Pegi, yang biasanya ceria, menjadi pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.Â
Andi, yang selalu ramah kepada pelanggannya, mulai menarik diri dan kehilangan semangat untuk bekerja.Â
Dani, yang baru pulang dari perantauan dengan harapan memulai hidup baru, merasa terpuruk dan bingung harus bagaimana melanjutkan hidupnya.
Namun, ketika akhirnya Pegi, Andi, dan Dani dibebaskan, masyarakat yang sebelumnya curiga kini merasa bersalah dan kasihan kepada mereka bertiga. Mereka disambut dengan hangat dan diadakan acara syukuran khas Sunda sebagai bentuk penyesalan dan dukungan.
"Maafkan kami, Pegi. Kami tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya," kata salah satu tetangga sambil menyalami Pegi.
"Semoga ini bisa menjadi awal yang baru untuk kalian," tambah tetangga lainnya sambil memberikan amplop berisi uang hiburan.
Seluruh desa berkumpul, membawa makanan dan memberikan uang hiburan sebagai tanda solidaritas. Mereka berjanji akan mendukung kehidupan sosial Pegi, Andi, dan Dani, membantu mereka memulihkan nama baik dan memulai hidup baru.
Tidak hanya itu, pengacara Pegi, Andi, dan Dani bergerak cepat dengan melakukan somasi kepada pihak kepolisian. Mereka menuntut ganti rugi berdasarkan undang-undang yang berlaku dan pemulihan nama baik klien mereka.
"Kami akan memastikan bahwa hak-hak klien kami ditegakkan dan mereka mendapatkan kompensasi yang layak," kata pengacara mereka dalam sebuah wawancara televisi.
Melihat penderitaan mereka, beberapa pesohor turut memberikan bantuan. Mereka mengundang Pegi, Andi, dan Dani untuk hadir di berbagai podcast dan acara televisi, memberikan mereka platform untuk menceritakan kisah mereka.Â
Media TV juga meliput perjalanan mereka, menunjukkan kepada masyarakat betapa pentingnya keadilan dan bagaimana sistem penegakan hukum harus terus diawasi dan diperbaiki.