Sedihnya lagi negara-negara Muslim, meskipun memiliki peran penting dalam isu ini, sering kali terjebak dalam politik dan kepentingan sendiri. Banyak orang di seluruh dunia berharap agar mereka dapat bersatu dan berbicara dengan suara yang lebih kuat untuk mengakhiri konflik ini dan membantu penduduk Gaza yang menderita.
Rakyat Gaza tidak lagi bicara cashflow, mereka hanya pasrah dengan apa yang tersedia atau bagaikan berpuasa siang dan malam. Mungkin hampir sama dengan yang dialami keluarga miskin di Indonesia, bedanya mereka berada di daerah perang sedangkan si miskin Indonesia di daerah damai.
Di tengah puing-puing dan ketidakpastian, penduduk Gaza telah kehilangan banyak hal yang kita anggap biasa, termasuk arus kas. Mereka tidak lagi memikirkan transaksi perbankan, investasi, atau keuangan pribadi. Bagi mereka, mendapatkan makanan dan air bersih adalah prioritas utama.
Ketika kita membayangkan keluarga miskin di Indonesia, kita sering berpikir tentang kekurangan ekonomi dan ketidakstabilan. Namun, perbedaan dramatis terletak pada konteks tempat tinggal mereka. Keluarga miskin di Indonesia mungkin menghadapi kesulitan, tetapi mereka berada di daerah yang relatif damai. Di Gaza, situasinya jauh lebih parah karena mereka hidup dalam konflik yang berkecamuk.
Bagi penduduk Gaza, berpuasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus selama Ramadhan. Ini juga tentang menahan ketakutan, kekhawatiran, dan ketidakpastian. Setiap hari, mereka menghadapi ancaman bom, suara pesawat tempur, dan ketidakstabilan yang menghantui. Bagi mereka, berpuasa adalah bentuk ketahanan dan pengharapan di tengah penderitaan.
Namun, kita tidak boleh melupakan bahwa di tengah semua ini, ada semangat kebersamaan dan keberanian yang terus menyala di hati penduduk Gaza. Meskipun mereka berada dalam situasi yang sulit, mereka tetap berbagi dan saling mendukung. Semoga suatu hari nanti, perdamaian akan menggantikan konflik, dan mereka dapat merayakan Ramadhan dengan lebih tenang dan sejahtera.
Organisasi kemanusiaan dan relawan terus berjuang untuk memberikan bantuan kepada penduduk Rafah. Mereka menyediakan makanan, air bersih, dan perawatan medis. Namun, tantangan yang dihadapi sangat besar, dan situasi ini memerlukan perhatian dan dukungan dari seluruh dunia.
Di tengah semua penderitaan ini, semangat keberanian dan ketahanan terus menyala di hati penduduk Gaza. Meskipun mereka hidup dalam keadaan yang sulit, mereka tetap bersatu dan berbagi apa yang mereka miliki dengan sesama. Setiap suapan makanan, meskipun sederhana, menjadi tanda solidaritas dan kebersamaan di antara mereka. Mereka menemukan kekuatan dalam berbagi dan saling mendukung, bahkan ketika segalanya tampak suram.
Dalam situasi yang penuh tantangan ini, organisasi kemanusiaan dan relawan berperan penting dalam membantu penduduk Gaza. Mereka menyediakan bantuan makanan, air bersih, dan perawatan medis bagi yang membutuhkan. Namun, tantangan yang dihadapi masih besar, dan upaya bersama dari seluruh dunia diperlukan untuk mengurangi penderitaan di Gaza.
Semoga suatu hari nanti, arus kas Ramadhan akan kembali mengalir di Gaza, dan penduduknya dapat merayakan bulan suci dengan lebih tenang dan sejahtera. Kita semua berharap agar perdamaian dan keadilan dapat menggantikan konflik dan penderitaan yang sedang berlangsung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H