"Telah menjadi kodrat bahwa bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan manusia."Kutipan tersebut saya ambil dari jurnal yang berjudul Pemerolehan Bahasa Kedua Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-kanak Dewi Masyithoh Kraton Kecong Jember. Ungkapan tersebut memang benar bahasa sangat digunakan dalam hal berkomunikasi dan memahami bahasa secara tulisan. Tanpa adanya bahasa kita tidak dapat menyampaikan informasi, apa yang kita rasakan dan apa yang kita inginkan kepada orang lain. Setiap manusia harus bisa menguasai bahasa agar dia bisa hidup dan berkomunikasi di lingkungannya.
      Bahasa yang pertama kali anak terima adalah bahasa Ibu, bahasa yang langsung didengar pertama kali yaitu datangnya dari sang Ibu. Bahasa pertama juga dikenal dengan B1. Sering bertambahnya usia, bertambah dewasa sang anak akan memperoleh bahasa selanjutnya yaitu bahasa ke dua, yang biasa kenenal dengan B2. Anak akan memperoleh bahasa selain bahasa Ibu.
      Tentu saja pemerolehan bahasa itu banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial anak, dan juga tingkat kognitif anak yang ia miliki. Pemerolehan bahasa ini dibagi menjadi dua yaitu pemerolehan bahasa Ibu (B1) dan pemerolehan bahasa kedua (B2). Pemerolehan bahasa pertama ini diperoleh anak dengan cara ia meniru bahasa keluarganya. Bahasa pertema-pun biasanya diperoleh tanpa sadar bahwa si anak telah mempelajari bahasa pertama.
      Setelah si anak memperoleh bahasa pertama ia akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu perolehan bahasa kedua. Jika bahasa pertama diperoleh tanpa sadar, bahasa kedua sebaliknya yaitu diperoleh dengan sadar bahwa si kecil sedang mempelajari bahasa kedua. Dalam pemerolehan bahasa kedua anak-anak biasanya mengalami;
- Anak-anak menyadari terjadinya proses pemerolehan bahasa kedua
- Anak-anak memperoleh bahasa kedua di bangku sekolah dan waktu untuk memperoleh bahasa kedua lebih terbatas.
- Anak-anak memperoleh bahasa kedua karena memiliki dorongan motivasi instrumental seperti di kecil mendapatkan nilai yang baik dan rasa malu.
- Pemerolehan bahasa kedua juga bisa dibantu dengan media atau alat bantu pembelajaran tiruan (artifisial).
- Pemerolehan bahasa kedua cenderung terencana.
Menurut Yudiana Sesi Bitu dalam jurnalnya yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Kedua yaitu;
- Usia, pemerolehan bahasa yang efektif ketika anak berusia dibawah lima tahun. Ketika anak berusia balita potensi untuk memperoleh bahasa kedua itu tinggi, jadi guru dan orang tua harus mengoptimalkannya dengan baik.
- Lingkungan dan kebiasaan, keberhasilan pemerolehan bahasa kedua dalam suatu lingkungan sangat dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan, seperti hasil penelitian Weiyun He yang dituliskan dalam jurnal ini menunjukkan bahwa saat awal Jason pindah ke Amerika kemampuan bahasa Inggrisnya sangat berkurang, sehingga orang tuanya meningkatkan potensi penggunaan bahasa Inggris di rumah. Pengaruh kebiasaan-kebiasaan menggunakan bahasa Inggris di rumah menyebabkan Jason menjadi sangat fasih dan mahir dalam menggunakn bahasa Inggris.
- Pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa kedua, Menurut Yudiana Sesi Bitu yang mengamati masyarakat Sumba yang berkomunikasi sehari-harinya menggunakan bahasa kedua yaitu bahasa Indonesia. Dari pengamatan penulis diketahui bahwa struktur bahasa pertama sangat berpengaruh terhadap transfer bahasa kedua.
- Motivasi, dengan adanya motivasi dorongan untuk memperoleh bahasa kedua akan semakin kuat. Misalnya, seseorang bersaha mempelajari bahasa Inggris karena ia nantinya akan melanjutkan studynya ke luar negeri.
Dari penjelasan diatas muncul-lah pertanyaan,"kapan sebaiknya anak diperkenalkan dengan bahasa kedua?." Mengutip dari hallosehat idealnya yaitu pada usia 3 tahun, karena pada usia 3 tahun ini merupakan masa anak untuk berpikir, bahasa, bakat, dan lain sebagainya. Usia 3 tahun seharusnya anak sudah bisa atau fasih menggunakan bahasa Ibu, dan bersiap untuk mempelajari bahasa kedua (B2).
      Setelah anak memperoleh bahasa kedua, apa manfaat dari memperoleh bahasa kedua?. Manfaat anak memperoleh bahasa kedua yaitu;
- Meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa
- Anak juga mudah mempelajari bahasa-bahasa lainnya. Dikutip dari situs halodoc, penelitian Dr. Patricia Kuhl di Universitas Washington, dimana anak dengan usia 8 sampai 12 tahun mulai fokus pada bahasa Ibu, tetapi jika si anak disajikan bahasa kedua misalnya bahasa Inggris maka anak akan bisa membedakan suara bahasa kedua dengan bahasa pertama yaitu bahasa Ibu.
- Meningkatkan kemampuan otak, anak yang bilinguak itu akan lebih bauk dalam menyelesaikan tugas yang membutuhkan ke ahlian multi-tasking daripada dengan anak yang hanya menguasai satu bahasa. Beberapa penelitian juga beranggapan bahwa anak yang pintar itu anak yang bisa menguasai dari satu bahasa.
Bahasa kedua merupakan bahasa yang diperoleh anak dengan rasa sadar. Bahasa kedua juga diperoleh setelah anak menguasai bahasa pertama. Dengan kata lain bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh anak di luar dari lingkungan keluarga. Banyak faktor yang mempengaruhi bahasa kedua anak salah satunya yaitu bagaimana orang tua dan guru menstimulus dengan cara yang baik dan efektif. Jika para pembaca ingin mengetahui lebih lanjut bisa menonton video dibawah ini:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H