Mohon tunggu...
Aulia Fauziah
Aulia Fauziah Mohon Tunggu... Arsitek - pelajar

18

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perihal Pilu, Rindu dan Malam Kelabu

23 September 2021   11:05 Diperbarui: 23 September 2021   11:17 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perihal Pilu, Rindu dan Malam Kelabu.

———

Malam ini hujan turun lagi.

Deras, disertai sambaran petir yang menyala-nyala. Seolah sedang merayakan kesunyian yang ada, seolah sedang merayakan kehilangan yang entah sampai kapan harus terus dirayakan sendirian.

Kepergiannya bagaikan musibat. Tanpa ada peringatan, tanpa ada yang bisa menahan, raganya tiba-tiba saja raib ditelan oleh gelapnya langit malam.

Rindu ini semakin mencekat hingga kerongkongan. Hadirnya bagai lokawigna yang menggilas harsa oleh kenangan yang mengikat.

Senyumnya bagai neraka dunia. Manis, namun mampu membakar seluruh adorasi yang pernah ku pertahankan habis-habisan.

Perihal pilu, rindu dan malam kelabu...

Ketiganya hadir bersamaan, bersatu padu memporak-porandakan tembok kokoh yang telah ku buat dengan susah payah begitu saja.

Melupakanmu,
adalah satu dari sejuta mimpi buruk yang terpaksa harus ku buat menjadi kenyataan.

Aku menyerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun