Mohon tunggu...
Aulia Indra Ramadhani
Aulia Indra Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Malang

Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Gangguan Disleksia pada Anak, Mommys Harus Tahu Ini

7 April 2022   10:51 Diperbarui: 7 April 2022   11:00 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, tetapi tidak berhenti begitu saja. Indonesia harus memiliki cita-cita dan tujuan untuk masa depan bumi pertiwi ini. Cita-cita dari bangsa Indonesia ini yaitu mewujudkan masyarakat yang adil, Makmur sesuai dengan UUD RI dan Pacasila. Semantara tujuan dari Negara Republik Indonesia ada di UUD RI 1945 di alena keempat yang berbunyi:

"..melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu susunan Negara Repblik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan..."

Berdasarkan tujuan yang tertuang di atas khusunya yang tulisan bercetak hitam, peserta didik harus mampu menerima segala informasi berupa pengetahuan yang telah diberikan oleh pendidik. Salah satu kemampuan yang harus dikuasi peserta didik yaitu kemampuan berbahasa dan membaca. Membaca dapat membantu anak untuk menerima pengetahuan melalui tulisan. Menambah pengetahuan atau informasi melalui bacaan.

Memang benar setiap anak memiliki masa perkembangan yang berbeda-beda, namun terkadang anak ada beberapa hambatan dalam masa perkembangannya. Salah satu hambatan yaitu kesulitan dalam membaca atau disebut dengan disleksia. Apa itu disleksia? Menurut Loeziana dalam jurnalnya dituliskan, disleksia adalah suatu gangguan yang berpusat pada sistem saraf, yang karenanya penderita mengalami  kesulitan dalam hal membaca, menulis, megeja, atau dapat dikatakan kesulitan dalam mengenali huruf huruf pada tulisan. Anak yang mengalami disleksia juga akan kesulitan dalam memecahkan suatu simbol atau kode, termasuk proses fonologi (pengucapan).

Masih dengan definisi disleksia menurut Ketua Pelaksana Harian Asosia Disleksia Indonesia dr. Kristiantini Dewi yang dituliskan di jurnal Tammasse menjelaskan, disleksia merupakan gangguan dengan dasar kelainan nerurobiologis dan ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat atau akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengode simbol. Disleksia memiliki dua macam yaitu developmental dyslexia dan acquired dyslexia. Kalau dilihat dari namanya memang sulit dimengerti, tenang di artikel ini akan mencantumkan pengertian dua macam disleksia tersebut.

Menurut Tammasse Developmental Dyslexia biasanya bawaan sejak lahir dan karena faktor genetis atau keturunan. Tidak hanya kesulitan membaca tetapi mereka juga kesulitan dalam mengeja, menulis dan beberapa aspek bahasa yang lain. Sedangkan acquired dyslexia, yaitu gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca.

Permasalahan anak yang mengalami ganggaun disleksia yaitu kesulitan dalam membaca, mengeja, menulis, berbicara, dan mendengar. Beberapa juga akan mengalami kesulitan dengan angka. Kata Loeziana, beberapa anak yang mengalami disleksia juga akan mengalami kesulitan dengan angka, karena adanya kelainan neurologis yang kompleks, kelainan struktur otak.

Dapat dilihat pengertian disleksia yaitu salah satu hambatan belajar anak yaitu kesulitan membaca. Ternyata membaca bukal hal yang sederhana, jika kita merasakan memang mudah membaca suatu tulisan tetapi ternyata membaca itu merupakan proses kompleks yang melibatkan kedua belahan otak atau bisa disebut dengan Hemisfdi. Dan membaca memiliki persyaratan yang khusus yaitu;

  • Tidak ada gangguan penglihatan dan pendengaran yang berat
  • Pemahaman bahasa verbal
  • Baik dalam mempergerakkan bola mata untuk mengikuti abjad
  • Tidak memiliki gangguan motorik untuk berbicara.

Membaca juga akan berkembang sejak ia lahir sampai ia benar-benar menguasai cara membaca. Menurut jurnal yang ditulis Tammasse, gejala disleksia yaitu;

  • Kesulitan mengenal kelompok huruf
  • Kesulitan mengubungkan antara huruf dengan bunyi
  • Kesulitan dalam membantuk suku kata
  • Pembalikan posisi huruf
  • Kekacauan dalam mengeja
  • Keraguan dalam mengucap kata
  • Kurang memahami arti kalimat

Menurut Hargio dalam jurnal Tammasse gejala disleksi yang lain yaitu;

  • Daya ingat jangka pendek yang buruk
  • Kesulitan memahami kalimat yang dibaca ataupun yang didengar
  • Tulisan tangan yang buruk
  • Mengalami kesulitan mempelajari tulisan sambung
  • Kesulitan dalam mengingat kata-kata

Tetapi gejala ini dapat diatasi tetapi dilihat dari tingkat keparahannya. Hal yang pertama yang dapat para mommys lakukan adalah yaitu;

  • Menggunakan media belajar, anak yang mengalami gangguan ini lebih tertarik dengan gambar, jadi disleksia cenderung lebih mudah memahami sesuatu dengan gambar.
  • Tingkatkan motivasi belajar pada anak, dengan meningkatkan motivasi belajar anak akan akan terdorong untuk belajar. Salah satu cara yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak yaitu membacakan cerita atau dongeng yang menarik, kemudian bisa memberitahukan si anak manfaat dan keuntungan yang bisa diperoleh dengan membaca dan menulis.
  • Tingkatkan rasa percaya diri anak, anak-anak akan merasa malu melihat teman-temannya sudah bisa membaca sementara si anak belum bisa, ini akan menimbulkan depresi dan kehilangan kepercayaan diri anak. Rasa kepercayaan diri anak sangat penting dalam mengatasi gangguan ini.
  • Jangan pernah menyalahkan anak tas kondisi yang ia alami, beberapa orang tua mungkin tidak siap dengan gangguan yang dialami oleh anaknya yang malah menyalahkan anak karena kondisinya. Padahal kondisi ini bukan kesalahan si anak, namun karena da kesalahan dalam otak anak.

Jadi mommys harus mendampingi anak maupun anak memgalami gangguan dalam perkembangannya, karena anak buth sekali dukungan dan dampingan dari orang sekitarnya. Jika para pembaca ingin melihat kisah inspiratif orang tua yang anaknya mengalami gangguan ini bisa lihat video dibawah ini ya:


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun