Mohon tunggu...
Aulia Ikhsan
Aulia Ikhsan Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Fenomena, Data, Basket, Kuliner, Kopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Skala Pengukuran Data di Dalam Statistika

7 Desember 2022   06:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:20 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mungkin ada sebagian pembaca yang masih belum bisa membedakan skala pengukuran pada data. Di dalam Statistika, pengetahuan mengenai skala pengukuran pada data memegang peranan penting karena akan menjadi dasar dalam pemilihan metode statistika yang akan digunakan. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai skala pengukuran yang ada di dalam data.

Skala Nominal

Skala Nominal adalah skala pengukuran data yang sifatnya hanya membedakan antara 1 nilai dengan nilai lainnya di dalam sebuah variabel atau umumnya disebut kategori. Jika kategori-kategori di dalam sebuah variabel yang diukur dengan skala nominal akan diberikan kode dalam bentuk angka, maka pemberian kode tersebut hanya bersifat membedakan. Semisal, ketika variabel jenis kelamin yang memiliki dua kategori Laki-laki dan Perempuan akan diberikan kode masing-masing adalah 1 dan 0, maka kode tersebut bukan berarti bahwa Laki-laki lebih baik daripada perempuan. 

Pada kasus ini, jika pemberian kodenya dibalik menjadi 0 untuk Laki-laki dan 1 untuk perempuan, maka tidak akan mengubah makna dari pemberian kode tersebut. Contoh data lainnya yang diukur dengan skala pengukuran nominal adalah agama, suku bangsa, dan status pernikahan

Skala Ordinal

Skala ordinal adalah skala pengukuran data yang memiliki sifat dari skala nominal dengan tambahan sifat mengurutkan atau dengan kata lain skala ordinal memiliki sifat membedakan dan mengurutkan. Pada skala pengukuran ordinal, sebuah variabel memiliki nilai-nilai berupa kategori yang sudah bisa dibedakan dan dilakukan pengurutan. 

Namun pada skala pengukuran ordinal, antar kategori yang berurutan belum bisa ditentukan jaraknya. Contoh data yang diukur dengan skala pengukuran ordinal adalah tingkat kepuasan. 

Pada variabel tingkat kepuasan, nilai variabel biasanya dibagi menjadi kategori: "Sangat Tidak Puas", "Tidak Puas", "Biasa Saja", "Puas", dan "Sangat Puas". Jika masing-masing diberikan kode 1 - 5 dimulai dari kategori "Sangat Tidak Puas" sampai dengan "Sangat Puas". maka pada pemberian kode tersebut, belum bisa disimpulkan bahwa nilai "Puas" 2 point lebih besar dari nilai "Tidak Puas". Contoh lain untuk data yang diukur dengan skala pengukuran ordinal adalah strata ekonomi, rating obligasi, dan predikat berdasarkan nilai IPK.

Skala Interval

Skala Interval memiliki sifat 2 skala sebelumnya dan tambahan 1 sifat yaitu menjarakkan. Pada skala pengukuran ini, nilai data sudah bisa dibedakan, diurutkan, dan ditentukan jarak antar nilainya.

Selain itu, skala pengukuran data ini belum memiliki nilai 0 (nol) mutlak. Maksud belum memiliki nilai 0 (nol) mutlak di sini adalah nilai 0 pada data bukan berarti nilai data tersebut tidak ada. 

Seperti ketika mengatakan bahwa suhu di dalam kulkas adalah 0 derajat celcius. Pada kasus tersebut, di dalam kulkas tetap ada suhu, tetapi 0 derajat celcius. Selain itu, pada skala pengukuran data ini, jarak antar nilai sudah bisa dihitung atau dijelaskan dengan menggunakan operasi penjumlahan atau pengurangan.

Contohnya adalah jika suhu ruangan A adalah 3 derajat celcius dan suhu ruangan B adalah 5 derajat celcius, maka bisa dikatakan bahwa suhu ruangan B 2 derajat lebih tinggi dari suhu ruangan A. Contoh data lain yang diukur dengan skala pengukuran ordinal adalah ipk mahasiswa dan nilai matakuliah.

Skala Rasio

Skala Rasio adalah skala yang paling tinggi dalam skala pengukuran data. Skala ini memiliki sifat yang dimiliki oleh skala nominal, skala ordinal, dan skala interval dengan tambahan sifat pembanding. 

Pada skala pengukuran rasio, operasi perkalian dan pembagian sudah bisa dilakukan terhadap nilai data. Skala pengukuran ini juga memiliki nilai 0 mutlak yang jika suatu objek memiliki nilai 0, maka objek tersebut bisa dikatakan tidak mempunyai nilai. 

Contohnya adalah variabel pendapatan kepala keluarga. Jika seorang kepala keluarga memiliki pendapatan 0, maka artinya kepala keluarga tersebut tidak mempunyai pendapatan. 

Selain itu, sifat pembanding pada skala pengukuran ini bisa digunakan untuk membandingkan 1 nilai dengan nilai lainnya. Contohnya adalah variabel jarak. Jika jarak kota A ke kota B adalah 3 Km, kemudian jarak kota B ke kota C adalah 3 Km, maka jarak kota A ke kota C adalah 2 kalinya jarak kota A ke kota B. Contoh data lain yang diukur dengan skala pengukuran rasio ini adalah tinggi badan, berat badan, dan usia.

Demikian lah pembagian skala pengukuran data yang perlu diketahui sebelum melakukan analisis data. Semoga sedikit ilmu yang diberikan melalui tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca yang sudah, sedang, dan akan belajar Statistika.

Sumber Referensi:

[1] Daniel, W. W., 1989. Statistika Nonparametrik Terapan. Gramedia: Jakarta.

[2] Agresti, A., 2002. Categorical Data Analysis. John Wiley & Sons, Inc: New Jersey

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun