PengantarÂ
Di tengah hujan lebat yang mengguyur kampus, mahasiswa dan pengendara motor terpaksa menunda kepulangan mereka, menunggu hujan reda. Air melimpah di kiri kanan, membanjiri jalan-jalan dan memperlambat arus lalu lintas. Fenomena ini bukan hanya sekadar gangguan sehari-hari, tetapi juga cerminan dari masalah yang lebih besar yang kita hadapi: perubahan iklim.
Gelombang Panas dan Hujan Lebat: Dua Sisi Mata Uang yang Sama
Baru beberapa minggu yang lalu, Kota Padang dilanda angin kencang dan suhu panas, dan sekarang sudah ditimpa oleh hujan lebat. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi cuaca lokal. Gelombang panas yang lebih panjang dan lebih intens, serta hujan yang lebih berat dalam waktu singkat, adalah beberapa manifestasi dari perubahan iklim yang kita alami saat ini.
Â
Mengapa Ini Terjadi?
Peningkatan suhu global mempengaruhi siklus air dengan meningkatkan penguapan. Ketika udara lebih hangat, ia dapat menahan lebih banyak uap air, yang kemudian jatuh sebagai hujan atau salju yang lebih berat. Ini menjelaskan mengapa beberapa wilayah mengalami hujan lebat yang tiba-tiba, sementara yang lain mungkin mengalami kekeringan.
Perilaku Manusia dalam Situasi Ekstrem
Dalam situasi ekstrem seperti banjir, perilaku manusia sering kali menambah kompleksitas masalah. Lucu tetapi juga menyebalkan. Misalnya, munculnya "Pak Ogah" yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, memberi tahu pengendara bahwa air di jalan ini dalam, tidak usah lewati bagian jalan ini.
Mereka berharap ucapan terima kasih dari pengendara berupa uang ribuan, walaupun tidak memaksakan.
Akibatnya, terjadi penyempitan dan macet. Karena jalan yang bisa dilewati hanya satu sisi.
Di sisi lain, pemilik kedai yang khawatir sibakan air dari roda kendaraan membasahi lantai atau tempat parkir di depan kedai, meletakkan kursi atau batu di tepi jalan, sehingga mempersempit jalan dan menambah kemacetan.
Saya yakin hal yang sama juga terjadi di beberapa kota di Indonesia. Bagaimana dengan kota Anda, apakah Pak ogah juga ada di sana?
Ketidaktegasan Pemerintah Daerah
Ketidaktegasan Pemerintah Daerah Kota Padang dalam menertibkan bangunan liar di sepanjang jalan mulai dari bypass sampai ke gerbang Universitas Andalas telah menyebabkan penyempitan dan pendangkalan saluran air.
Ketidak tegaskan ini juga terjadi di banyak tempat di kota Padang. Hal ini berkontribusi pada banjir yang sering terjadi, pohon tumbang, dan bahkan hanyutnya dua buah rumah di daerah Banuaran. Dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat adalah kerugian materi dan terganggunya aktivitas sehari-hari.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini. Dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca, kita menghadapi risiko perubahan iklim yang dapat mengubah kehidupan di bumi secara drastis. Namun, ada langkah-langkah konkrit yang dapat diambil oleh semua pihak untuk mengurangi emisi dan memperlambat proses perubahan iklim.
 Terutama pemerintah harus melakukan banyak hal untuk menata lingkungan, menata pengusaha dan juga menata masyarakat agar mereka menyadari pentingnya lingkungan yang memenuhi standar kelayakan. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk meminimalkan kerugian jika terjadi cuaca ekstrem seperti angin kencang, gelombang udara panas dan curah hujan yang sangat tinggi yang bisa menyebabkan banjir.
Walaupun pemerintah melalui kebijakan tegas akan berhadapan dengan banyak masyarakat dan pengusaha, tetapi ini tetap harus diambil agar kejadian yang akan merugikan mereka tidak terjadi atau dapat dikurangi.
Memang masyarakat dan pengusaha kadang tidak mau rugi dari sisi bangunan bahkan Mereka cenderung mengambil fasum untuk kepentingan berusaha hal ini harus dicegah melalui penetapan peraturan daerah yang telah disusun bersama dengan anggota DPRD.
Berikut adalah kontribusi nyata pemerintah pengusaha dan masyarakat umum dalam meminimalkan dampak perubahan iklim yang ekstrem.
 Langkah-Langkah Konkrit Pemerintah
1.Pemerintah harus membuat kebijakan yang mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti membatasi penggunaan bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan energi terbarukan.
2.Pemerintah harus mengalokasikan dana yang besar dan terukur untuk penelitian dan pengembangan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biofuel.
3.Pemerintah dapat memberlakukan standar efisiensi energi untuk bangunan dan kendaraan untuk mengurangi konsumsi energi.
4. Pemerintah perlu membangun sistem transportasi umum yang terintegrasi dengan harga tiket yang murah dan terjangkau yang bisa memfasilitasi setiap kelurahan di Kota Padang.
5.Pemerintah daerah harus mendata kembali bangunan-bangunan liar di sepanjang jalan utama dan bypass juga bangunan yang berada di daerah kritis aliran air. Bangunan ini harus ditertibkan dan dibongkar tanpa ada tarik ulur dan negosiasi. Masyarakat yang bangunannya dibongkar dan berada di fasilitas umum tidak perlu ada kompensasi, tetapi jika mereka berada di Tanah adat atau tanah bersertifikat maka pemerintah harus memberikan kompensasi yang menguntungkan bukan lagi ganti rugi tetapi ganti untung sehingga tidak akan menimbulkan keberatan.
Langkah-Langkah Konkrit Pengusaha
1.Pengusaha dapat berinvestasi dalam teknologi yang mengurangi emisi, seperti pembangkit listrik yang lebih efisien dan kendaraan listrik. Investasi dari pengusaha sangat penting karena melalui investasi tersebut akan dilahirkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Namun permasalahan terkadang muncul karena investasi yang berorientasi lingkungan lebih mahal daripada usaha biasa, di sini juga perlu pemerintah memberikan beragam kemudahan kepada pengusaha agar mereka tertarik berinvestasi di bidang teknologi hijau.
2.Pengusaha harus menerapkan praktik bisnis yang mengurangi limbah dan meningkatkan daur ulang. Setiap usaha yang menghasilkan limbah harus membangun pusat pengolahan sendiri dan mengikuti standar yang telah dikeluarkan oleh kementerian lingkungan hidup dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
3.Memilih bahan baku yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk produksi barang dan jasa. Memilih kebijakan ini memerlukan pertimbangan matang dan kecerdasan. Sebenarnya Indonesia memiliki bahan baku berkelanjutan yang melimpah dan juga bahan yang bisa didaur ulang. Kendalanya adalah teknologi proses yang mendukung yang hampir bersandar kepada teknologi impor dari berbagai negara terutama Cina. Kembali di sini pengusaha harus berkolaborasi dengan pemerintah dan perguruan tinggi untuk menghasilkan teknologi proses yang serupa atau lebih baik.
Langkah-Langkah Konkrit Masyarakat Umum
1. Masyarakat dapat beralih ke transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki untuk mengurangi emisi dari kendaraan bermotor. Sebagian besar masyarakat umum akan senang dengan transportasi umum yang nyaman, murah dan terjadwal. Namun sayang di Kota Padang belum tersedia transportasi umum seperti itu. Satu-satunya transportasi umum bersifat massal hanyalah transpadang dengan rute terbatas, walaupun telah memiliki kenyamanan dengan adanya AC dan tempat duduk yang lebih manusiawi dibandingkan dengan angkot.
2. Menggunakan lampu LED, mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, dan menggunakan peralatan hemat energi. Untuk mencapai sasaran ini Pemda dan perguruan tinggi harus bergerak dan terjun langsung ke masyarakat mensosialisasikan pentingnya penghematan energi listrik dan menggunakan bahan-bahan yang lebih hemat. Masyarakat tentu akan senang dengan hal yang demikian dan apalagi jika diiringi dengan bantuan atau hibah untuk mereka pakai di rumah.
3. Industri peternakan adalah salah satu penyumbang besar emisi gas rumah kaca, sehingga mengurangi konsumsi daging dapat membantu mengurangi emisi. Ini siang dihasilkan itu bersumber dari lahan yang besar diperlukan untuk peternakan. Namun secara umum masyarakat sudah melakukan karena harga daging masih tinggi lebih dari rp.120.000/kg. Saya sendiri juga sudah mengurangi masakan berbasis daging sapi dan lebih memilih daging ayam dan ikan serta telur.
4. Pohon menyerap karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca utama, sehingga menanam pohon dapat membantu mengurangi jumlah gas ini di atmosfer. Rakyat sangat senang jika memiliki kesempatan menanam pohon di lingkungannya, tetapi kendala lahan jelas tidak memungkinkan. Cara lain adalah dengan mengembangkan petani urban. Masyarakat bisa bertani secara terbatas dengan bantuan teknologi seperti hidroponik dan aquaponik. Teknologi terbaru adalah agrovoltaic, yang menggabungkan teknologi bertani menggunakan solar panel. Melalui kelurahan atau RT dan RW, pemerintah bisa memberikan contoh dan stimulan dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Unand sehingga penerapan teknologi tersebut bisa terlaksana dengan baik dan terstruktur.
Kesimpulan
Perubahan iklim adalah masalah global yang memerlukan tindakan kolektif. Setiap individu memiliki peran dalam memerangi perubahan iklim dan dalam menghadapi situasi ekstrem dengan bijaksana. Dengan mengubah perilaku kita dan mendukung kebijakan yang ramah lingkungan, kita dapat membantu memastikan bahwa fenomena cuaca ekstrem dan dampak sosialnya tidak menjadi norma baru bagi generasi yang akan datang.
Dengan mengambil langkah-langkah konkrit ini, kita dapat berkontribusi dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah perubahan iklim. Setiap tindakan, tidak peduli seberapa kecil, dapat membantu membuat perbedaan yang signifikan untuk masa depan planet kita.
Sikap abai pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat terhadap lingkungan tidak hanya terjadi di kota Padang tetapi hampir ke seluruh kota di Indonesia, jadi jangan heran silih berganti kejadian banjir melanda akibat penyempitan drainase. Ini adalah sebuah kebodohan yang panennya kerugian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H