Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berpakaian Adat, Sarana dan Prasarana Sekolah, Kualitas Guru dan Tenaga Administrasi: Mana yang Lebih Penting?

17 April 2024   23:36 Diperbarui: 18 April 2024   07:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga hal penting: kebijakan berpakaian adat, perbaikan sarana dan prasarana sekolah, serta peningkatan kualitas guru dan tenaga administrasi. Mari kita telaah masing-masing aspek dan pertimbangkan mana yang lebih penting.

1. Kebijakan Berpakaian Adat

Kebijakan berpakaian adat di sekolah memiliki nilai simbolis yang kuat. Mengenakan pakaian adat dapat memperkuat rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya dan identitas nasional. Ini juga merupakan bentuk pelestarian warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

Namun, perlu diperhatikan bahwa kebijakan ini harus mempertimbangkan nilai-nilai kesopanan dan kepatutan. Pakaian adat yang dipilih harus tetap memenuhi standar kesopanan yang berlaku secara nasional. Selain itu, perlu ada kajian mendalam untuk memastikan bahwa pakaian adat tidak memberatkan siswa dan orangtua secara finansial.

Walaupun ada kabar bahwa kebijakan ini ditunda atau dibatalkan, tidak menutup kemungkinan isu ini akan kembali muncul di masa datang.

Beberapa kritik terhadap kebijakan ini adalah lebih fokus pada simbolisme tanpa memperbaiki substansi pendidikan. Belum lagi kemungkinan ketidakpraktisan dalam penggunaan sehari-hari. Perbedaan pakaian adat antara daerah yang kompleks dan tentu saja memerlukan penyesuaian yang akan menyerap banyak energi guru, pihak sekolah dan orang tua murid.

2. Perbaikan Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana dan prasarana sekolah adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Kondisi fisik gedung, kelas, toilet, dan fasilitas lainnya harus memadai dan layak digunakan. Sayangnya, banyak sekolah yang mengalami kerusakan dan belum memenuhi standar. Gambaran ini akan lebih menyedihkan jika kita menyisir sekolah yang ada di daerah terisolir.

Sarana dan prasarana yang baik akan berdampak positif pada proses pembelajaran. Siswa akan lebih fokus dan nyaman, dan guru dapat mengajar dengan lebih efektif. Oleh karena itu, perbaikan sarana dan prasarana sekolah harus menjadi prioritas.

Menurut data dari Kementerian Pendidikan, hingga tahun 2023, sekitar 30% sekolah di Indonesia masih mengalami masalah sarana dan prasarana. Ini termasuk kondisi gedung yang rusak, kurangnya fasilitas olahraga, dan keterbatasan akses internet. Dalam beberapa daerah, bahkan ada sekolah yang belum memiliki toilet yang layak.

Dari segi dampak, hasil kajian menunjukkan bahwa kondisi sarana dan prasarana yang buruk dapat mengganggu proses belajar mengajar. Siswa yang belajar di lingkungan yang tidak nyaman akan kesulitan berkonsentrasi. Selain itu, guru juga akan terhambat dalam menyampaikan materi dengan baik.

3. Peningkatan Kualitas Guru dan Tenaga Administrasi

C mereka dapat memberikan pembelajaran yang inovatif dan relevan. Penghargaan dan insentif bagi guru yang berprestasi juga penting untuk memotivasi merek

Menurut data dari Kementerian Pendidikan, terdapat 3.3 juta guru di seluruh Indonesia. Dan Indonesia masih memerlukan 1.3 juta lagi agar rasio normal. Berdasarkan data ini, betapa tidak idealnya pendidikan di Indonesia dewasa ini.

Namun, hanya sebagian kecil, kurang dari 30%, dari mereka yang mengikuti pelatihan profesional secara berkala. Ini menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas pengajaran.

Tuntutan pekerjaan tambahan yang bersifat administratif seringkali memberatkan guru. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menangani berbagai tugas administratif seperti pengisian rapor, administrasi kehadiran, dan persiapan materi pelajaran. Beban kerja yang tinggi dapat mengurangi fokus guru pada proses belajar mengajar.

Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Guru Indonesia, 70% guru merasa beban kerja administratif mereka terlalu tinggi. Mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengurus administrasi daripada mempersiapkan materi pelajaran. Hal ini berdampak pada kualitas pengajaran dan kesejahteraan guru.

Solusi dan Rekomendasi

1. Pelatihan dan Pengembangan Profesional guru dan tenaga administras perlu untuk dilakukan. Ini dapat dilakukan melalui program pelatihan rutin, seminar, dan workshop. Guru juga perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti sertifikasi agar kualitas pengajaran dapat terus ditingkatkan.

2. Pengurangan Beban Administratif dapat dilakukan Sekolah dengan mempekerjakan tenaga administrasi tambahan untuk mengurangi beban kerja guru. Selain itu, penerapan teknologi informasi dan sistem manajemen sekolah yang efisien dapat membantu mengotomatisasi tugas-tugas administratif.

3. Penghargaan dan Insentif bagi Guru yang berprestasi harus diberikan penghargaan dan insentif. Ini dapat berupa bonus, tunjangan, atau kesempatan untuk mengikuti pelatihan lanjutan. Penghargaan akan memotivasi guru untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran.

Penutup

Ketiga aspek di atas saling terkait dan harus diperhatikan secara bersama-sama. Kebijakan berpakaian adat memiliki nilai simbolis dan budaya, tetapi substansi pendidikan harus tetap menjadi fokus utama. Perbaikan sarana dan prasarana sekolah serta peningkatan kualitas guru dan tenaga administrasi adalah langkah krusial dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun