Â
Pengantar
Di indonesia banyak sekali filem yang menjadi tontonan dengan genre yang beragam, namun yang terbanyak adalah filem horor. Terbaru adalah filem Siksa Neraka yang rilis bulan Desember 2024. Beberapa pengamat filem atau penulis mengatakan bahwa filem ini layak ditonton dan meberikan posan moral positif yang mungkin saja membuat seseorang bisa bertaubat. Tetapi secara pribadi saya tidak begitu yakin, namun bagi anda yang tertarik dengan filem ini, berikut ulasan saya.
Ringkasan Cerita Film
Film Siksa Neraka disutradarai oleh Anggi Umbara dengan penulisan naskah oleh Lele Laila dan MB Rahimsyah. Dibintangi oleh Safira Ratu Sofya, Kiesha Alvaro, Rizky Fachrel dan Ariyo Wahab.
Keempat bersaudara, Saleh, Fajar, Tyas, dan Azizah, tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kental dengan nilai-nilai keagamaan. Sejak kecil, mereka telah familiar dengan cerita mengenai surga dan neraka. Dalam keluarga mereka, orang tua, terutama sang ayah (Ariyo Wahab), seorang ustaz terkemuka di desa, berharap agar anak-anaknya senantiasa menjalankan amal perbuatan yang membawa ke surga dan menjauhi dosa yang berpotensi membawa mereka ke neraka.
Suatu malam, keempat kakak beradik tersebut melakukan perjalanan diam-diam ke desa seberang yang memerlukan mereka menyeberangi sungai. Sungai yang sedang meluap menyebabkan mereka terseret arus deras dan hilang tanpa jejak. Setelah berhari-hari dilakukan pencarian, satu per satu dari mereka ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Tiba-tiba, Saleh terbangun di alam lain yang menyerupai gambaran neraka yang sering diceritakan oleh ayahnya. Di sana, Saleh menjadi saksi berbagai macam siksaan yang mengerikan, termasuk lidah yang terpotong, tangan yang terpenggal, serangan makhluk raksasa, dan terpanggang oleh alat pemanas dengan api yang membara12.
Beberapa karakter kunci dalam film Siksa Neraka
Saleh (Rizky Fachrel): Salah satu tokoh utama dalam film ini. Dia adalah salah satu dari keempat bersaudara yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kental dengan nilai-nilai keagamaan. Setelah mengalami kecelakaan dan meninggal, dia terbangun di alam lain yang menyerupai gambaran neraka yang sering diceritakan oleh ayahnya. Di sana, dia menjadi saksi berbagai macam siksaan yang mengerikan.
Fajar (Kiesha Alvaro): Karakter lainnya adalah Fajar, saudara Saleh. Dia juga mengalami nasib serupa setelah kecelakaan. Fajar dan Saleh berusaha mencari pengampunan dan pertobatan di tengah siksaan yang tak terbayangkan.
Tyas (Ratu Sofya): Tyas adalah saudara perempuan Saleh dan Fajar. Dia juga terlibat dalam perjalanan tragis ke alam lain setelah kecelakaan. Tyas mencari makna dan harapan di tengah penderitaan.
Azizah (Nayla D. Purnama): Azizah, saudara perempuan lainnya, juga menghadapi konsekuensi dosa dan siksaan di alam setelah meninggal.
Lebih jauh tentang Saleh
Saleh, salah satu tokoh utama dalam film Siksa Neraka, menghadapi siksa neraka dengan penuh penderitaan. Berikut adalah beberapa aspek mengenai karakter Saleh dan pengalamannya:
Terlahir dalam Keluarga Agamis: Saleh tumbuh dalam keluarga yang kental dengan nilai-nilai keagamaan. Ayahnya, Ustad Syakir, selalu mengajarkan tentang takut berbuat dosa dan percaya dengan siksa neraka.
Kecelakaan dan Kematian: Suatu malam, Saleh dan ketiga adiknya dalam perjalanan menuju kota untuk mengantar Tyas mengikuti kontes bernyanyi. Mereka terseret arus sungai yang deras dan menghilang akibat hujan. Setelah beberapa hari, Saleh, Fajar, dan Azizah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara Tyas berhasil selamat dengan kondisi yang sangat kritis.
Di Alam Lain: Saleh terbangun di alam lain yang menyeramkan, yang menyerupai gambaran neraka yang sering sang ayah ceritakan. Di sana, dia menjadi saksi berbagai macam siksaan yang mengerikan. Lidah yang terpotong, punggung yang diseterika, mata yang ditusuk, dan berbagai bentuk penderitaan lainnya.
Pertobatan dan Penderitaan: Saleh dan ketiga adiknya mencari pengampunan dan pertobatan di tengah siksaan yang tak terbayangkan. Mereka menghadapi pilihan antara pertobatan dan penderitaan abadi.
Review Film "Siksa Neraka" oleh Channel Keramagz di youtubeÂ
Film Siksa Neraka baru-baru ini tayang di bioskop Indonesia. Berikut adalah ringkasan dari review yang dibuat oleh channel Keramagz:
Adaptasi Komik: Film ini diadaptasi dari komik yang dulu sukses membuat anak-anak traumatik. Ceritanya tentang keluarga yang terlihat sempurna: bapak seorang ustaz, ibu yang baik hati, dan empat anak yang berbeda-beda. Konflik muncul ketika anak-anak ini tidak nurut pada orangtua dan akhirnya mati terbawa arus sungai yang cetek.
Di Neraka: Setelah kematian, anak-anak pak ustaz langsung masuk neraka. Di sana, terungkap bahwa mereka tidak sesoleh yang kita kira. Adegan siksa neraka muncul bergantian dengan adegan penyesalan orang tua yang menangis.
Quote Terbaik: Film ini bahkan memberikan quote terbaik yang pernah ada di film horor Indonesia: "Kalo anak kehilangan orang tua, disebut yatim piatu. Kalo orang tua kehilangan anak, disebut apa?".
*****
Menurut channel di atas, ada beberapa yang menjadi catatan penting yaitu:
1. Gagal menampilkan sosok seorang ustaz karena menonjol peci dan sarung saja sehingga tidak terkesan sebagai ustaz, apalagi dibandingkan dengan filem 'kodrat'
2. Kritik juga di arahkan kepada logika memilih jalan antara jembatan atau melalui jalan pintas padahal sedang hujan. Menurut pemilik channel keramagz, lebih baik memilih jembatan dengan resiko terlambat daripada menyeberangi sungai yang beresiko, bukankah si bungsu mau ikut lomba dan tentu kakinya akan menjadi basah
3. Angle kamera yang awalnya one short take menjadi biasa, seperti film horor normal
4. Kritik lain yang meperlhatkan pakaian pria yang compang-camping di neraka sementara pakaian wanita masih utuh. Masak iya neraka yang begitu panas tidak sanggup membakar pakaian mereka? Katanya lebih serem komiknya
5. Film ini lebih menonjolkan teknologi CGI yang mengekplotasi adegan sadis dibandingkan pendalaman emosional para tokoh
Beberapa Komentar Netizen
Berikut adalah ringkasan komentar netizen mengenai film Siksa Neraka:
Wajib Nobar di Instansi Pemerintah: Banyak netizen berpendapat bahwa film ini sebaiknya diadakan wajib nobar di setiap instansi pemerintah, dimulai dari pusat hingga menyebar ke seluruh pelosok negeri. Bahkan, ada yang mengusulkan agar setiap tahun pada hari ulang tahun PNS, film ini wajib ditonton di instansi masing-masing.
Pengingat akan Balasan di Akhirat: Beberapa netizen menyatakan bahwa film ini mengingatkan kita bahwa setelah meninggal dunia, pasti ada balasan. Film ini menjadi pengingat untuk lebih taat beribadah dan menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab.
Pesan Moral dan Hidayah: Ada yang menyebut film ini sebagai jalan menuju hidayah Allah SWT. Pesan moral yang disampaikan film ini diharapkan dapat mempengaruhi penonton untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Menanam Pahala: Banyak netizen berpendapat bahwa menonton film ini sama saja menanam pahala. Film ini dapat membuat orang tersadar dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Namun, tingkat kesadaran setiap individu tetap berbeda-beda.
Menghidupkan Hati untuk Tobat: Film ini dianggap dapat menghidupkan hati untuk bertaubat dari dosa-dosa. Cocok untuk semua orang, termasuk para pejabat dan koruptor.
Cocok untuk Anak Sekolahan: Ada yang menyebut film ini cocok untuk tontonan anak sekolahan yang sering terfokus pada hal-hal sepele. Film ini bisa menjadi pengingat akan akhirat.
Pesan tentang Pertobatan: Film ini secara tidak langsung mengajarkan kita untuk lebih taat beribadah dan tidak hanya fokus pada kenikmatan dunia. Pertobatan dan kesadaran akan akhirat menjadi pesan utama.
Mengerikan dan Menggugah: Beberapa netizen merasa film ini mengerikan, terutama adegan siksaan. Namun, film ini juga menggugah hati dan memberikan pesan moral yang mendalam.
Pesan Moral dari film Siksa Neraka
Siksa Neraka adalah film yang menggugah hati dengan pesan moral yang mendalam. Di balik visualisasi mengerikan tentang neraka, film ini menyampaikan beberapa pesan penting:
Konsekuensi Perbuatan: Film ini mengingatkan kita tentang konsekuensi dari perbuatan baik atau buruk di dunia ini. Setiap tindakan akan memiliki akibat di akhirat.
Pertobatan dan Kesadaran: Adegan-adegan siksaan menjadi perumpamaan betapa pedihnya balasan dosa di akhirat. Rasa takut ini diharapkan memotivasi kita untuk memperbaiki diri dan menjauhi perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Pendidikan Agama: Film juga menyoroti pentingnya pendidikan agama sejak dini. Orangtua harus mendidik anak-anak tentang nilai-nilai agama dan moral.
Kesadaran akan Keberadaan Sang Pencipta: Film memberikan perspektif tentang surga bagi mereka yang menjalani hidup dengan kebajikan dan ketaatan pada nilai-nilai agama. Kesadaran akan keberadaan Tuhan menjadi dorongan moral.
Semua karakter ini menghadapi pilihan antara pertobatan dan penderitaan abadi. Film ini menggugah hati dan memberikan pesan moral tentang pentingnya introspeksi diri dan pertimbangan moral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H