Pengantar
Manusia diciptakan dengan naluri untuk berbagi dan merelakan apa yang mereka miliki untuk dirinya dan juga untuk orang lain. Hal ini sudah menjadi pemandangan harian, bahkan seseorang yang diberi label bos mafia besar dan pelaku kriminal pun suka berbagi untuk kelompok orang yang mereka sayangi. Hal ini tertanam dalam fitrah manusia untuk saling terhubung dan membantu satu sama lain.
Berbagi dan berkurban dapat dilakukan secara sukarela atau dipaksa, namun dalam konteks berkurban, hal ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan tanpa pamrih.
Sejarah Berkurban
Sejarah berkurban sudah dimulai sejak zaman Nabi Adam dan keturunannya. Kisah ini diceritakan dengan jelas dalam Al-Quran dan Hadith. Diceritakan bagaimana Nabi Adam dan Hawa diusir dari surga karena melanggar aturan dengan memakan buah khuldi. Mereka harus mengorbankan kehidupan yang sempurna di surga untuk menjalani hidup di dunia. Sebuah hukuman yang harus diterima dengan ikhlas oleh Adam dan Hawa.
Kisah selanjutnya adalah ketika Nabi Adam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai ujian ketaatannya kepada Allah SWT.
Pada usia mereka sudah dewasa, Qabil dan Habil, anak-anak Nabi Adam, diperintahkan untuk berkurban untuk memilih jodoh.
Namun sayang Qabil yang tidak ikhlas dalam berkurban, membunuh Habil, saudara kandungnya sendiri demi untuk memuluskan pilihan jodohnya.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga tentang keikhlasan dalam berkurban.
Berkurban kemudian menjadi tradisi yang diwariskan kepada para nabi selanjutnya. Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah SWT. Namun, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai kurban.
Kisah ini menunjukkan betapa besarnya pengorbanan yang harus dilakukan untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT.
Tradisi berkurban kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau sendiri selalu berkurban setiap tahunnya. Beliau menganjurkan umatnya untuk berkurban sebagai bentuk syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Berkurban memiliki banyak makna dan manfaat, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, berkurban dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan ketakwaan, dan melatih keikhlasan. Bagi masyarakat, berkurban dapat membantu meringankan beban fakir miskin dan memperkuat rasa persaudaraan.
Mengapa Berkurban Adalah Keharusan
Berkurban adalah salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran. Dalam Surah Al-Kawthar ayat 2, Allah SWT berfirman, "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah." Perintah ini menunjukkan bahwa berkurban memiliki posisi yang sangat penting dalam Islam. Melalui perintah ini, umat Muslim diingatkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT dengan cara berbagi rezeki kepada yang membutuhkan.
Berkurban bukan hanya sekadar ritual, tetapi merupakan manifestasi dari ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya.
Ketaatan kepada Allah SWT adalah salah satu alasan utama mengapa berkurban menjadi sebuah keharusan. Dengan melaksanakan ibadah kurban, seorang Muslim menunjukkan kepatuhan dan ketaatan mereka terhadap perintah Allah SWT.
Ini adalah bentuk penyerahan diri yang tulus, menegaskan kembali komitmen seorang Muslim untuk selalu mengikuti ajaran dan perintah-Nya. Kisah Nabi Ibrahim AS yang rela menyembelih putranya, Ismail AS, atas perintah Allah SWT, adalah contoh nyata ketaatan yang luar biasa. Meskipun Allah SWT akhirnya menggantikan Ismail dengan seekor domba, ujian tersebut menunjukkan sejauh mana seorang hamba harus siap berkorban demi ketaatan kepada-Nya.
Selain menjadi bentuk ketaatan, berkurban juga membawa pahala yang berlipat ganda. Dalam sebuah hadith yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada amalan anak Adam pada hari raya kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan kurban. Darah hewan kurban itu akan sampai kepada Allah sebelum darah tersebut menyentuh tanah. Maka berbahagialah dirimu dengan pahala yang berlipat ganda dari ibadah ini.
Hal ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah kurban di sisi Allah SWT. Pahala yang berlipat ganda ini menjadi motivasi tambahan bagi umat Muslim untuk melaksanakan ibadah kurban dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Salah satu dimensi sosial dari ibadah kurban adalah membantu fakir miskin. Daging kurban yang dibagikan kepada mereka yang membutuhkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan mereka. Bagi sebagian besar masyarakat yang kurang mampu, mendapatkan daging adalah suatu kemewahan yang jarang mereka rasakan.
Dalam momen Iduladha, kebahagiaan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang kurang beruntung. Pembagian daging kurban ini tidak hanya memberikan kebahagiaan sementara tetapi juga membantu memperbaiki gizi mereka, terutama anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Dengan demikian, ibadah kurban berperan penting dalam menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
Makna Sosial
Lebih jauh lagi, berkurban dapat memperkuat rasa persaudaraan dan solidaritas antar umat Islam dan manusia lainya. Proses penyembelihan, pembagian daging, hingga menikmati hidangan bersama-sama adalah momen yang dapat mempererat hubungan kekeluargaan dan kekompakan antar anggota masyarakat.
Iduladha menjadi waktu yang dinanti-nantikan untuk berkumpul, saling berbagi, dan memperkuat ikatan persaudaraan.
Tradisi ini memperlihatkan betapa Islam sangat menekankan pentingnya kebersamaan dan tolong-menolong. Dengan berkurban, umat Muslim diajarkan untuk tidak mementingkan diri sendiri dan selalu peduli terhadap kondisi sesama.
Secara keseluruhan, berkurban adalah sebuah keharusan bagi setiap Muslim yang mampu, karena berbagai alasan yang telah dijelaskan. Dari segi spiritual, ini adalah bentuk ketaatan dan ibadah yang mendatangkan pahala besar. Dari segi sosial, ini adalah cara efektif untuk membantu mereka yang kurang mampu dan memperkuat ikatan persaudaraan dalam masyarakat.
Dengan melaksanakan ibadah kurban, umat Muslim tidak hanya menjalankan perintah Allah SWT, tetapi juga ikut berperan dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Selain makna dan manfaat yang telah disebutkan sebelumnya, berkurban juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang penting. Di tengah tingginya harga daging sapi, kambing, dan domba, momen Iduladha menjadi penantian tahunan bagi banyak orang untuk menikmati hidangan daging tersebut dengan lebih puas atau dalam jumlah yang lebih banyak.
Bagi sebagian orang, harga daging yang tinggi dapat menjadi kendala untuk membeli daging secara langsung. Namun, melalui momen Iduladha, mereka tetap dapat menikmati hidangan daging melalui pembagian daging kurban. Bagi mereka yang kurang mampu, momen ini menjadi berkah tersendiri karena mereka bisa mendapatkan daging dengan mudah dan gratis.
Di sisi lain, bagi mereka yang mampu, berkurban menjadi kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama. Dengan berkurban, mereka tidak hanya menunaikan ibadah, tetapi juga membantu meringankan beban fakir miskin dan kaum duafa. Hal ini dapat memperkuat rasa persaudaraan dan solidaritas antar umat Islam.
Lebih dari itu, momen Iduladha juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan kekeluargaan serta antar tetangga. Proses penyembelihan, pembagian daging kurban, dan menyantap hidangan bersama-sama dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kekompakan antar anggota masyarakat.
Bagi banyak orang, Iduladha bukan hanya tentang ibadah dan berbagi, tetapi juga tentang momen kebahagiaan. Momen ini menjadi waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan menikmati hidangan daging yang lezat. Bagi anak-anak, Iduladha menjadi momen yang dinanti-nantikan karena mereka dapat bermain dan bersenang-senang bersama teman-teman.
Kajian Saintifik Manfaat Berkurban sebagai Terapi Jiwa dan Pain Release
Berkurban adalah sebuah ibadah yang memiliki banyak dimensi, mulai dari dimensi spiritual, sosial, hingga psikologis. Salah satu manfaat yang mungkin kurang disadari oleh banyak orang adalah manfaat berkurban sebagai terapi jiwa dan pain release yang mujarab. Berbagai kajian ilmiah telah menunjukkan bahwa ibadah kurban tidak hanya membawa manfaat bagi orang yang menerima daging kurban, tetapi juga bagi mereka yang melaksanakannya.
1. Pelepasan Hormon Kebahagiaan
Ketika seseorang melakukan kurban, tubuhnya akan melepaskan hormon-hormon kebahagiaan seperti endorfin dan dopamin. Hormon-hormon ini dikenal sebagai "hormon kebahagiaan" karena mampu meningkatkan mood dan memberikan perasaan bahagia. Pelepasan hormon ini terjadi sebagai respons terhadap perasaan puas dan bahagia yang dirasakan saat melakukan tindakan yang dianggap baik dan bermanfaat bagi orang lain. Dalam konteks ini, berkurban menjadi sebuah aktivitas yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi tingkat stres. Hal ini membuat ibadah kurban tidak hanya bermakna secara spiritual tetapi juga memberikan efek positif bagi kesehatan mental.
2. Rasa Syukur dan Kepuasan Batin
Melakukan kurban memunculkan rasa syukur dan kepuasan batin yang mendalam. Ketika seseorang berkurban, mereka menyadari betapa banyak nikmat yang telah diberikan Allah SWT dan merasakan kebahagiaan karena dapat berbagi dengan orang lain. Rasa syukur ini merupakan salah satu elemen penting dalam kesehatan mental, karena dapat membantu seseorang merasa lebih puas dan bahagia dengan hidup mereka. Rasa syukur ini juga bisa mendorong seseorang untuk lebih menghargai apa yang dimiliki dan mengurangi rasa iri hati atau keinginan yang berlebihan terhadap hal-hal yang materialistis.Â
3. Meningkatkan Rasa Empati dan Peduli Sesama
Ibadah kurban juga berperan dalam meningkatkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Ketika seseorang memberikan daging kurban kepada mereka yang membutuhkan, ada rasa kepuasan yang timbul dari perbuatan baik tersebut. Melihat senyum dan kebahagiaan orang-orang yang menerima daging kurban dapat memperkuat ikatan sosial dan rasa kasih sayang. Empati dan kepedulian yang meningkat ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks sosial, tetapi juga dapat memberikan kepuasan emosional dan rasa terhubung dengan komunitas yang lebih luas.
4. Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Self-Esteem
Melaksanakan ibadah kurban juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem seseorang. Ketika seseorang berpartisipasi dalam ibadah kurban, mereka merasakan bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Perasaan ini dapat meningkatkan harga diri dan membuat seseorang merasa lebih dihargai dan bernilai. Self-esteem yang tinggi ini penting untuk kesehatan mental karena dapat membantu seseorang menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan merasa lebih optimis tentang masa depan.
5. Membantu Mengatasi Trauma dan Rasa Sakit
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibadah kurban dapat membantu mengatasi trauma dan rasa sakit emosional. Proses menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan melakukan tindakan kurban dengan niat yang ikhlas dapat memberikan rasa damai dan ketenangan. Ketika seseorang melakukan ibadah kurban, mereka mungkin merasakan beban emosional yang lebih ringan dan rasa sakit yang berkurang. Hal ini terutama penting bagi mereka yang mengalami trauma emosional, karena ibadah kurban bisa menjadi salah satu bentuk terapi spiritual yang efektif.
Penutup
Secara keseluruhan berkurban adalah nilai-nilai universal dan ibadah yang memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Ibadah ini tidak hanya menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT, tetapi juga membantu membersihkan jiwa, mempererat hubungan sosial, membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera, dan menghadirkan momen kebahagiaan bagi banyak orang.
Allah SWT menerima kurban kita dan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganSecara keseluruhan, berkurban bukan hanya ibadah yang memiliki makna spiritual yang mendalam, tetapi juga membawa manfaat yang luar biasa bagi kesehatan mental dan emosional. Ibadah kurban dapat membantu meredakan stres, meningkatkan mood, dan memberikan rasa tenang dan bahagia. Selain itu, berkurban juga dapat meningkatkan rasa empati dan peduli sesama, meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem, serta membantu mengatasi trauma dan rasa sakit.Â
Oleh karena itu, berkurban bukan hanya sebuah kewajiban agama, tetapi juga sebuah aktivitas yang memberikan manfaat holistik bagi individu dan masyarakat. Semoga Allah SWT menerima ibadah kurban kita semua dan memberikan pahala yang berlipat ganda, serta menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan lebih peduli terhadap sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H