Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Memahami Cuaca Ekstrem di Kota Padang: Dampak dan Kebijakan

8 Maret 2024   07:45 Diperbarui: 8 Maret 2024   09:25 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Pengusaha dapat berinvestasi dalam teknologi yang mengurangi emisi, seperti pembangkit listrik yang lebih efisien dan kendaraan listrik. Investasi dari pengusaha sangat penting karena melalui investasi tersebut akan dilahirkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Namun permasalahan terkadang muncul karena investasi yang berorientasi lingkungan lebih mahal daripada usaha biasa, di sini juga perlu pemerintah memberikan beragam kemudahan kepada pengusaha agar mereka tertarik berinvestasi di bidang teknologi hijau.

2.Pengusaha harus menerapkan praktik bisnis yang mengurangi limbah dan meningkatkan daur ulang. Setiap usaha yang menghasilkan limbah harus membangun pusat pengolahan sendiri dan mengikuti standar yang telah dikeluarkan oleh kementerian lingkungan hidup dan kebijakan pemerintah daerah setempat.

3.Memilih bahan baku yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk produksi barang dan jasa. Memilih kebijakan ini memerlukan pertimbangan matang dan kecerdasan. Sebenarnya Indonesia memiliki bahan baku berkelanjutan yang melimpah dan juga bahan yang bisa didaur ulang. Kendalanya adalah teknologi proses yang mendukung yang hampir bersandar kepada teknologi impor dari berbagai negara terutama Cina. Kembali di sini pengusaha harus berkolaborasi dengan pemerintah dan perguruan tinggi untuk menghasilkan teknologi proses yang serupa atau lebih baik.

Langkah-Langkah Konkrit Masyarakat Umum

1. Masyarakat dapat beralih ke transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki untuk mengurangi emisi dari kendaraan bermotor. Sebagian besar masyarakat umum akan senang dengan transportasi umum yang nyaman, murah dan terjadwal. Namun sayang di Kota Padang belum tersedia transportasi umum seperti itu. Satu-satunya transportasi umum bersifat massal hanyalah transpadang dengan rute terbatas, walaupun telah memiliki kenyamanan dengan adanya AC dan tempat duduk yang lebih manusiawi dibandingkan dengan angkot.

2. Menggunakan lampu LED, mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, dan menggunakan peralatan hemat energi. Untuk mencapai sasaran ini Pemda dan perguruan tinggi harus bergerak dan terjun langsung ke masyarakat mensosialisasikan pentingnya penghematan energi listrik dan menggunakan bahan-bahan yang lebih hemat. Masyarakat tentu akan senang dengan hal yang demikian dan apalagi jika diiringi dengan bantuan atau hibah untuk mereka pakai di rumah.

3. Industri peternakan adalah salah satu penyumbang besar emisi gas rumah kaca, sehingga mengurangi konsumsi daging dapat membantu mengurangi emisi. Ini siang dihasilkan itu bersumber dari lahan yang besar diperlukan untuk peternakan. Namun secara umum masyarakat sudah melakukan karena harga daging masih tinggi lebih dari rp.120.000/kg. Saya sendiri juga sudah mengurangi masakan berbasis daging sapi dan lebih memilih daging ayam dan ikan serta telur.

4. Pohon menyerap karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca utama, sehingga menanam pohon dapat membantu mengurangi jumlah gas ini di atmosfer. Rakyat sangat senang jika memiliki kesempatan menanam pohon di lingkungannya, tetapi kendala lahan jelas tidak memungkinkan. Cara lain adalah dengan mengembangkan petani urban. Masyarakat bisa bertani secara terbatas dengan bantuan teknologi seperti hidroponik dan aquaponik. Teknologi terbaru adalah agrovoltaic, yang menggabungkan teknologi bertani menggunakan solar panel. Melalui kelurahan atau RT dan RW, pemerintah bisa memberikan contoh dan stimulan dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Unand sehingga penerapan teknologi tersebut bisa terlaksana dengan baik dan terstruktur.

Kesimpulan

Perubahan iklim adalah masalah global yang memerlukan tindakan kolektif. Setiap individu memiliki peran dalam memerangi perubahan iklim dan dalam menghadapi situasi ekstrem dengan bijaksana. Dengan mengubah perilaku kita dan mendukung kebijakan yang ramah lingkungan, kita dapat membantu memastikan bahwa fenomena cuaca ekstrem dan dampak sosialnya tidak menjadi norma baru bagi generasi yang akan datang.

Dengan mengambil langkah-langkah konkrit ini, kita dapat berkontribusi dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah perubahan iklim. Setiap tindakan, tidak peduli seberapa kecil, dapat membantu membuat perbedaan yang signifikan untuk masa depan planet kita.

Sikap abai pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat terhadap lingkungan tidak hanya terjadi di kota Padang tetapi hampir ke seluruh kota di Indonesia, jadi jangan heran silih berganti kejadian banjir melanda akibat penyempitan drainase. Ini adalah sebuah kebodohan yang panennya kerugian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun