Di tengan kebisingan lalu lintas jalan Jakabaring dan suara dentuman mesin pancang tiang LRT kudekati laki-laki tersebut
“Awas dek, jangan mondar mandir disini, dak jingok apo kami lagi begawe!” jelas seorang pekerja yang aku tidak kenal namanya.
Pro Kontra selalu ada pada proses pembangunan. seperti halnya Pembangunan LRT ini. Di satu sisi menurut Maryam tidak setuju dengan pembangunan LRT, dikarenakan Pembangunan mematikan perekonomian dianya, disisi lain ada Witra mengatakan dia menikmati proses Pembangunan tersebut, bahkan sangat bangga menjadi orang Palembang jika LRT selesai digarap.
LRT, Light Rail Transit atau disingkat Palembang LRT sebuah sistem Mass Transit dengan kereta api ringan (LRT) sedang dibangun di Palembang, LRT ini akan menghubungkan Bandara Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring atau biasa dikenal Stadion Gelora Sriwijaya, tempat di mana Event Asian Games 2018 akan diselenggarakan.
Pemprov sudah memprediksi akan timbul kemacetan besar jika Asian Games diadakan di Kota Palembang. Maka dari itu, angkutan akan menampung penumpang dalam kapasitas banyak bisa membuat pengendara kendaraan pribadi baik mobil atau motor, mulai beralih ke LRT.
Pengamat Transportasi Sumatera Selatan, Saidina Ali beranggapan,seperti aku kutip dariLRT sangat dibutuhkan untuk kota maju dan modern. Artinya,LRT adalah sebuah sarana transportasi berkualitas baik dari segi fisik maupun keyamanannya. (RadarPalembang)
Pembangunan jalur LRT sepanjang 23 km dibagi 5 zona. Pembangunannya berupa jalur layang dilengkapi prasarana lainnya 13 Stasiun LRT, 1 jembatan (sejajar dengan jembatan yang melintasi Sungai Musi) dan satu depo.
Pembangunan jalan layang kereta LRT Palembang tidak menggunakan balast tetapi dengan menggunakan teknologi slabtrack dengan lebar jalan rel adalah 1.067 mm dengan beban gandar 12 ton.
Stasiun LRT memiliki ketinggian minimum ruangan sebesar 2,7 meter dengan jarak minimal dengan jalan raya 5,2 meter. Pembangunan LRT Palembang meliputi konstruksi dan supervisi dibiayai APBN Rp 11,49 triliun Multiyears contractatau kontrak tahun jamak (2016–2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H