun sudah sumpah pemuda dibacakan oleh para perwakilan pemuda pada saat itu. Bercermin dari isi sumpah pemuda, sangat berkaitan dengan arti dari BHINEKA TUNGGAL IKA yaitu Walau Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua.
Sangat jelas sekali bahwa pada pemuda saat itu sangat menjunjung tinggi persatuan atas setiap perbedaan yang dimiliki oleh bangsa ini, bangsa Indonesia. Menyatukan dari latar belakang suku, budaya dan agama menjadi satu wadah naungan yaitu Indonesia yang tujuannya adalah untuk membangkitkat rasa semangat bela negara, mengharumkan kembali nama bangsa Indonesia dari sergapan para penjajah pada masa itu. Cukup banyak pengorbanan para pemuda dan pemudi Indonesia pada masa itu untuk membela dan mengharumkan kembali nama bangsa ini.
Tentunya untuk pada masa yang serba modern dan canggih ini, sepatutnya para pemuda dan pemudi Indonesia mengikuti jejak semangat para pemuda dan pemudi pada delapan puluh sembilan tahun yang lalu. Semangat untuk membela negara dan mengharumkan nama bangsa, namun dengan cara yang lebih baik yaitu mengukir prestasi demi prestasi baik dimulai dari tingkat desa sampai tingkat internasional. Tentunya hal itu akan sangat lebih kuat apabila banyak yang mendukung, membantu para pemuda dan pemudi Indonesia untuk mengukir suatu prestasi dan mengharumkan nama bangsa ini.
Contoh nyata yang penulis ambil dari sudut pandang pribadi adalah terbentuknya timans U-19 dengan komposisi pemain yang berasal dari Sabang sampai Marauke. Kita tahu bahwa sang pelatih, Indra Sjafri, turun langsung ke tiap pelosok Indonesia melihat bibit-bibit berbakat dalam bidang sepakbola bertujuan untuk menyatukan setiap perbedaan yang ada menjadi suatu kesatuan yang utuh atas nama Indonesia. Semangat yang sama dibwak yaitu semangat membela negara.
Contoh lainnya adalah para penggiat seni digita yang sedang ngetren saat ini, seperti youtube dan instagram. Mereka juga berasal dari latar belakang yang berbeda-beda kemudian disatukan dalam wadah atas nama kreativitas untuk menandakan bahwa para pemuda dan pemudi Indonesia juga memiliki kreativitas yang bisa ditampilkan dan disandangkan pada tingkat internasional.
Semua itu kembali lagi kepada makna dari sebuah perbedaan yang menjadi sebuah kesatuan yang utuh. Melepaskan ego masing-masing, memperkuat visi bersama, mengharumkan nama bangsa. Apabila itu terjalin dengan baik, maka bangsa ini akan jauh lebih berprestasi dan dikenal.
catatan : tulisan ini juga saya tampilkan dalam website blog pribadi di www.auliakhalqillah.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H