Upaya penyelamatan dan evakuasi korban terus dilakukan oleh berbagai pihak, seperti Basarnas, TNI, Polri, dan relawan. Pemerintah daerah setempat juga telah mengambil langkah-langkah untuk menangani dampak bencana, seperti mendirikan posko pengungsian, menyalurkan bantuan logistik, dan melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak.
Namun, situasi semakin rumit dengan putusnya jalur alternatif. Jalur alternatif Malalak pun mengalami longsor, sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua masih bisa melewati, namun dengan kondisi yang sangat berbahaya.
Jalur alternatif lainnya dari Bukittinggi ke Padang adalah melewati Solok terus ke Sitinjau Laut. Namun, nasib berkata lain. Sore hari, Sitinjau Laut pun mengalami longsor dan sampai berita ini ditulis, jalur tersebut masih tertutup.
Longsor di Sitinjau Laut tak hanya memperparah situasi, tetapi juga membuat Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansarullah, nyaris diterjang longsor pada saat turun ke lokasi dan membantu evakuasi.
Bagi masyarakat yang memiliki keperluan mendesak ke Padang dari Bukittinggi atau Padang Panjang, jalur alternatif melalui Maninjau masih aman dilalui oleh kendaraan roda empat per tanggal 12 Mei 2024, pukul 23:12 WIB.
Perlu diingat:
Tetap perhatikan kondisi cuaca terkini sebelum memulai perjalanan. Hujan deras dapat kembali terjadi dan berpotensi menyebabkan longsor atau banjir di sepanjang jalan.
Berkendara dengan hati-hati dan waspada. Patuhi rambu-rambu lalu lintas dan ikuti instruksi petugas di lapangan.
Selalu pantau informasi terbaru terkait kondisi jalan dan perkembangan situasi terkini dari sumber terpercaya, seperti BPBD Sumatera Barat atau Dinas PUPR Sumatera Barat.
Berikut beberapa alternatif lain
Jalur Maninjau
- Bukittinggi - Lubuk Sikaping- Maninjau - Padang
- Padang Panjang - Batu Ngarai - Maninjau - Padang
Jalur Solok (hanya untuk kendaraan roda dua)
Bukittinggi - Solok - Sitinjau Laut (ditutup karena longsor) - Padang
Dampak Bencana
Banjir bandang ini tak hanya membawa korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang signifikan. Sektor pertanian, peternakan, dan infrastruktur mengalami kerugian besar akibat bencana ini. Diperkirakan kerugian lebih dari 100 miliar rupiah.