Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Korbannya Hampir Selalu Wanita, Ada apa dengan Masyarakat Kita

5 Mei 2024   15:32 Diperbarui: 6 Mei 2024   11:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Baru-baru ini, terungkap percakapan yang membuat publik merinding antara tersangka pembunuhan dalam koper, Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (28), dan korban, seorang wanita berinisial RM (50). Percakapan ini menjadi kunci terbongkarnya motif di balik aksi keji tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, membeberkan isi percakapan yang terjadi antara AARN dan RM sebelum pembunuhan. Awalnya, AARN mengajak RM ke hotel untuk berhubungan badan. Namun, setelahnya terjadi cekcok karena RM menanyakan status hubungan mereka.

AARN menjawab bahwa hubungan mereka hanya untuk bersenang-senang dan atas dasar suka sama suka. Jawaban ini membuat RM kecewa dan mendesak AARN untuk bertanggung jawab dengan menikahinya.

AARN kemudian menawarkan pernikahan dengan biaya dari uang setoran perusahaan yang dibawa RM. Namun, RM menolak karena takut menikah dengan uang perusahaan. Sikap RM ini semakin memicu emosi AARN.

AARN lantas kembali menegaskan kesiapannya untuk bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada perusahaan, mengingat posisinya sebagai auditor yang bisa mengkondisikan laporan keuangan.


Namun, RM tetap menolak dan mengatakan bahwa dia tidak ingin terlibat dalam penyelewengan uang perusahaan. Perkataan ini memicu kemarahan AARN, yang kemudian membentur kepala RM hingga pingsan dan mencekiknya hingga tewas.

Selain AARN, polisi juga menangkap adiknya, Aditya Tofik Qurahman (AT), yang berperan membantu membuang jenazah RM dan tidak melaporkan tindak pidana kakaknya. Jenazah RM ditemukan dalam koper hitam di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (25/4/2024) oleh seorang petugas kebersihan.

AARN dan AT ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu (1/5/2024).

Analisis tentang perilaku AARN

Pernyataan hubungan perzinahan sebatas bersenang-senang memang menarik dan menggambarkan kompleksitas hubungan interpersonal serta konsekuensi sosial dan emosional yang dapat timbul dari hubungan yang tidak jelas.

Dalam banyak masyarakat, hubungan suka sama suka tanpa komitmen jangka panjang sering kali dilihat sebagai sesuatu yang kurang serius. Namun, ketika salah satu pihak menginginkan lebih dari sekadar kesenangan dan mencari komitmen yang lebih mendalam, seperti pernikahan, hal ini dapat menimbulkan konflik.

Dalam kasus AARN dan RM, tampaknya ada ketidaksesuaian harapan antara kedua pihak. AARN mungkin melihat hubungan tersebut sebagai sesuatu yang kasual, sementara RM memiliki harapan yang lebih serius dan ingin adanya tanggung jawab yang lebih besar.

Ketika harapan ini tidak dipenuhi, kekecewaan dan konflik emosional sering terjadi, yang bisa berujung pada tindakan yang lebih drastis, seperti yang terjadi dalam kasus ini.

Situasi ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang jelas dan pengertian bersama tentang sifat dan ekspektasi dalam sebuah hubungan. Hal ini juga menyoroti bagaimana norma sosial dan nilai-nilai pribadi dapat mempengaruhi perilaku individu dalam hubungan interpersonal.

Dalam ilmu kriminologi, tindakan seperti yang dilakukan oleh AARN sering kali dianalisis untuk memahami motif dan pola pikir pelaku. Berikut adalah beberapa poin yang dapat dipertimbangkan:

1. Dalam ilmu kriminologi, tindakan yang melanggar norma sosial dan hukum, seperti pembunuhan, dianggap tidak wajar karena merusak tatanan sosial dan menciptakan rasa takut dalam masyarakat.

2. Kejahatan yang tidak rapi sering kali menunjukkan kurangnya perencanaan atau keputusan yang dibuat dalam keadaan emosi tinggi. Hal ini dapat memudahkan penegak hukum untuk melacak dan menangkap pelaku.

3. Kejahatan yang tampaknya cerdas mungkin hanya cerdas dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, kebanyakan kejahatan terungkap, dan pelaku harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya.

4. Faktor psikologis sering memainkan peran penting dalam kejahatan. Misalnya, pelaku mungkin memiliki masalah kejiwaan atau emosional yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk membuat keputusan rasional.

5. Lingkungan sosial dan kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi perilaku kejahatan. Tekanan sosial atau kebutuhan ekonomi mungkin mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak mereka lakukan dalam keadaan normal.

Dalam kasus AARN, kombinasi dari faktor-faktor ini mungkin telah berkontribusi pada keputusannya untuk melakukan tindakan yang tragis. Penting untuk memahami bahwa setiap kasus kejahatan unik dan memerlukan analisis yang komprehensif untuk memahami semua aspek yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun