Mohon tunggu...
Aulia Gurdi
Aulia Gurdi Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

spread wisdom through writing...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dilema Pendidikan Anak Autistik

2 April 2012   01:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan Yang Layak Bagi Anak Autistik Dhuafa

Tantangan terbesar lainnya adalah soal materi. Mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar seorang guru pendamping, membuat sekolah inklusi seperti ini masih menjadi mimpi bagi sebagian anak-anak spesial dari kalangan tak mampu. Itulah mengapa, mereka semakin tertinggal. Sesuatu yang sungguh tak adil. Karena mereka seharusnya punya hak yang sama dengan anak-anak lainnya yang berhak mendapat pendidikan yang layak. Karenanya hal ini perlu perhatian dari pemerintah, khususnya mereka yang membidangi pendidikan ini. Agar slogan pendidikan adalah hak segala anak bangsa, bukan hanya sekedar wacana.

Rencana pemerintah mendirikan pusat pendidikan autis di lima kota, seperti yang dilansir oleh kompas.com (7/3), menjadi angin segar di tengah sulitnya orang tua mencari sekolah inklusi yang layak bagi anak autistik mereka. Meski jumlahnya tetap belum memadai mengingat anak dengan sindrom autistik ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Membuat klinik dan pusat-pusat terapi tumbuh kembang tak pernah sepi pengunjung. Disebutkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah membangun lima pusat pendidikan autis bagi penyandang yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Suyanto mengatakan, pusat pendidikan autis dibangun di Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, dan Riau.

Ini menjadi pelengkap bagi sekolah-sekolah mandiri yang lebih dulu hadir yang diprakarsai orang-orang berhati mulia yang peduli anak autistik. Adalah sosok Deka Kurniawan dan istrinya yang mendirikan Rumah Autis untuk mereka yang dhuafa. Berawal dari satu terapi center  di Bekasi, kini Rumah Autis memiliki 7 cabang di wilayah Jabodetabek, dengan biaya murah bahkan gratis bagi yang tidak mampu. Diterapkan sistem subsidi silang untuk pembiayaan. Rumah Autis menargetkan membuka 15 cabang lagi khususnya di wilayah Jakarta dan Banten. Mereka Orang-orang yang tak kenal lelah berjuang untuk kepentingan orang lain. Empati mereka sungguh luar biasa. Kekurangan dana, kelelahan fisik pasti mengiringi perjalanan mereka dengan misi mulianya. Tak ada kompensasi materi berlimpah apalagi fasilitas memadai untuk perjuangan mereka. Yang pasti sosok mereka sangat menginspirasi.

Pada akhirnya, hanya kata salut yang mampu terucap melihat kerja orang-orang yang sangat berdedikasi memperjuangkan nasib mereka yang tak mampu ini. Mereka seperti malaikat yang dikirim Tuhan mengayomi anak-anak spesial ini yang notabene juga adalah generasi bangsa.

Jalan masih teramat panjang. Karena saya adalah salah satu dari orang tua anak autistik, saya sangat bisa mengerti dan merasakan apa dan bagaimana kesulitan yang mereka perjuangkan. Empati bagi mereka memang tak perlu ada diatas dasar rasa kasihan. Namun tak ada hal yang bisa saya lakukan, selain membantu menggaungkan ini ke masyarakat luas, berharap semakin banyak orang yang mau peduli dan tak lupa mendoakan mereka yang sudah berjuang. Berharap Allah mencatatnya sebagai amal kebaikan serta mengganjarnya dengan kebaikan yang berlipat.

.

Selamat hari Autis sedunia....share your care...

.

[caption id="attachment_179509" align="aligncenter" width="194" caption="vinvanku.blogspot.com"]

13332436231830749437
13332436231830749437
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun