Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Semoga bapak Presiden selalu dalam keadaan sehat sebagaimana sehatnya bapak saat saya temui Desember 2015 silam. Kala itu saya dan teman blogger di berbincang dan makan siang di istana negara memenuhi undangan bapak.
Banyak wejangan yang bapak sampaikan. Salah satu yang masih saya ingat adalah soal perlunya kita menulis hal-hal positif, dan dukungan bapak terhadap pelaku UKM untuk selalu bersikap optimis menghadapi persaingan global antar negara menuju MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Bapak juga bercerita tentang undangan bapak terhadap 12 CEO muda yang bisnisnya berkibar, diantaranya mereka para pemilik lini start up, Bukalapak, Gojek, yang hampir semua dari mereka pelaku usaha muda dengan rentang usia rata-rata di bawah 30 tahun. Bahkan bapak katakan, bapak bertanya pada mereka dan mengulangnya sampai tiga kali, siapkah mereka untuk memenangkan persaingan global? Dan mereka katakan pula berkali-kali "siap dan yakin menang"
Faktanya, memulai menjadi pengusaha di negeri ini sungguh penuh aral. Jalannya begitu berliku pak. Memiliki modal saja belum cukup. Butuh integritas, kepastian hukum dan yang paling utama tentu dukungan pemerintah meringkas jalan panjang birokrasi untuk memenuhi syarat membangun usaha yang kredibel. Hingga laju UKM tidak layu sebelum berkembang. Dimatikan potensinya saat baru saja akan tumbuh.
Padahal di pundak para pengusaha muda inilah banyak orang bergantung hidup. Mereka para pelaku UKM adalah pemutus mata rantai angka pengganggur yang tidak sedikit jumlahnya di negeri ini. Mereka hadir menjadi satu dari sekian solusi masalah bangsa. Tak mungkin mereka besar tanpa dukungan negara. Jangan dulu bicara memenangkan persaingan pasar global, sekedar mengharap kepastian hukum saja, akan jauh panggang dari api.Â
Apa yang terjadi pada sahabat say, mas Lutfiel Hakim yang sudah merintis usaha produk makanan bayi menjadi salah satu contoh kasusnya. Beliau menjadi korban kesewenangan sistem yang karut marut dari birokrasi. Berikut saya salinkan tulisan beliau.
[Baca Petisi: STOP PEMIDANAAN TERHADAP BEBILUCK. Bina UKM yang Tumbuh, Jangan Dibunuh!]
Demikian ironi kisah perjalanan usaha sahabat saya pak. Saya tergerak menulis surat terbuka ini, tidak lain atas nama keprihatinan saya terhadap keberlangsungan laju usaha para pelaku UKM. Boleh jadi apa yang terjadi pada sahabat saya hanya satu dari fenomena gunung es kasus-kasus UKM. terutama dari hantu bernama BIROKRASI.
 Mohon perhatian bapak Presiden.
Â
Saya yang prihatin,
Â
 Aulia Gurdi
Ibu Rumah TanggaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H