Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jaring Penipuan Online di Ibu Kota

4 Juli 2024   18:34 Diperbarui: 4 Juli 2024   18:37 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aris dan Citra mulai bekerja sama. Mereka melacak jejak digital para pelaku. "Ini lebih besar dari yang kita kira, Aris. Mereka punya jaringan luas yang mencakup beberapa negara," kata Citra sambil menunjukkan peta digital yang menampilkan koneksi berbagai lokasi mencurigakan.

"Kita perlu bantuan lebih banyak orang. Aku kenal seseorang di Batam yang bisa membantu kita, namanya Andi. Dia punya koneksi luas di dunia bawah tanah," kata Aris.

Mereka pun bertemu Andi di sebuah kafe tersembunyi di Batam. "Aris, sudah lama tidak bertemu. Aku dengar kau mencari penipu besar," sapa Andi dengan senyum tipis.

"Benar, Andi. Kita butuh semua informasi yang bisa kau dapatkan tentang jaringan penipuan judi online ini," kata Aris.

Andi mengangguk. "Aku punya beberapa kontak yang bisa membantu. Tapi kau harus berhati-hati, Aris. Mereka bukan orang sembarangan," katanya memperingatkan.

Aris dan timnya berhasil mengumpulkan cukup bukti untuk menyusup ke organisasi kriminal yang menjalankan operasi penipuan judi online. Malam itu, Aris memasuki sebuah gudang tua di pinggiran Jakarta. Dia merasakan adrenalin mengalir deras dalam tubuhnya.

Di dalam, dia melihat komputer dan monitor yang menampilkan data transaksi judi online. "Ini tempatnya," pikir Aris. Namun, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki. "Siapa di sana?" teriak seorang pria.

Aris bersembunyi di balik tumpukan kotak. Pria itu ternyata adalah Johan, dalang di balik penipuan ini. Aris menahan napas, berharap tidak ketahuan. "Kita harus lebih hati-hati. Polisi semakin dekat dengan kita," kata Johan kepada bawahannya.

Setelah Johan pergi, Aris dengan cepat mengunduh semua data dari komputer. Saat dia keluar, dia bertemu dengan Citra yang menunggunya di mobil. "Cepat, Aris! Kita harus segera pergi," kata Citra dengan panik.

Keesokan harinya, mereka menganalisis data yang didapat. "Ini lebih rumit dari yang kita duga. Mereka melibatkan banyak orang, termasuk beberapa pejabat korup," kata Citra.

Aris menyadari bahwa ini bukan sekadar penipuan biasa. "Kita harus menjatuhkan mereka satu per satu. Mulai dari yang kecil hingga yang besar," katanya dengan tekad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun