Ternyata, jauh sebelum menjadi negara-negara kaya yang kita kenal sekarang, negara-negara Nordik telah meletakkan fondasi kuat bagi masa depan mereka dengan mengadopsi kebijakan pendidikan gratis.
Kebijakan ini bukan sekadar respons terhadap kekayaan, melainkan pilar fundamental dalam mewujudkan politik kesetaraan dan literasi.
Visi jangka panjang ini terbukti ampuh dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing tinggi, produktif secara ekonomi dan politik, serta berkontribusi signifikan terhadap kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sejarah panjang pendidikan gratis di negara-negara Nordik menunjukkan bahwa kebijakan ini bukan sekadar solusi instan, melainkan hasil dari komitmen politik yang kokoh dan konsisten.
Denmark, misalnya, telah mempelopori pendidikan dasar gratis sejak abad ke-19, dan kemudian memperluasnya ke jenjang pendidikan menengah dan tinggi pada abad ke-20.
Di Finlandia, tradisi pendidikan yang kuat dan fokus pada kesetaraan mendorong terciptanya sistem pendidikan gratis yang komprehensif, termasuk pendidikan tinggi yang sepenuhnya digratiskan pada tahun 1969.
Kesamaan dari negara-negara Nordik dalam menerapkan pendidikan gratis terletak pada nilai-nilai demokrasi, partisipasi politik, dan komitmen terhadap kesejahteraan sosial.
Mereka meyakini bahwa pendidikan merupakan hak fundamental bagi semua warga negara, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi mereka.
Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip kesetaraan yang menjadi landasan pembangunan di negara-negara Nordik.
Sistem pendidikan gratis yang adaptif dan berkualitas telah menghasilkan SDM yang unggul di berbagai bidang.
Lulusan sekolah dan universitas di negara-negara Nordik dikenal dengan keterampilan abad ke-21 yang kompetitif, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas yang tinggi.