Mohon tunggu...
Aulia Isna Ulinnuha
Aulia Isna Ulinnuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta NIM: 21107030153 Asal dari Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gen Z: Si Paling Nggak Sabaran!

18 Mei 2022   18:20 Diperbarui: 18 Mei 2022   18:27 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar diambil dari m.brilio.net

Gen Z bisa dibilang generasi tidak sabaran, gaya hidup kita instan, apapun yang kita butuh kita bisa dapatkan dengan menyentuh gadget kita saja. Yang jelas kita ingin segalanya yang cepat, ini contohnya pencapaian karir, menyelesaikan pendidikan, waktu menikah. Dan sekarang kita dipenuhi dengan berbagai macam tuntutan, pertama tuntutan untuk flexing, kedua kita juga terbiasa dengan hidup instan, ketiga kita semakin boros bisa ke arah yang bagus namun bisa juga ke arah yang tidak bagus.

Mulai banyak juga nih tuntutan dari generasi atas, misal orang tua yang menuntut untuk lulus cepat, cepat punya rumah, tuntutan untum cepat nikah. Tapi sayangnya semua sekarang harga-harga makin mahal, terus sekarang orang-orang pada bilang lebih stres dan cemas daripada dulu.
Salah satu ciri dari Gen Z adalah instan, efektif, dan efisien.

Generasi sekarang ini punya refleksi buat menyelesaikan masalah yang kita hadapai sekarang dan saat ini juga. Ini di temui di beberapa aspek belakangan ini contohnya ada suatu barang yang habis di rumah kalian misal beras kalian tinggal buka aplikasi langsung cekout aja dan barangnya pun bisa sampe dalam satu hari yang sama. Contoh lain di SosMed kalian bisa mencari gosip terbaru juga sudah ada yang merangkumin, tidak harus kita berkumpul lalu mengobrol tentang gosip terbaru. Hal ini ada sisi positif nya yaitu teknologi udah membantu kita untuk lebih nyaman dan mandiri dari generasi sebelumnya.

Siapa yang tidak mau hidup nyaman? Pasti semuanya mau hidup nyaman. Tapi disisi lain ada satu masalah yang muncul, kita jadi mau segala hal yang instan, jadi orang yang nggak sabaran , jadi cemas dan lain sebagainya.
Ada salah satu tokoh bernama Naval Ravikant beliau bilang bahwa jaman sekarang yang jadi masalah adalah kebanyakan bukan kesedikitan atau bukan kelangkaan. Maksudnya jadi kalau jaman dulu masalah-masalah orang seperti tidak bisa makan, tidak bisa dapat kerja. Tapi sekarang masalahnya berbeda lapangan pekerjaan sudah banyak banget, udah ada ratusan ribu lapangan pekerjaan dibandingkan dahulu yang hanya ribuan saja.

Dulu orang paling saat ditanya mau jadi apa ya jawabanya pns, dulu orang mendengarkan musik juga mungkin hanya beberapa band yang ada pada tahun itu contohnya piterpan, shela on 7. Kalau sekarang informasi udah bejibun banget. Sayangnya dengan hal yang bejibun ini, mulai dari makanan, informasi, termasuk juga jalan karir. Terus gimana informasi yang banyak sliweran dan kita dapetin dengan mudah jadi gampang banget buat kiya kena hoax. Karena sekarang ini jaman yang terjadi adalah jaman ketika kebanyakan dan manusia tidak bisa merespon itu.


Manusia ya memang pingin nya mendapat sesuatu itu sekarang daripada nanti, jadi kalau diminta buat sabar untuk mendapatkan reward bisa jadi agak susah. Sayangnya semua hal yang instan itu ada konsekwensinya mungkin bayar lebih mahal untuk mendapatkan sesuatu dengan cepat yang membuat kalian entah capek, kena mental. Sekarang ini yang sedang ngetrend adalah fast living, sekarang narasi-narasi tentang slow living tentang munimalism yang melawan kehidupan yang serba cepat itu cukup ngetrend mulai dari 2011.


Sebenarnya kalau kalian udah ngerasa cemas, kalau kalian udah mulai bete ni sama fast living, coba deh terapin yang namanya slow living atau minimalism. Jalani aja dengan slow atau santai tidak usah di buru buru. Kalau misal mau lulus ya tepat waktu atau 4 tahun, tapi disini juga bukan mengjudge orang yang lulur tidak tepat waktu atau banyak yang bilang telat. Tapi kalau telat lulus karena malas itu juga nggak bagus juga. Namun kalau kalian lulus telat memang karena kesengajaan misal kalau lulus tepat waktu masih belum tau mau ngapain gitu ya misalnya lulus lebih lama atau memutuskan untuk nanti nikahnya, nanti punya anaknya. Nah itu mungkin adalah soal slow living tapi ingat harus dibedain sama malas ya. Kalau misalnya malas ya jangan dijustifikasi kalau kalian selalu slow living.


Yang kedua kalian bisa menerapkan minimalism. Dan minimalism ini sebenarnya ada digital dan physical jadi kalau misalnya physical seperti yang sudah kita tau selama ini udah banyak orang yang mempraktekkan misal model bajunya itu-itu aja modelnya, nggak pernah beli fashion yang penting-penting aja barang mungkin cuma ada 50 biji gitu dirumah nah itu bisa dibilang physical tapi bukan masalah jumlah barangnya namun masalah mindset.


Untuk yang digital contohnya misal seseorang mengunfol followersnya demi ketenangan batin nya. Contoh lain misal kita subscribe suatu chanel youtube namun pada suatu saat isi pada chanel tersebut tidak kalian suka boleh boleh saja untuk unsubscribe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun