Mohon tunggu...
Aulia Febri
Aulia Febri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alex Noerdin Dimata Sahabat Karib

29 Juni 2016   16:43 Diperbarui: 29 Juni 2016   16:50 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah religiusitas Alex Noerdin mulai tampak di bangku SMA. Di SMA Xaverius, menurut Rosyid walau bersekolah di kalangan Non Muslim, Alex tidak pernah sedikitpun terpengaruh dengan kebiasaan teman-teman non muslim, karena Noerdin Pandji sang ayah mendidik Alex dengan mengedepankan ajaran Islam.

Suatu ketika saat makan siang Alex bersama teman-teman menuju tempat makan mie ayam di sebelah SMA Xavaerius.

“Ngapo kau dak mesen makanan Lex” tanya Hamid ketika menyadari Alex tidak memesan makanan

“Lajulah kamu dulu, aku nyusul” Jawab Alex dengan tersenyum.

Kemudian, setelah teman-temannya selesai menyantap mie tersebut, tampak Alex Noerdin bergegas menuju meja kasir untuk membayar nota mie yang dimakan.

Lalu teman-teman Alex bingung, pasalnya Alex yang tidak menyantap makanan tetapi malah mentraktir teman-temannya.

“Oi aku ni puaso senin, ” jelas Alex pada teman-temannya setelah dia kembali dari kasir menuju meja makan.

Hal baru diketahui Hamid adalah, Alex Noerdin ternyata memang sering menerapkan puasa sunnah yaitu puasa Senin- Kamis.

Selain itu, Hamid mengomentari tentang progress sumsel saat ini, menurutnya dibawah kepemimpinan Alex Sumsel dikenal di negara-negara asing. Betapa tidak, Sumsel dinilai sukses menjadi tuan rumah beberapa perhelatan olahraga akbar tingkat internasional. Apalagi pada 2018 mendatang Sumsel menjadi tuan rumah Asian Games.

Meski Alex Noerdin kecil, dikenal bandel, Alex juga dikenal sebagai anak suka melakukan hal-hal diluar dugaan. Terobosan baru, biar gaul selalu hidup. Kreatif. Karenanya, bagi, Hamid, sangat disayangkan jika Sumsel jatuh ditangan orang-orang tidak sepaham, tidak serasan sekate. ”Alex ini selangkah lebih maju, dio punyo konsep yang konsepnyo idak dipocok kertas bae, tapi terbukti saat PON 2004 di Muba, dengan dana terbatas mampu menjadi tuan rumah” ungkapnya. (Masayu Aulia Febrian)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun