Rizki Aziz dari Departemen Teknik Lingkungan, yang sekaligus ketua pemilihan dekan 4 tahun yang lalu juga memberikan pendapat yang senada dengan Ahmad Junaidi. Beliau juga bersedia berbagi pengalaman selama melaksanakan kegiatan tersebut.
4. Dinamika Calon Panitia
Dalam dinamika pemilihan calon panitia, beberapa calon dari Senat Akademik Fakultas (SAF) bersedia menjadi panitia, tetapi beberapa dosen non-SAF tidak bersedia. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dalam tingkat kesiapan dan komitmen di antara dosen untuk terlibat dalam proses pemilihan dekan. Untuk mengatasi kekosongan ini, ketua departemen berkoordinasi untuk menghubungi dosen lain yang bersedia mengisi posisi yang kosong. Proses ini memerlukan kerjasama dan komunikasi yang intensif antar departemen, sehingga panitia yang terbentuk nanti benar-benar representatif dan siap bekerja.
Ketua departemen juga berperan penting dalam mengidentifikasi dan merekrut dosen yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi untuk bergabung dalam panitia. Mereka berusaha memastikan bahwa anggota panitia yang dipilih memiliki kemampuan dalam mengelola proses pemilihan yang kompleks dan mampu menjaga netralitas selama seluruh tahapan pemilihan. Dalam beberapa kasus, ketua departemen juga mengadakan pertemuan khusus dengan calon anggota panitia untuk memastikan komitmen dan kesiapan mereka dalam menjalankan tugas.
Setelah melalui berbagai tahap diskusi dan pertimbangan, setiap departemen mengusulkan masing-masing satu anggota SAF dan satu dosen non-SAF sebagai calon anggota panitia pemilihan. Usulan ini kemudian dibahas dalam rapat senat fakultas untuk mendapatkan persetujuan bersama. Pak Fajar dari Departemen Teknik Lingkungan  mengusulkan adanya break 10 menit per departemen selama proses pemilihan untuk memberikan waktu istirahat untuk melakukan koordinasi di setiap departemen dan memastikan dua nama yang diusulkan dari masing-masing departemen. Break ini juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi anggota rapat untuk melakukan refleksi dan diskusi internal sebelum mengambil keputusan akhir.
Keputusan akhir mengenai pembentukan panitia pemilihan diambil berdasarkan konsensus dari seluruh peserta rapat. Setiap keputusan yang diambil harus melalui proses voting yang transparan dan adil, sehingga hasilnya benar-benar mencerminkan kehendak mayoritas. Panitia yang terbentuk kemudian ditugaskan untuk segera menyusun rencana kerja dan jadwal pemilihan, serta memastikan semua tahapan pemilihan berjalan sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
Pemilihan panitia pemilihan dekan di Fakultas Teknik Unand memerlukan kerjasama, transparansi, dan pertimbangan yang matang. Proses ini memastikan bahwa panitia yang terbentuk mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas untuk fakultas.
Dengan adanya representasi yang adil dari setiap departemen, serta kombinasi antara pengalaman dan perspektif segar dalam panitia, diharapkan proses pemilihan ini dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan dekan yang mampu membawa Fakultas Teknik Unand ke arah yang lebih baik.
Untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai dinamika pembentukan panitia pemilihan dekan, penting juga untuk memahami konteks historis dan tantangan yang dihadapi Fakultas Teknik Unand dalam beberapa tahun terakhir. Proses pemilihan dekan tidak terlepas dari dinamika internal fakultas, termasuk perubahan kebijakan, perkembangan teknologi, dan tantangan dalam mengelola sumber daya.
Dalam sejarahnya, Fakultas Teknik Unand telah mengalami berbagai perubahan dalam kepemimpinan yang berdampak pada perkembangan fakultas. Setiap dekan yang terpilih membawa visi dan misi yang berbeda, serta strategi yang beragam dalam meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Proses pemilihan dekan juga sering kali menjadi cerminan dari dinamika politik dan sosial di lingkungan universitas, di mana berbagai kepentingan dan aspirasi saling berinteraksi.
Misalnya, dalam beberapa pemilihan sebelumnya, isu-isu seperti transparansi anggaran, peningkatan fasilitas laboratorium, dan pengembangan kerjasama internasional menjadi topik utama yang dibahas oleh calon dekan. Isu-isu ini mencerminkan tantangan yang dihadapi fakultas dalam memenuhi standar pendidikan tinggi yang semakin ketat dan kompetitif. Oleh karena itu, proses pemilihan dekan bukan hanya sekedar memilih pemimpin, tetapi juga menentukan arah perkembangan fakultas untuk beberapa tahun ke depan.
Selain konteks historis, dinamika pembentukan panitia pemilihan dekan juga dipengaruhi oleh tantangan-tantangan spesifik yang dihadapi fakultas. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa proses pemilihan berjalan dengan transparan dan akuntabel dan tentu saja profesional. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan seluruh civitas akademika terhadap hasil pemilihan. Untuk itu, panitia pemilihan perlu menyusun mekanisme yang jelas dan terukur dalam setiap tahap pemilihan, mulai dari pendaftaran calon, kampanye, hingga penghitungan suara.