Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Sebut Dan Penjara

9 Juli 2024   18:25 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:43 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa kita di sini, Pak? Kita tidak salah!" seru Pegi kepada polisi yang menangkapnya.

"Kami hanya menjalankan tugas. Semua akan terungkap nanti," jawab polisi itu singkat.

Selama dua tahun, keluarga mereka berjuang untuk membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Mereka menghadapi cemoohan dan tatapan curiga dari masyarakat. Nama baik mereka tercemar, dan harapan untuk mendapatkan keadilan semakin pudar.

Namun, di balik layar, pembunuh sebenarnya, Mang Rujak, terus bebas berkeliaran. Dia adalah seorang pria yang sangat pandai bermain alibi dan media sosial, sehingga berhasil mengelabui polisi selama dua tahun. Mang Rujak menjalani kehidupan ganda, memperlihatkan citra sebagai warga yang baik di dunia nyata, sementara di dunia maya ia bermain dengan identitas palsu dan alibi yang kuat.

Namun, seiring waktu, tekanan kejiwaan mulai menggerogoti Mang Rujak. Di dunia maya, ia mulai kehilangan kendali. Dalam salah satu momen ketidaksadarannya, Mang Rujak secara tidak sengaja mengekspos dirinya. Walaupun hanya sebentar, banyak netizen yang memperhatikan dan membagikan postingan tersebut. 

Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga. Mang Rujak tidak bisa mengelak lagi.

Polisi yang menyelidiki jejak digital akhirnya menemukan bukti yang mengarah pada Mang Rujak. Mereka segera menangkapnya dan mengungkap fakta bahwa dialah pembunuh Vina yang sebenarnya. Dalam konferensi pers yang mendadak, kepolisian mengumumkan bahwa hanya ada satu tersangka dan bahwa mereka telah salah menyebut dua nama lainnya sebagai DPO. Pegi, Andi, dan Dani ternyata tidak bersalah.

"Kami minta maaf atas kesalahan ini. Kami akan memperbaiki prosedur kami agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," kata seorang juru bicara kepolisian dalam konferensi pers tersebut.

Berita ini kembali mengguncang desa dan menarik perhatian media. Artikel-artikel di berbagai media menyoroti kesalahan tersebut. Kompas.com menulis artikel berjudul "Kasus Vina Cirebon: Polisi Minta Maaf Salah Sebut 2 DPO". Tempo.co menyusul dengan artikel "Polisi Hapus 2 Nama DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon", dan CNN Indonesia tidak ketinggalan dengan berita "Polisi Sebut 2 Nama DPO Kasus Vina Cirebon Salah Sebut".

Kesalahan penetapan nama DPO ini membuka mata masyarakat akan kekurangan dalam sistem kepolisian. Banyak yang mulai mempertanyakan kredibilitas dan profesionalisme institusi yang seharusnya melindungi mereka. Media sosial pun dipenuhi dengan kritik dan kekhawatiran terhadap kinerja kepolisian.

Bagi Pegi, Andi, dan Dani, dampak dari kesalahan ini sangat nyata. Mereka harus menghadapi tatapan curiga dari tetangga, kehilangan kepercayaan dari orang-orang di sekitar mereka, dan menghadapi trauma yang mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun