Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan bangsa. Melalui pendidikan yang baik akan tercipta generasi penerus bangsa yang baik pula. Pendidikan menjadi pondasi bagi kesetaraan dan mobilitas sosial dalam suatu masyarakat. Akses terhadap pendidikan yang berkualitas merupakan hak bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali. Â Namun, realitas yang dihadapi adalah ketimpangan akses pendidikan yang masih terasa di banyak negara, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah. Kondisi ekonomi yang kurang mampu seringkali menjadi hambatan bagi siswa berprestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Banyak terjadi ketimpangan dalam akses pendidikan antara masyarakat mampu dan masyarakat kurang mampu. Masyarakat mampu dengan mudah melanjutkan pendidikan tanpa terhalang biaya. Sedangkan, masyarakat kurang mampu untuk bertahan hidup saja mereka kesulitan apalagi untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Akhirnya, banyak masyarakat kurang mampu yang mengubur mimpinya untuk melanjutkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi.
Dengan permasalahan yang ada, Pemerintah membuat Program Bidikmisi yaitu KIP-Kuliah dan KJMU sebagai program bantuan yang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan akses pendidikan dengan memberikan kesempatan kepada siswa berprestasi dari keluarga miskin untuk mengakses pendidikan tinggi dan strategi pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan akses pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
Strategi Program Bidikmisi dalam mewujudkan kesetaraan akses pendidikan yaitu memberikan bantuan penuh kepada siswa/mahasiswa penerima bantuan termasuk biaya UKT, buku dan sebagainya, mendapatkan fasilitas tambahan dari kampus seperti asrama, memiliki kesempatan mengikuti kegiatan khusus peserta beasiswa bidikmisi untuk mengembangkan skills serta memiliki kesempatan untuk mengikuti program beasiswa LPDP lewat jalur afirmasi. Melalui Program Bidikmisi ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa karena telah disediakan dan difasilitasi dalam proses pembelajarannya.
Dampak positif program Bidikmisi terlihat melalui peningkatan jumlah siswa dari keluarga kurang mampu yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi: Data dari Kemendikbud menunjukkan bahwa jumlah siswa penerima Bidikmisi yang diterima di perguruan tinggi negeri meningkat dari 8.622 orang pada tahun 2010 menjadi 127.000 orang pada tahun 2020.
Hal ini sesuai dengan tujuan Startegi Pengembangan Masyarakat yaitu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keadilan, dan meningkatkan kesempatan wajib belajar. Sebelum adanya program Bidikmisi, banyak siswa dari keluarga dengan ekonomi rendah menghadapi kesulitan dalam mengakses pendidikan tinggi karena keterbatasan finansial. Mereka mungkin tidak mampu membayar biaya kuliah, biaya hidup, atau biaya-biaya lain yang terkait dengan pendidikan tinggi. Dengan adanya program Bidikmisi, siswa-siswa tersebut dapat menerima bantuan finansial yang signifikan, termasuk biaya kuliah, biaya hidup, dan bantuan lainnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengakses pendidikan tinggi tanpa harus terbebani oleh masalah keuangan. Sebagai hasilnya, kesetaraan akses pendidikan meningkat karena siswa-siswa dari latar belakang ekonomi rendah memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Seperti yang kita ketahui, Program Bidikmisi juga bertujuan untuk menyetarakan akses pendidikan. Hal ini sesuai dengan Prinsip Startegi Pengembangan Masyarakat yaitu berkomitmen pada masyarakat miskin. Prinsip pertama dalam pengembangan masyarakat menekankan pentingnya memiliki komitmen terhadap masyarakat miskin. Masyarakat miskin dan kurang mampu layak mendapatkan perhatian dan upaya harus difokuskan pada penggalian potensi mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mandiri serta dapat menjadi bagian integral dari masyarakat yang sejahtera melalui dana bantuan Bidikmisi.
Selain itu, program Bidikmisi juga dapat memberikan kesempatan yang sama bagi siswa-siswa berbakat dari latar belakang ekonomi rendah untuk berkembang dan mencapai potensi mereka penuh. Ini membantu mengurangi kesenjangan dalam kesempatan pendidikan dan meningkatkan kesetaraan dalam hal akses dan hasil pendidikan. Dengan demikian, program Bidikmisi berperan penting dalam menciptakan kesetaraan akses pendidikan di Indonesia.
Sebelum mahasiswa menerima bantuan Bidikmisi, tentunya perlu dilakukan sosialisasi terkait pemanfaatan dan persyaratan program bidikmisi tersebut. Sosialiasi dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari mahasiswa penerima, pihak kampus dan juga pihak Bank. Sosialiasi dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan dana, pemahaman program, mendorong kesuksesan akademik dan peningkatan keterlibatan mahasiswa. Â Hal ini sesuai dengan perspektif Pemberdayaan yaitu tidak terlepas dari yang namanya keterlibatan masyarakat.
Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat perlu adanya kegiatan yang berkaitan dengan penyuluhan yang partisipatif yaitu kegiatan sosialiasi. Penyuluhan partisipatif merupakan bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat yang terencana, melibatkan masyarakat secara aktif dari perencanaan hingga evaluasi. Dalam konteks partisipatif, masyarakat setempat bukan hanya sasaran atau peserta, tetapi menjadi pemeran utama atau aktor utama.
Program Bidikmisi juga merupakan kegiatan dalam Pemberdayaan Masyarakat yang merupakan upaya aktif untuk mengembangkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental. Ini memberikan dampak positif pada kemampuan individu dalam memecahkan masalah dan meningkatkan kecerdasan bertindak. Siswa yang mendapatkan bantuan Bidikmisi secara tidak langsung akan belajar cara mengelola keuangan dengan baik agar uang yang telah diberikan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Mereka akan mengatur keuangan setiap harinya sampai dana bantuan semester selanjutnya turun kembali. Hal ini menjadi dampak positif siswa dalam memecahkan masalah dan meningkatkan kecerdasan bertindak saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait keuangan Bidikmisi.
Program Bidikmisi merupakan salah satu strategi penting dalam mewujudkan kesetaraan akses pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Program ini telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan jumlah siswa dari keluarga kurang mampu yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, meningkatkan prestasi belajar siswa penerima, dan meningkatkan peluang kerja bagi lulusan Bidikmisi.
Namun, Program Bidikmisi masih memiliki beberapa tantangan yang perlu dibenahi agar dapat mencapai tujuannya secara optimal. Diperlukan upaya dari pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas program ini dan memastikan bahwa semua siswa yang memenuhi syarat dapat menerima bantuan. Tak bisa dipungkirinya, masih banyak juga masyarakat miskin yang belum mendapat bantuan Bidikmisi dikarenakan terbatasnya dana anggaran dari pemerintah. Diharapkan Pemerintah dapat meningkatkan anggaran untuk Program Bidikmisi agar lebih banyak siswa yang memenuhi syarat dapat menerima bantuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H