Mohon tunggu...
Aulia Faradilla Adi
Aulia Faradilla Adi Mohon Tunggu... Insinyur - Naval Architecture

Green Addict

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Backpacker ke Pulau Flores, NTT

13 Februari 2023   16:33 Diperbarui: 13 Februari 2023   16:44 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan penulis ke pulau flores dimulai dengan naik kereta api dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Gubeng Surabaya menggunakan Kereta Ekonomi Sancaka. Gerbongnya nyaman dengan tempat duduk 2-2 tanpa saling berhadap-hadapan, seperti gerbong kelas bisnis. 

Harga tiket keretanya 170 ribu/orang.  Sekitar 3 jam, sampailah di Kota Surabaya. Selanjutnya penulis akan naik kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Pelabuhan Wae Kelambu Labuan Bajo, tetapi sembari menunggu jadwal keberangkatan kapal, penulis melakukan perjalanan tipis-tipis di kota pahlawan ini. 

Dari stasiun gubeng penulis langsung menuju ke rumah makan Rujak Cingur Genteng Durasim. Makanan disini cukup enak dengan harga yang wajar. Penulis memesan rujak cingur spesial dan es teh manis.

Dokpri
Dokpri

Setelah makan, penulis menuju guest house di daerah Krembangan. Disekitar daerah ini makanannya termasuk murah, penulis jalan kaki di Jalan Ikan Gurami membeli beberapa makanan sepeti kebab, bakso dan rawon. 

Hari berikutnya ternyata kapal yang akan kami tumpangi mengalami keterlambatan keberangkatan, sehingga penulis sempat singgah ke Pasar Ampel untuk membeli kerudung, kurma dan ciput. Lalu penulis juga sempat ke Mall Tunjungan Plaza untuk membeli baju sebelum ke berangkat ke NTT.

Dokpri
Dokpri

Sore harinya, penulis menuju ke pelabuhan Tanjung Perak dikarenakan kapal akan berangkat pada malam hari. Setelah sampai, penulis lalu membeli tiket di loket yang berada di ruang tunggu penumpang, harga tiket kapalnya adalah 495 ribu/orang sudah termasuk makan. 

Penulis naik kapal Dharma Rucitra VII yang merupakan kapal terbaik untuk perjalanan ke daerah timur Indonesia. Lalu penulis melakukan check-in dan menunggu diruang tunggu yang berada didalam pelabuhan dan menuju kapal. 

Perjalanan dengan kapal menuju Labuan Bajo memakan waktu sekitar 36 jam. Fasilitas yang di dapat dalam kapal yaitu kasur, kamar mandi, mushola dan makan 3x sehari. 

Tetapi jika ingin membeli makanan lain disana juga tersedia kantin yang menjual mie instan, minuman kemasan, ayam/bebek goreng dan lain-lain. Di kapal penulis tidak sengaja bertemu seorang backpacker asal Jakarta yang nantinya akan menemani penulis ke beberapa tempat di pulau flores.

Dokpri
Dokpri

Setibanya di Pelabuhan Wae Kelambu Labuan Bajo, penulis ikut backpacker asal Jakarta tadi, menuju Kota Ruteng dengan menyewa mobil bersamaan penumpang lain sehingga  biayanya 150 ribu/orang.

Perjalanan menuju Kota Ruteng sekitar 4 jam dengan medan jalan yang sangat berkelok-kelok membuat penulis merasa mual. Ditengah perjalanan kami mampir di daerah Lembor untuk makan siang. Harga makanan di Flores berkisar 30-40 ribuan. Lalu kami melanjutkan perjalanan.

Dokpri
Dokpri

Kota Ruteng ternyata berada di dataran tinggi, saat penulis berada disini, suhunya sangat dingin yaitu 12 derajat celcius pada malam hari. Kota ini bekas jajahan portugis dan banyak bangunan yang masih belum direnovasi sehingga memberikan kesan yang indah. 

Penulis menginap di Rumah Baca Aksara dan disambut dengan sangat baik. Berkenalan dengan banyak teman baru di tempat ini, penulis juga diajak berkeliling Kota Ruteng seperti ke Rumah Adat Ruteng Pu'u dan membeli kompyang atau  roti khas Ruteng. Keesokan harinya penulis menuju desa diatas awan, Wae Rebo.

Dokpri
Dokpri

Penulis menyewa mobil dari Ruteng ke Denge, yaitu daerah sebelum pendakian Wae Rebo seharga 800 ribu, perjalanan memakan waktu 3-4 jam dikarenakan jalanan penuh bebatuan dan belum diaspal. 

Diperjalanan, penulis makan siang dan sholat dhuhur dahulu di daerah Dintor karena disini merupakan desa muslim satu-satunya sebelum menuju Wae Rebo. 

Sesampainya di Denge, perjalanan menuju Pos 1 pendakian Wae Rebo harus naik ojek karena medan jalan hanya bisa dilewati motor dan cukup ekstrim. Biaya sewa ojeknya 100 ribu untuk PP Denge-Pos 1. Jadi ketika turun nanti, ojeknya akan menjemput lagi.

Di Pos 1 biasanya ada yang menjual tongkat untuk mendaki, penulis sarankan untuk membeli dikarenakan jalur pendakian lumayan curam dan sulit. Waktu mendaki dari Pos 1 menuju Desa Wae Rebo adalah sekitar 2 jam dengan jarak tempuh 7 kilometer. Sesampainya di Desa Wae Rebo semua rasa lelah terbayar tuntas melihat pemandangan yang sangat indah. 

Penulis lalu mengikuti upacara penyambutan oleh Kepala Desa Wae Rebo dan disuguhi dengan welcome drink berupa teh atau kopi. Mayoritas masyarakat disini adalah petani kopi. 

Setelahnya, penulis diantar ke rumah penginapan berupa rumah adat yang bisa muat sekitar 20 orang untuk tidur. Biaya menginap disini 325 ribu permalam sudah termasuk makan 3x sehari. Lingkungan disini terawat dan rapi, kamar mandinya juga bersih. 

Penduduk lokal juga menjual produk 'Wae Rebo' seperti kopi, baju, gelang, kain, madu hutan dan lain-lain. Keesokan harinya penulis harus turun dan langsung menuju Labuan Bajo dikarenakan sudah mendaftar untuk ikut open trip seharian berkeliling pulau-pulau di sekitar flores.

Dokpri
Dokpri

Perjalanan turun dari Desa Wae Rebo sangat membuat kaki sakit tetapi tidak terlalu lelah. Di Pos 1 penulis membeli mie instan dan minuman. Penulis merasa tidak sanggup jika harus naik mobil lagi melewati jalan berbatu, maka memilih naik ojek langsung ke daerah Lembor. 

Jarak dari Pos 1 menuju Lembor kurang lebih 50 kilometer, waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 2 jam menggunakan ojek motor dengan jalanan bebatuan dan pemandangan yang sangat indah sepanjang jalan. Biaya ojeknya 200 ribu/motor. 

Di Lembor penulis lalu makan di RM Padang dan bertemu rombongan pekerja yang akan pergi ke Labuan Bajo, lalu penulis meminta untuk ikut mobil mereka dengan membayar 70 ribu/orang.

Dokpri
Dokpri

Sesampainya di Labuan Bajo, penulis menginap di Hotel Mawar yang disarankan oleh teman yang baru bertemu di perjalanan. Dengan view sunset dari balkon kamar, hotel ini termasuk murah. Harganya 200 ribu/malam dengan fasilitas kasur, AC, TV dan kamar mandi dalam. Penulis beristirahat menyiapkan tenaga untuk besok mengikuti open trip.

Dokpri
Dokpri

Penulis mengikuti open trip bersama Indonesia Juara Trip yang dilaksanakan seharian dari pagi sampai sore dan juga menyewa fotografer juga untuk mengabadikan momen. 

Perjalanan dimulai dari pihak open trip menjemput di Hotel dan naik speedboat lewat pelabuhan Labuan Bajo di Manggarai Barat. Fasilitas di dalam speedboat ini lengkap seperti tempat duduk, kamar mandi, minuman dingin, makan siang, snack, buah dan alat snorkeling. 

Tujuan pertama trip ini adalah Pulau Padar. Pengunjung harus menaiki sekitar 800-an anak tangga untuk mencapai puncaknya. Pemandangan dipuncak sungguh indah.

Dokpri
Dokpri

Selanjutnya kami menuju Pink Beach. Disini pasir pantainya berwarna merah muda dikarenakan ada koral yang berwarna merah bercampur dengan pasir pantai yang berwarna putih. Lautnya juga sangat jernih dan bersih. Pengunjung bisa menikmati es kelapa muda dipinggir pantai.

Dokpri
Dokpri

Setelah puas berfoto dan bermain di pantai, kami menuju Pulau Komodo. Disana ada 3 jalur untuk menikmati pulau ini yaitu long trip, medium trip dan short trip. Setelah berbincang-bincang dengan guide Pulau Komodo, penulis memutuskan untuk memilih short trip agar masih banyak waktu untuk sholat dan belanja oleh-oleh. 

Short trip ini, pengunjung diajak guide bertemu dengan komodo yang sedang berteduh di pinggir pantai untuk mengambil foto dan sambil bercerita tentang komodo. 

Penulis bertemu sekitar 3 komodo dengan ukuran yang besar tetapi sedang tertidur sehingga cukup aman untuk berada didekatnya. Pengunjung diminta berhati-hati saat dipulau ini dengan tidak boleh melakukan gerakan mendadak maupun mengayunkan tas karena akan memancing komodo untuk mengejar. 

Di Pulau Komodo adalah tempat yang tepat untuk membeli cinderamata dikarenakan harganya murah-murah, seperti gelang/kalung mutiara asli, baju, tas, topi, dan aneka patung komodo.

Dokpri
Dokpri

Lalu kami menuju ke Taka Makassar yang berupa pulau kecil ditengah laut dengan pasir putih dan laut yang super jernih. Pengunjung akan berenang dan snorkeling disini. 

Pinggiran dari pulau ini banyak koralnya sehingga pengunjung harus berhati-hati agar tidak terluka. Setelah puas berenang dan berfoto kami melanjutkan ke Manta Point untuk berenang bersama ikan manta.

Dokpri
Dokpri

Setelah sampai di tengah laut yaitu tempat Manta Point, pengunjung yang sudah memakai pelampung dan alat snorkeling harus terjun dari speedboat untuk melihat manta secara langsung. 

Dikarenakan lokasinya ditengah laut, jadi gelombangnya lumayan kuat tetapi tidak perlu khawatir, setelah puas melihat dan berenang bersama manta, pengunjung akan dijemput oleh speedboat.

Dokpri
Dokpri

Destinasi terakhir yaitu Pulau Kanawa. Pemandangan bawah air ditempat ini sungguh indah dengan banyaknya terumbu karang dan ikan-ikan. Airnya juga sangat jernih, maka ini merupakan tempat terbaik untuk snorkeling. Setelah itu pengunjung diantarkan kembali menuju Labuan Bajo.

Trip ini menghabiskan biaya sebesar 1.4 juta/orang dengan 6 destinasi wisata dan 2 juta untuk fotografer pribadi. Sebetulnya banyak warga lokal yang menyewakan kapal untuk open trip semacam ini dan tentunya dengan harga yang lebih murah, sekitar 700 ribuan/orang untuk 4 destinasi menggunakan kapal biasa. Jadi perbedaan biaya trip menurut penulis adalah jumlah destinasi yang didatangi, jenis kendaraan yang dipakai maupun fasilitas yang didapat.

Dokpri
Dokpri

Hari berikutnya, penulis akan mencoba kulineran di Labuan Bajo. Penulis mengunjungi Wisata Kuliner Kampung Ujung atas dasar rekomendasi dari fotografer kami yang letaknya dekat dengan hotel dan pelabuhan. Disini memilih sendiri ikannya dan langsung dimasak oleh penjualnya. 

Penulis membeli ikan kakap merah, cumi goreng tepung, kerang rebus dengan harga sekitar 200 ribu sudah termasuk 2 porsi nasi, minum, terong, sambal dan lalapan. 

Labuan Bajo merupakan tempat yang nyaman untuk berjalan kaki. Penulis berkeliling untuk melihat sunset di pelabuhan, membeli eskrim di Maison Belmont dan juga bisa naik ojek jika lelah.

Dokpri
Dokpri

Jadi penulis menghabiskan waktu sekitar 8 hari untuk perjalanan dan menjelajah ke Pulau Flores menggunakan kereta, kapal, bus, mobil dan motor. Perjalanan pulangnya, penulis tidak naik kapal laut lagi tetapi langsung naik pesawat ke Pulau Dewata, Bali. Penulis akan ceritakan dilain waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun