Mohon tunggu...
Aulia Indra Ramadhani
Aulia Indra Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Malang

Tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jika Ada Permasalahan Pada Area Broca dan Wernicke Apa Cara Berkomunikasi Kita Juga Akan Terganggu?

4 Maret 2022   19:36 Diperbarui: 9 Maret 2022   15:38 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo teman-teman kali ini kita akan membahas tentang area broca dan area wernicke. Apa sih area broca dan wernicke? Area broca adalah salah satu bagian dari otak yang khususnya untuk motorik berbicara dan memproduksi kata-kata. Letak broca sendiri terletak di girus frontal, terdiri dari area brodmann 44 dan 45. Nama broca diberikan oleh penemunya yaitu Paul Broca. Sementara area wernicke adalah pusat untuk memproses kata-kata yangg kita ucapkan. Untuk letak pasti area wernicke masih dalam berdebatan, tetapi diperkirakan area wernicke ini terletak di lobus temporal dan terdiri dari area brodmann 22. Brodmann 22 juga dikenal "secondary audiotory cortex" yang berisi wernicke yang terlibat dalam pemahaman bahasa. Untuk pemberian nama wernicke juga diberikan oleh penemunya yaitu Carl Wernicke yang merupakan dokter di Jerman. Jadi tugas broca untuk memproduksi kata-kata, sementara wernicke berperan memahami perkataan.

            Pada area broca jika mengalami gangguan atau permasalahan disebut afasia (aphasia) broca, begitu juga dengan temannya yaitu wernicke jika mengalami gangguan atau permasalahan disebutnya afasia (aphasia) wernicke. Apa sih afasia itu? Afasia adalah gangguan yang mengakibatkan penderita kesusahan dengan bahasa atau ucapan yang ia katakan. Tentunya afasia ini terjadi akibat kerusakan pada area broca dan area wernicke. Penyebab afesia sendiri biasanya disebabkan oleh stroke atau cedera pada otak. Menurut Ayu Putri Laksmidewi dalam jurnalnya gangguan bahasa (language disorders) yang disebut afasia, mencakup gangguan yang lebih kompleks, bersifat multimodalitas dan gangguannya terletak di korteks serebri. Afasia biasanya disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak seperti stroke, cedera kepala, infeksi juga gangguan degeneratif.

 Apakah gejala mereka sama antara afasia broca dan afasia wernicke? Tentu tidak perbedaannya untuk afasia broca, penderita tahu apa yang ingin mereka katakana tetapi mereka berjuang untuk menemukan kata-kata yang dapat mengakibatkan ucapan atau komunikasi yang lambat dan terhenti, namun pemahaman bahasanya relative bagus dan terjaga. Sementara untuk afasia wernicke, penderitanya kesulitan memahami bahasa. Penderita dapat berbicara dengan mudah, tetapi kata-kata yang mereka lontarkan atau yang mereka gunakan tidak masuk akal lebih tepatnya random, campur, susah dimengerti oleh lawan bicaranya. Mungkin bisa juga penderita menambahkan kata-kata yang tidak nyambung ke dalam kalimat mereka dan membuat orang kebingungan dengan perkataannya. Seperti video yang saya tonton di salah satu platform media sosial yaitu YouTube, gangguan afasia wernicke ketika diajak berbicara akan membuat kebingungan si penanya, seperti si penanya bertanya dimana tempat yang kamu sukai ketika bermain iPad? Si penderita menjawab, aku ingin pergi berlibur, mengelilingi sungai dengan berjalan kaki. Saya ingin bertemu dengan Amerina karena dia suka makan pisang dan aku suka berendam di bethup kamar mandi. Dapat dilihat bahwa sangat tidak menyambung bukan antara pertanyaan dan jawaban dari si penderita. Videonya dapat kalian tonton di bawah sini: 
Dilansir dari sehatQ afasia wernicke juga dapat menimbulkan mengucapkan kata yang tidak memiliki makna atau arti, kesulitan dalam mengulang frasa, menambahkan kata-kata sendiri saat mencoba berkomunikasi atau menjawab pertanyaan dari seseroang, tidak menyadari kesalahan yang mereka ucapkan, dan sering kali menyela orang lain, dan berbicara dengan cepat. Penderita yang menderita afasia wernicke cendering sulit membaca, tentunya juga sulit memahami bahasa lisan, memahami materi secara visual. Apakah afasia wernicke dan penyakit Alzheimer memiliki hubungan? Tentu tidak ya, walaupun sama-sama memiliki permasalahan di otak, seperti penjelasan tadi afasia wernicke, adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan bahasa, sementara untuk penyakit Alzheimer lebih ke menurunnya fungsi otak seiring berjalannya waktu.

Kata orang-orang semua penyakit ada obatnya. Untungnya untuk treatment afasia atau gangguan bahasa ini benar adanya, tetapi bukan berbentuk pila tau semacamnya, tetapi lebih ke terapi, walalupun cenderung memakan waktu yang lama, dari bulan hingga tahunan, dan pada sebagain penderita yang menderita afasia tingkat berat akan menetap sepanjang hidupnya. Dijelaskan Zhang dan kawan-kawan dalam jurnal Ayu Putri Laksmidewi hanya sekitar 38% penderita afasia mengalami resolusi pada 7 hari pertama pasca stroke. 18 bula setelah onset stroke, resolusi komplit afasia hanya didapatkan pada 24% pasien, sedangkan 43% pasien masih menderita afasia. Terapi wicara dan bahasa adalah cara utama pengobatan untuk penderita afania yang bertujuan untuk mengembalikan sebagian ketidakmampuan individu untuk berkomunikasi serta memberikan alternative metode komunikasi jika diperlukan.

Menjawab dari judul memang iya, dapat menganggu cara berkomunikasi kita cara kita memahami bahasa dan bisa juga mengakibatkan lambat dalam hal berkomunikasi. Tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa penderita afasia ini akan sembuh dengan metode terapi walaupun memakan waktu yang lama. Perlu diingat terapi ini juga tidak bisa 100% menyembuhkan afasia karena dapat dilihat tingkat keparahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun