Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Memahami Cawe-Cawe Jokowi Melanjutkan Legasi, Sebuah Drama Politik yang Belum Berujung

4 Maret 2024   15:34 Diperbarui: 4 Maret 2024   15:46 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bawaslu.go.id/sites/default/files/styles/gambar_berita_besar/public/foto_berita/IMG-20230904-WA0031.jpg?itok=PvYwmPt-

Pengantar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden kedua periode pada tahun 2024. Namun, Jokowi tidak tinggal diam dan sudah menyiapkan rencana politiknya untuk memastikan kelangsungan proyek-proyek strategis yang telah ia luncurkan selama memimpin Indonesia.

Salah satu rencana politik Jokowi adalah mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang dianggap mampu melanjutkan visi dan misinya.

Namun, rencana politik Jokowi tidak berjalan mulus dan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan terbesar adalah hubungan Jokowi dengan partai politik yang mengusungnya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri. Hubungan Jokowi dengan PDIP dan Megawati dikabarkan mengalami keretakan akibat perbedaan pandangan dan kepentingan politik menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024.

Dalam artikel ini, saya akan mengulas perjalanan panjang Jokowi dalam menyiapkan capres dan cawapres yang didukungnya dalam melanjutkan proyek strategis walaupun harus berpisah dengan PDIP dan Megawati. Juga akan diulas dinamika politik yang terjadi di sekitar Jokowi, termasuk peran lembaga-lembaga negara seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Mahkamah Konstitusi (MK).

https://daulat.co/wp-content/uploads/2019/10/Jokowi.-4.jpg
https://daulat.co/wp-content/uploads/2019/10/Jokowi.-4.jpg

Jokowi dan Prabowo: Dari Lawan Menjadi Sekutu

Sebelum penetapan secara defenitif oleh KPU, salah satu capres yang disodorkan oleh Jokowi adalah Prabowo Subianto, mantan panglima komando strategis angkatan darat (pangkostrad) yang sekaligus menjabst sebagai ketua umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Uniknya, Prabowo adalah lawan politik Jokowi dalam dua kali Pilpres, yaitu pada tahun 2014 dan 2019. Namun, setelah Pilpres 2019, Prabowo dan Jokowi berdamai dan Prabowo bergabung dalam pemerintahan Jokowi sebagai menteri pertahanan.

Jokowi pernah menyatakan bahwa Prabowo memiliki peluang besar untuk menjadi presiden berikutnya dalam beberapa kesempatan. Salah satunya adalah saat menghadiri acara ulang tahun Partai Perindo pada 7 November 2022, di mana Jokowi bercanda bahwa setelah dia dua kali menang pilpres, kini giliran Prabowo yang akan menang. Sebelumnya Jokowi juga pernah menyatakan hal yang sama saat menghadiri acara Indo Defence Expo and Forum 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 2 November 2022.

Beberapa pengamat politik menilai bahwa Jokowi mendukung Prabowo untuk mengamankan masa depan politiknya dan keluarganya setelah tidak menjabat lagi sebagai presiden.

Namun, Jokowi tidak hanya mendukung Prabowo sebagai capres, tetapi juga ingin memasangkan Prabowo dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres. Gibran adalah wali kota Solo yang terpilih pada tahun 2020, dan merupakan putra pertama Jokowi dari pernikahannya dengan Iriana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun