PengantarÂ
Pelaksanaan PPDB Sumatra Barat 2024 tahap 1 telah mencapai tahap akhir, yaitu pengumuman hasil seleksi calon siswa di berbagai SMA dan SMK negeri di wilayah Dinas Pendidikan Sumatra Barat. Hari ini, ratusan ribu calon siswa sedang menantikan pengumuman hasil seleksi PPDB tahap 1 untuk jalur afirmasi, prestasi, dan perpindahan tugas orang tua. Sementara itu, jalur zonasi akan dibuka pada 1 Juli 2024 sebagai bagian dari PPDB tahap 2, yang pendaftarannya hanya berlangsung selama enam hari secara online di ppdb.sumbarprov.go.id.
PPDB 2024 di Sumatra Barat menjadi momen penting dan mendebarkan bagi para orang tua dan calon siswa. Namun, proses ini tidak terlepas dari masalah teknis yang membuat data listing urutan siswa di berbagai SMA/SMK di Sumatra Barat tiba-tiba tidak dapat diakses. Hal ini menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian di kalangan orang tua.
Sejak pagi, banyak orang tua dan calon siswa menghadapi ketidakpastian karena data listing urutan siswa yang seharusnya dapat diakses tidak tersedia. Misalnya, SMAN 9 Padang mengumumkan bahwa data akan diperbarui pada pukul 10 pagi tanggal 29 Juni, namun hingga saat ini jam 11:35 WIB, data tersebut belum juga muncul.
Ketegangan semakin meningkat dengan isu peretasan pusat data nasional yang mencuat sejak 17 Juni 2024 sampai hari ini. Orang tua dan calon siswa bertanya-tanya apakah ada kaitan antara gangguan data listing ini dengan peretasan tersebut, dan apakah data yang hilang bisa dimanipulasi untuk mengubah urutan penerimaan siswa.
Banyak orang tua tidak menyimpan screenshot nomor urutan anak mereka, yang semakin menambah ketidakpastian tentang status penerimaan anak mereka. Situasi ini memperparah ketegangan dalam proses PPDB.
Mungkinkah nomor urut siswa bergeser setelah penutupan? Ini adalah pertanyaan yang menimbulkan kegelisahan orang tua siswa.
Secara logika nomor urut seorang siswa akan tetap atau bergeser naik atau bertambah kecil. Hal ini disebabkan ada daftar calon siswa yang sama di dua sekolah.
Jika mereka sudah mendaftar ulang di satu sekolah, maka namanya secara otomatis akan terhapus di sekolah lain. Dengan demikian nomor urut calon siswa di sekolah lain tersebut bergeser naik.
Sebaliknya jika bergerak turun atau nomor urut bertambah besar, ini menjadi indikasi ada kecurangan. Bisa jadi operator menyisipkan nama tambahan yang sebelumnya tidak terdaftar. Semoga ini tidak terjadi di Sumatra Barat.
Pertanyaan yang Muncul
Beberapa pertanyaan yang mungkin diajukan oleh orang tua dan calon siswa antara lain:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!