Mohon tunggu...
Aulia Indra Ramadhani
Aulia Indra Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Malang

Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gangguan Bahasa Verbal, Para Orang Tua Harus Tahu Ini

1 April 2022   17:06 Diperbarui: 1 April 2022   17:12 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dari Halodoc

Bahasa merupakan sarana kita untuk berkomunikasi, berinteraksi dengan manusia lainnya. Bahasa dianggap sebagai alat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaaan yang kita rasakan kepada orang lain. Menurut Masitoh dalam jurnalnya, seseorang yang mempunyai keterampilan bahasa yang baik akan lebih mudah menyerap informasi baik secara lisan maupun tulisan.

            Dalam keterampilan bahasa ada 4 aspek yang harus dikuasai yaitu menyimak, mendengarkan, berbicara dan menulis. Setiap manusia harus menguasai 4 aspek dalam bahasa agar manusia tersebut bisa terampil berbahasa secara lisan maupun tulisan. Keterampilan bahasa ini sifatnya tidak turun menurun melainkan alamiah, setiap manusia dapat berbicara.

            Pada saat masih anak-anak kita hanya bisa mengeluarkan ocehan yang tidak bergitu jelas (bubbling) ataupun bergumam. Seorang  bayi yang awalnya hanya bisa bubbling lama kelamaan bahasanya akan berkembang, memiliki pembendaharaan yang banyak, tetapi tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat ada juga yang membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu orang tua harus pintar-pintarnya memberi stimulus agar bahasa verbal anak bisa berkembang dengan semestinya.

            Bahasa verbal adalah bahasa yang berbentuk lisan (berbicara) ataupun berbentuk tulisan. Menurut dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sumatera Utara yaitu Tri Indah Kusumawati, komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan atau bentuk komunikasi kata-kata, baik dalam bentuk percakapan maupun lisan (speak language). Bahasa verbal ini tentunya memiliki peran besar dalam hal berkomunikasi, karena ide, pemikiran, perasaan akan mudah tersampaikan dan dapat dimengerti oleh lawan bicara.

            Setiap manusia memiliki dua kemampuan berbahasa verbal yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif dan bahasa ekspresif sudah pernah saya tulis sebelum artikel ini, tetapi akan saya akan singgung sedikit bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif adalah kemampuan seseorang untuk menyerap, menerima informasi berupa simbol (suara, gerakan, tanda, simbol yang sudah disepakati). Hal yang terpenting terkait dengan bahasa reseptif yaitu;

  • Mendengar
  • Anak pasti belajar bahasa reseptif terlebih dahulu sebelum bahasa ekspresif
  • Syarat, jika anak tidak bisa menguasai bahasa reseptif, anak tidak bisa berkomunikasi

Sementara bahasa ekspresif adalah kemampuan seseorang menyampaikan informasi. Jadi perbedaan bahasa reseptif dengan bahasa ekspresif, jika bahasa reseptif menyerap informasi sedangkan bahasa ekspresif adalah menyampaikan informasi.

            Kemampuan bahasa verbal baik reseptif maupun ekspresif harus dikembangkan sejak usia dini agar ia tidak memiliki gangguan dalam bahasanya. Ciri-ciri anak yang mengalami bahasa reseptif yaitu;

  • Kesulitan memahami dan mendengarkan
  • Sulit berkomunikasi dengan teman sebanyanya
  • Tidak emngikuti instruksi yang dapat diikuti oleh anak yang sesuainya
  • Mengulangi instruksi
  • Kosa kata yang dimiliki lebih sedikit daripada anak yang tidak mengalami gangguan reseptif.

Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan bahasa ekspresif yaitu;

  • Kesulitan mengekspresikan apa yang ingin disampaikan
  • Kesulitan menulis cerita
  • Mengucapkan kalimat yang tidak dimengerti
  • Kesulitan menyatukan kalimat
  • Sering berkata,"aa" dan "umm"
  • Kesulitan menemukan kata yang tepat kaetika berbicara.

Ciri-ciri gangguan diatas pasti ada penyebabnya yaitu;

  • Kurangnya interaksi dengan orang tua
  • Kurangnya model pengajaran bahasa
  • Hambatan pada otak dan syaraf
  • Kurangnya motivasi untuk berbicara
  • Sering menonton televisi, dengan anak sering menonton tv, ia hanya dapat menerima informasi bukan menyampaikan informasi. Televisi ini hanya bekerja satu arah.
  • Lingkungan sekitar anak

Gangguan bahasa verbal ini tidak selamanya dialami pada anak, gangguan ini dapat diobati dengan cara terapi. Terapinya bukan sembarang terapi ya bunda-bunda, tetapi terapi yang pada ahlinya saja. Terapi yang dimaksud yaitu terapi wicara. Tetapi terapi ini memerlukan waktu yang lama, tergantung tingkat keparahan gangguan yang dialami si anak.

Terapi wicana menurut Sunanik dalam jurnalnya, terapi ini untuk melatih anak untuk terampil mempergunakan sistem ecoding berupa kemampuan mempergunakan arahan untuk bicara, menggerakkan lengan tangan dan tubuh yang lain, serta ekspresi wajah.

Sedangkan dalam pengtahuan anak diharapkan mampu mengerti tentang cara mengunggkapkan seluruh bunyi dengan benar, mengevaluasi bicaranya sendiri berdasarkan pengamatan visual, audiotori, dan kinestesis. Sementara untuk sikap diharapkan anak berperilaku baik terhadap ornag lain sehingga emosi anak berkembang dengan seimbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun