Indonesia saat ini tengah dilanda gelombang panas yang terasa di berbagai daerah, dengan suhu mencapai angka tertinggi hingga 38,4 derajat Celsius. Kondisi suhu panas ini tidak hanya terasa pada siang hari, namun juga pada malam hari. Hal tersebut disebabkan panas yang dilepaskan oleh bumi setelah menyerap sinar matahari pada siang hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu panas ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk posisi matahari di atas khatulistiwa dan minimnya tutupan awan. BMKG juga menegaskan bahwa gelombang panas ini masih dalam kategori wajar dan tidak berhubungan dengan perubahan musim. Namun, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap dampak suhu tinggi.
Kota Surabaya, Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan suhu harian terpanas di Indonesia menurut BMKG. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak, melaporkan suhu maksimum mencapai 37,4 derajat Celsius. Dikutip dari Berita Anak Surabaya, Taufiq Hermawan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mengungkapkan salah satu penyebabnya adalah pergerakan semu matahari. "Saat ini, lintasan matahari bergerak menjauh dari wilayah Jawa Timur dan telah berada di posisi Samudera Hindia. Perubahan posisi matahari ini memengaruhi suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, yang kemudian berdampak pada suhu di wilayah Jawa Timur, termasuk Surabaya," ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak cuaca panas. Tidak hanya membuat aktivitas menjadi terganggu, namun juga menyebabkan terjadinya berbagai potensi penyakit yang dapat menyerang masyarakat. Jika berada diluar ruangan sekitar pukul 11 siang sampai 3 sore rasanya seperti dipanggang oleh matahari diatas kepala. Mahasiswa Universitas Airlangga, Eunike mengatakan, suhu panas menyebabkan kepalanya pusing. "Panas banget, bikin pusing," ujarnya. Seorang mahasiswa Universitas Airlangga lainnya, Hani menyebut, cuaca panas menyebabkan dirinya lebih cepat dehidrasi, meningkatkan stressor emosi, dan kulit menjadi belang. Dilansir dari laman milik Kemenkes, Dampak akibat cuaca panas, diantaranya adalah:
1. Dehidrasi, heatstroke, dan iritasi kulit yang ditandai dengan kelelahan, kulit kering, serta warna air kencing yang keruh.
2. Sakit kepala sebelah (migrain) akibat terpapar panas matahari ataupun terpapar polusi yang berlebihan.
3. Panas dalam akibat kondisi cuaca yang panas dan diperparah dengan asupan makanan yang kurang tepat, seperti gorengan atau makanan pedas.
4. Demam tinggi akibat paparan sinar matahari, sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat. Apabila tidak mendapatkan penanganan, akan berbahaya dan merusak otak, serta organ-organ vital di dalam tubuh kita.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak cuaca panas dari laman Kemenkes adalah:
1. Mencukupi kebutuhan air tubuh.
2. Menggunakan topi atau payung untuk menghindari kontak dengan matahari secara langsung.
3. Menggunakan tabir surya atau sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju untuk memberikan perlindungan ekstra pada kulit.