Mohon tunggu...
Aulia Istinganah
Aulia Istinganah Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWI

Mahasiswi Universitas Sains Al-Qur'an

Selanjutnya

Tutup

Money

Tantangan Profesi Akuntan pada Era Industri 4.0

29 Juni 2019   21:29 Diperbarui: 29 Juni 2019   21:53 6920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh Aulia istinganah dan dyan ulfah

Tantangan Profesi Akuntan pada Era Industri 4.0
Pada saat ini kemajuan teknologi berkembang sangat pesat. Berbagai kemudahan banyak di tawarkan guna mempermudah pekerjaan manusia. Saat ini kita sedang berada di Era Revolusi Industri 4.0, dimana peran industri  membawa perubahaan pada penyesuaian pekerjaan pada manusia, mesin, teknologi dan proses di berbagai bidang profesi, termasuk profesi akuntan.


Revolusi Industri keempat adalah terjadinya aplikasi Artificial intelligence (AI). Transformasi industri berbeda dengan pendahuluannya dalam beberapa aspek dan revolusi industri juga ditandai dengan kemunculan super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, cloud computing, sistem big data, rekayasa genetika dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.


Dampak dari revolusi industri yaitu menimbulkan banyak anggapan bahwa profesi akuntan akan tergantikan dengan adanya big data dan cloud computing. Anggapan yang seringkali terbesit yakni sebagian  besar tugas akuntan sudah tergantikan oleh kecanggihan teknologi maka tidak perlu merekrut terlalu banyak akuntan. 

Namun juga ada yang beranggapan bahwa adanya big data dan cloud computing justru memudahkan pekerjan para akuntan. Karena dengan adanya big data dan cloud computing membuat akuntan untuk berinovasi guna menghadapi perkembangan jaman, dan meningkatkan efesiensi. Selain itu dapat meningkatkan efektifitas perusahaan dimana mereka bekerja.


Dengan adanya dampak Revolusi Industri 4.0 tentunya ada yang bersifat positif dan negatif bagi para akuntan tergantung dari sudut pandangnya. Maka bagi seorang akuntan dengan ada revolusi tersebut mejadikan tantangan yang perlu di perhatikan. 

Salah satu tantangan yang timbul adalah perkembangan aplikasi baru yang menjadikan peran akuntan tidak di butuhkan lagi. Persaingan antara pekerja akuntan untuk berlomba -- lomba membuat inovasi baru guna mempertahankan posisi mereka. Kecerdasan mesin semakin pintar dan murah, mengakibatkan lebih memilih beralih pada mesin dibandingkan tenaga manusia karena lebih sedikit mengeluarkan biaya.


Peran Profesi Akuntan
Menristekdikti berpesan agar para akuntan di era digital tidak boleh memandang sebelah mata dampak dari teknologi, dan perlu menguasai data non-keuangan seperti data analysis, information technology development, dan leadership skills. Ia mengungkapkan penggunaan big data dan cloud computing dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan akuntan, dan saat ini sudah banyak perusahaan yang mengengembangkan teknologi ini (big data dan cloud computing).


Beberapa tantangan profesi akuntan antara lain:
 1) Penggunaan aplikasi mobile bagi perusahaan, sehingga pemilik dan pimpinan perusahaan bisa mengakses data akuntansi/bisnisnya dari telepon genggam, tablet, atau smartphone
2) Mengelola data korporasi berbasis internet.
3) Pengukuran dan penilaian biaya dan manfaat penggunaan teknologi, pada dunia cloud computing dan social networking.
 4) Akuntansi akan berkurang karena penggunaan perangkat lunak sehingga akuntansi dijalankan secara mandiri.


Dengan demikian audit laporan keuangan akan berbasis realtime, regulator dan auditor langsung menarik data secara otomatis dari sistem dan sensor melekat pada kegiatan operasional Perusahaan.


Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo sekaligus Dewan Pengurus Nasional IAI menerangkan, tantangan akuntan profesional saat ini bagaimana menjaga akuntabilitas dengan model bisnis dalam perkembangan teknologi dan inovasi yang semakin kompleks. Hal itu membuat banyak risiko belum dapat dipetakan. Menurutnya pengukuran aset konvensional akan bergeser ke arah pengukuran aset tak berwujud seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi.


"Peranan akuntan profesional mengurai complexity dengan memberi solusi dengan independensi dan kecintaan pada negeri menjadi clarity dalam rangka memberikan kontribusi untuk mewujudkan prosperous society," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun