Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Berburu Pabukoan (Takjil): Menyelami Kemeriahan Ramadhan di Padang Kota Tercinta

15 Maret 2024   14:00 Diperbarui: 15 Maret 2024   14:49 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://infopublik.id/assets/upload/headline//IMG_20230330_233233.jpg

Pengantar

Ketika bulan Ramadan menjelang, Kota Padang, yang dikenal sebagai Padang Kota Tercinta yang juga menjadi tujuan banyak pencari pendidikan tinggi, dipenuhi dengan semangat dan kehangatan menyambut kedatangan bulan suci tersebut. Marhaban ya Ramadan, bulan penuh ampunan dan keberkahan.

Salah satu tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari Ramadan adalah kegiatan berburu Pabukoan (takjil). Kegiatan ini tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi bagian penting dari kehidupan sosial masyarakat Padang.

Setiap sore menjelang waktu berbuka, beberapa ruas jalan di Kota Padang menjadi sibuk dengan aktivitas berburu takjil. Dari sudut-sudut jalanan hingga pasar tradisional, para penjual takjil bersiap untuk menampilkan aneka sajian yang menggugah selera.

Berbagai macam makanan dan minuman manis, segar, dan lezat tersedia untuk memanjakan lidah para pemburu takjil.

 https://m.antaranews.com/amp/video/4008342/45-pelaku-usaha-kuliner-tempati-pasar-pabukoan-di-tengah-kota-padang
 https://m.antaranews.com/amp/video/4008342/45-pelaku-usaha-kuliner-tempati-pasar-pabukoan-di-tengah-kota-padang
Berburu Takjil di Pasar Baru Jalan Menuju Unand

Anda yang beraktifitas rutin bolak-balik melewati jalan tersebut, saya sarankan untuk turun langsung setelah sebelum jam 4:30 WIB karena hampir dipastikan ruas jalan tersebut akan macet.

Kecuali bagi anda yang bisa menikmati suasana tersebut sebagai bagian dari menghabiskan waktu menunggu berbuka, asik juga jalan pelan-pelan di tengah orang yang berlalu-lalang dan kendaraan roda roda dua yang akan memotong jalan anda tanpa aba-aba.

Jika anda Pulang sore hari mulai jam 4, aroma harum dan warna-warni menggoda menyambut para pemburu takjil di Pasar Baru, yang terletak di sepanjang Jalan Simpang Tiga Menuju Unand.

Tempat yang dikenal sebagai salah satu pasar kaget yang berubah menjadi surga takjil pada bulan Ramadhan, dengan ratusan pedagang menjajakan aneka hidangan lezat untuk berbuka puasa.

Suasana di Pasar Baru memang unik. Dipenuhi dengan keceriaan dan ramai. Pasar ini menciptakan atmosfer yang begitu hidup dan penuh semangat yang didominasi anak muda.

Para pedagang dengan senyum ramahnya menawarkan takjil-takjil mereka kepada pengunjung, sementara pembeli dengan antusias memilih berbagai jualan yang tersedia.

Keberagaman takjil di Pasar Baru sungguh memukau. Mulai dari kolak pisang, bubur kampiun, es tebak, hingga hidangan tradisional Minangkabau lainnya seperti pangek masin dan lontong sayur, semuanya tersedia di sini. Tak hanya itu, takjil kekinian juga turut meramaikan pasar ini, menambah variasi dan keseruan bagi para pemburu takjil.

Harga takjil di Pasar Baru terjangkau, menjadikannya tempat favorit bagi banyak kalangan, terutama mahasiswa dari Universitas Andalas (Unand) yang kost di sekitarnya. Tidak jarang

Atmosfer yang ramai namun hangat membuat berkumpul dan berburu takjil di Pasar Baru menjadi kegiatan yang tidak hanya memuaskan rasa lapar, tetapi juga menghangatkan hati.

Tak hanya tentang mencari makanan, berburu takjil di Pasar Baru juga memberikan kesempatan untuk bersosialisasi dan mempererat tali silaturahmi. Di antara keramaian pemburu takjil, teman lama bisa bertemu, cerita lama bisa dibagikan, dan tawa bisa tercipta. Suasana kebersamaan ini, di tengah-tengah berburu takjil, menjadi bagian tak terpisahkan dari nuansa Ramadhan di Pasar Baru.

Pedagang pasar baru pada bulan Ramdhan lebih beragam dari biasanya. Mereka yang memanfaatkan momen ini tidak hanya pedagang tetap, tetapi pedagang dadakan juga ada, termasuk dari klangan mahasiswa Unand.

Bagi saya ini merupakan ide tepat bagi mahasiswa untuk menggali potensi dan insting bisnis mereka. Walaupun kesempatan berjualan ini tidak lama, tetapi rutin berjualan setidak tiga minggu terus menerus akan memberikan pengalaman dan bekas yang meyakinkan agar kelak mereka menjadi pengusaha perintis dan pengusaha tangguh setelah tamat dari Unand.

Sebagai salah dosen pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan, saya mendorong mahasiswa saya agar mengambil momen berjualan takjil Ramadhan setiap tahunnya untuk mengasah kemampuan dan memperkaya pengalaman mereka berjualan.


Berburu Takjil di Tempat lain

Banyak tempat berjualan takjil lain di seluruh kota Padang. Pedagang takjil tumbuh bak cendawan, di semua kota ada. Ini adalah salah bentuk, bagaimana mereka pandai membaca situasi dan memanfaatkannya meraih rezeki yang halal lagi baik.

Salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan adalah Pasar Raya Padang, pusat perbelanjaan terbesar di kota ini. Sepanjang jalan yang membelah pertokoan dipenuhi dengan aroma harum dan warna-warni takjil yang menggoda. Mulai dari kolak, bubur, es campur, hingga aneka kue tradisional, semua dapat ditemui di sini. Lauk pauk tentu saja tidak ketinggalan.

Tak hanya di pasar tradisional, berburu takjil di Kota Padang juga melibatkan warung-warung kecil di pinggir jalan, termasuk di ruasa jalan utama seperti JL.Bypass simpang Unand dan JL. Khatib Sulaiman serta GOR Agus Salim dan Patimura.

Di sini, kita bisa menemui takjil khas Padang seperti es buah yang segar dengan tambahan santan dan gula merah yang kental. Atmosfer yang hangat dan ramah di warung-warung kecil ini membuat pengalaman berburu takjil semakin menyenangkan.

Jika anda menyukai es cendol, maka es cendol yang berada di ruas jalan Patimura layak dicoba. Menjelang maghrib sering terlihat antrian Panjang pengunjung menunggu order mereka siap.

Tempat lainya yang bisa anda kunjungi adalah ruas jalan Gunung Pangilun dan Jalan Lubuk Lintah, Anduring. Sore hari jalan ini seperti pasar kaget yang padat. Mobil dan motor bergerak zigzag dan merayap menghindari kecelakaan.

Pemandangan keramaian simpang Anduring menuju Lubuk Lintah, kampus UIN Imam Bonjol terekam dengan jelas. Setiap melewati simpang tersebut, terlihat orang yang berlalu-lalang memilih takjil di pinggir jalan. Terkesan penjual juga sengaja mendorong gerobak jualan agak memakan jalan menjadi pemandangan ajaib.

Manurut salah satu jamaah Masjid At-Taqwa yang berjualan buah di sana, penjualan bulan Ramadhan lebih baik dari hari biasa, waktunya lebih pendek tetapi omset lebih besar.

Para pengendara motor yang menjatuhkan kaki sambil mendorong motornya melintasi ruas jalan tersebut menjadikan pemandangan ini bak  phenomena alam tersendiri. Bagaimana tidak, mereka bagaikan sedang berbelanja dengan system "drive through" alami, tetapi tanpa gerbang dan petugas tambahan he...he...

Pengendara ini memesan makanan langsung dari motor yang didorong dengan kaki layaknya pejalan kaki. Terutama ibu-ibu yang kata istri saya sebagai makhlus terkuat di dunia, dengan santai berpindah dari pedagang ke pedagang, tak peduli sisi kiri ataupun kana, terus mengorder makanan dan kemudian digantung di stang motor. Lucu sih melihatnya.

Pasar Takjil Online

Pasar takjil, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bulan Ramadan selama berabad-abad, mengalami evolusi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Mari kita teliti lebih lanjut perbandingan antara pasar takjil tradisional dan pasar takjil online yang semakin mendominasi.

Pasar Takjil Tradisional

Keaslian dan Keberagaman: Pasar takjil tradisional, seperti Pasar Pabukoan di Padang, memancarkan keaslian dan keberagaman tak tertandingi. Di sini, kita tidak hanya menemukan hidangan-hidangan takjil khas Minangkabau seperti lemang, ketupat, kolak, dan rendang, tetapi juga merasakan nuansa budaya yang kental.

Interaksi Sosial: Berburu takjil secara langsung di pasar tradisional membuka peluang untuk berinteraksi dengan pedagang dan sesama pembeli. Suasana ramai dan hangat menciptakan pengalaman berburu takjil yang tidak hanya memuaskan perut tetapi juga memperkaya relasi sosial.

Sentuhan Budaya: Pasar takjil tradisional tidak hanya sekadar tempat jual-beli, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya lokal dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat setempat. Hidangan-hidangan yang disajikan di pasar ini bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai-nilai sejarah dan cerita yang mendalam.

Pasar Takjil Online

Pasar takjil online menwarkan kemudahan dan efisiensi. Dengan munculnya layanan pesan antar makanan seperti GoFood, kita dapat dengan mudah memesan takjil favorit dari kenyamanan rumah. Tidak perlu lagi antri atau berburu ke pasar, cukup buka aplikasi dan pesan dengan beberapa ketukan jari.

GoFood menawarkan beragam pilihan takjil dari berbagai restoran dan warung, memungkinkan kita untuk menjelajahi berbagai cita rasa tanpa harus meninggalkan rumah. Mulai dari hidangan tradisional hingga takjil kekinian, semua tersedia dalam genggaman.

Salah satu keunggulan pasar takjil online adalah kemampuannya untuk beroperasi 24 jam, memungkinkan kita untuk memesan takjil kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan selera.

Dengan segala kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan oleh pasar takjil online, banyak orang yang mulai beralih dari tradisi berburu takjil secara langsung di pasar tradisional. Namun demikian, bagi sebagian orang, kehangatan dan kelezatan takjil yang autentik di pasar tradisional tetap menjadi daya tarik tersendiri.

Dilema antara memesan online atau membeli langsung di pasar tradisional menjadi cerminan dari ragam preferensi dan gaya hidup masyarakat modern.

Menurut data dari Tokopedia, penjualan takjil secara online mengalami peningkatan yang signifikan selama minggu pertama Ramadan 2023. Berbagai jenis hidangan takjil menjadi lebih diminati oleh masyarakat melalui platform e-commerce. Berikut beberapa temuan menarik:

Kategori Makanan dan Minuman Populer:

Kategori Makanan dan Minuman menjadi salah satu yang paling populer selama minggu pertama Ramadan 2023.

Takjil mengalami peningkatan transaksi sebesar 3 kali lipat dibandingkan rata-rata transaksi mingguan sepanjang 2023 di Tokopedia.

Produk Takjil yang Diminati: Kelapa Muda: Transaksi kelapa muda naik hampir 2 kali lipat dibandingkan rata-rata transaksi mingguan sepanjang 2023. Kelapa muda dicari banyak orang karena membantu mencukupi kebutuhan elektrolit harian terutama selama berpuasa.

Es Cincau: Transaksi es cincau meningkat lebih dari 2 kali lipat di minggu pertama Ramadan. Es cincau dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memelihara kesehatan lambung.

Es Pisang Ijo: Kudapan manis khas Makassar ini juga melonjak lebih dari 2 kali lipat.

Produk Lainnya: Kolak Pisang dan Kurma: Meningkat sekitar 3,5 kali lipat.

Kolang-kaling: Biasanya menjadi campuran takjil, melonjak hampir 4 kali lipat.

Penutup

Suasana kebersamaan yang tercipta dalam proses berburu takjil menjadi bagian integral dari kehidupan Ramadhan di Kota Padang. Dengan ragam takjil yang ditawarkan dan atmosfer hangat dalam proses pencarian, Kota Padang telah menjadi tujuan menarik bagi para pencinta kuliner dan budaya. Di sini, berburu takjil bukan hanya sekadar mencari makanan, melainkan juga merupakan pengalaman yang memperkaya jiwa dan meneguhkan rasa syukur atas berkah Ramadhan.

Namun, lebih dari sekadar memenuhi rasa lapar dan dahaga, berburu takjil di Kota Padang juga merupakan momen untuk bersosialisasi dan mempererat tali silaturahmi. Di tengah keramaian pemburu takjil, kita dapat bertemu dengan teman lama, tetangga, bahkan orang baru, sambil berbagi cerita dan tawa.

Tak hanya sebatas mencari hidangan, berburu takjil di Pasar Baru juga memberikan kesempatan untuk bersosialisasi dan mempererat tali silaturahmi. Di tengah kerumunan para pencari takjil, teman lama dapat bertemu, kisah-kisah lama dapat dibagikan, dan tawa pun tak jarang terdengar. Atmosfer kebersamaan yang tercipta di tengah-tengah proses berburu takjil merupakan bagian integral dari nuansa Ramadhan di Pasar Baru.

Baik pasar takjil tradisional maupun platform takjil online memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Studi ilmiah menunjukkan bahwa kedua model ini memiliki dampak ekonomi, sosial, budaya, dan tingkat kepuasan konsumen yang berbeda.

Masa depan pasar takjil mungkin akan mengarah pada penyatuan antara model tradisional dan online. Platform online dapat membantu pedagang tradisional untuk memperluas jangkauan pasar mereka, sementara pasar tradisional tetap memegang nilai-nilai tradisi dan budaya yang tak ternilai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun