Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tidak Ada Cashflow Ramadhan di Gaza: Hanya Puing-Puing dan Rintihan Sedih

19 Maret 2024   16:35 Diperbarui: 19 Maret 2024   16:39 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan, bulan suci umat Islam yang penuh dengan berkah dan keberkahan, biasanya dirayakan dengan sukacita dan kebahagiaan di seluruh dunia. Namun, di Gaza, kisahnya berbeda. Tahun ini, di tengah reruntuhan dan puing-puing, penduduk Gaza merayakan Ramadhan dengan hati yang berat dan beban yang tak tertahankan.

Gaza, tanah yang dipenuhi dengan sejarah dan kebanggaan, sekarang terperangkap dalam konflik yang tak kunjung usai. Pertempuran terus mendera wilayah ini, meninggalkan sebagian besar infrastruktur hancur dan penduduknya hidup dalam ketakutan dan penderitaan yang tak terhingga. Dan ketika Ramadhan tiba, tidak ada lagi arus kas yang biasa menyemarakkan bulan suci ini di Gaza. Yang tersisa hanyalah puing-puing dan rintihan sedih.

Sejak serangan terbaru dimulai, banyak bisnis kecil dan pedagang di Gaza telah hancur. Toko-toko yang biasanya ramai dengan pembeli yang mencari barang-barang untuk merayakan Ramadhan, sekarang hanya menjadi puing-puing di jalanan yang sepi. Usaha-usaha kecil yang merupakan tulang punggung ekonomi lokal hancur berantakan, meninggalkan banyak orang tanpa mata pencaharian dan tanpa harapan untuk menyambut Ramadhan dengan kemakmuran seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bagi banyak keluarga di Gaza, Ramadhan tahun ini adalah tantangan yang berat. Dengan pendapatan yang hampir tidak ada dan harga barang yang terus meningkat, makanan yang cukup untuk berbuka puasa menjadi suatu kemewahan. Banyak orang di Gaza berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk makanan dan air bersih, apalagi untuk merayakan momen-momen istimewa Ramadhan.

Rafah, satu-satunya wilayah yang belum hancur di Gaza, kini menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari 1 juta orang. Meskipun terus berada dalam ancaman bom dari Israel, penduduk Rafah bertahan dengan ketabahan dan keberanian yang luar biasa.

Di tengah reruntuhan dan puing-puing, mereka berusaha mempertahankan kehidupan sehari-hari. Setiap langkah mereka dijalani dengan hati-hati, setiap suara pesawat tempur di atas kepala mereka mengingatkan akan bahaya yang selalu mengintai. Namun, semangat solidaritas dan kebersamaan tetap menyala di antara mereka.

*****

Israel, tanpa mengendorkan serangannya, terus melancarkan aksi militer di Gaza, bahkan di tengah bulan Ramadhan. Sedihnya, meskipun negara-negara Muslim menyaksikan penderitaan rakyat Gaza, banyak dari mereka tidak dapat atau tidak mau melakukan banyak tindakan konkret.

*****

Penduduk Gaza, yang berpuasa di tengah reruntuhan dan bayangan bom, merasakan ketidakpastian dan ketakutan setiap hari. Suara pesawat tempur yang menggema di langit mengingatkan mereka akan bahaya yang selalu mengintai. Namun, semangat keberanian dan ketahanan terus menyala di hati mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun