Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadi Dosen adalah Hadiah Terindah: Persiapan Studi Lanjut ke Inggris

28 Februari 2024   18:48 Diperbarui: 28 Februari 2024   21:29 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sreen Shot https://www.alamy.com/umist-university-of-manchester-institute-of-science-and-technology-image2517577.html

Perjalanan Ke Bali

Baru saja satu tahun terlepas dari urusan Tugas Akhir, menulis tesis sudah terbayang di depan mata seperti onggokan batu besar yang menghalangi mata. Kalau TA ditulis dalam Bahasa Indonesia tetapi Tesis ditulis dalam Bahasa Inggris.

Setelah menikah pada bulan Februari 1998, persiapan untuk studi lanjut harus segera dilakukan. Langkah awal yang saya lakukan adalah meningkatkan kemampuan bahasa Inggris hingga mencapai skor TOEFL 550 atau IELTS 6.0 rata-rata. Meskipun pernah kuliah di jurusan Sastra Inggris Unand selama 3 semester, rasanya tidak berarti apa-apa untuk mencapai skor yang dibutuhkan. Lagian sudah lebih 6 tahun, pasti sudah banyak yang hilang dan lupa.

Oleh karena itu, pergi ke IALF Bali merupakan suatu keharusan karena memang sudah termasuk dalam rancangan program melalui pendanaan Engineering Education Development Project (EEDP).

*****

Menjelang keberangkatan ke Bali, istri dan saya pulang kampung terlebih dahulu untuk memohn do'a restu dari orang tua. Pertama, kami mengunjungi kampung istri di Pasia Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, Batusangkar. 

Di sana, kami menemui 'andeh' atau nenek serta 'mamak' atau paman dari pihak istri. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan ke Batuhampar, kampung saya, untuk menemui 'amak' atau ibu serta 'apak' atau ayah. 

Kami bermalam masing-masing satu malam di kedua tempat tersebut. Pagi harinya, kami berjalan kaki untuk menghirup udara segar, seperti kebiasaan saya setiap kali bermalam di kampung. Udara yang segar dan wangi harum bunga padi selalu memberi kenangan tersendiri dalam ingatan dan menambah keceriaan suasana. Sorenya kami kembali ke Padang dengan naik bus.

*****

Setelah semuanya rampung dan segala persiapan sudah siap, saya dan teman memilih naik bus menuju Bali. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Kami juga sempat menginap di pool bus yang kami tumpangi di Jakarta. Setibanya di Bali, kami langsung menuju tempat kursus IALF untuk melapor kepada panitia dan kemudian mencari penginapan. Alhamdulillah, kami mendapatkan penginapan yang cukup dekat, hanya memerlukan waktu 8 menit jika berjalan kaki.

Perjalanan ini mengajarkan saya tentang tekad, ketabahan, dan arti sebenarnya dari perjalanan hidup. Terkadang, apa yang tampak sebagai pengorbanan besar sebenarnya adalah investasi dalam diri kita sendiri. Pengalaman di Bali dan Manchester mungkin telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih bijaksana, berpengetahuan luas, dan siap menghadapi tantangan.

Ingatlah bahwa setiap langkah yang kita ambil membawa kita lebih dekat pada tujuan kita, meskipun jalannya tidak selalu lurus dan mudah. Semoga perjalanan ini terus memberikan berkah dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

https://www.ialf.edu/wp-content/uploads/2019/02/Bali-Header-Image-1423x350.jpg
https://www.ialf.edu/wp-content/uploads/2019/02/Bali-Header-Image-1423x350.jpg

Pelatihan Bahasa Inggris

Baru beberapa hari di Bali, saya menghubungi istri yang masih di Padang melalui telepon umum. Namun, berita yang saya terima seperti petir menyambar di siang bolong: isteri saya mengalami keguguran. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiu'un. Anak yang sedang kami harapkan sebagai hadiah pernikahan, belum mendapat restu dari Sang Pencipta, dia diambil kembali, bahkan seblum tumbuh dan berkembang menjadi bayi yang sempurna.  Begitulah, ajal tidak bisa ditentukan. Isteri yang ditinggalkan dalam keadaan hamil sekitar 6 minggu mengalami keguguran.

Saya mencoba menenangkan isteri yang selalu menangis dan merasa bersalah. Saya berusaha menahan diri dan tidak hanyut dalam suasana sedih. Saya berusaha menghiburnya, "Memang, jabang bayi itu sangat kita inginkan, tetapi bukan kita yang menentukan. Allah lah yang mengatur semuanya. Ini adalah takdir yang harus diterima."

*****

Dua minggu kemudian, isteri saya dan istri teman saya menyusul kami ke Denpasar, Bali, ditemani oleh adik laki-laki teman istri saya. Lega hati berkumpul kembali. Kesedihan kehilangan jabang bayi seakan terobati, dan kerinduan pengantin baru untuk berkumpul kembali terwujud. Bulan madu di Bali, serasa mimpi.

Saya jadi ingat potongan lirik lagu yang kemudian aku rubah:

Bulan madu ke Bali tak pernah ku janjikan
Menyeberangi selat Sunda, tak pernah ku bayangkan
Kini semua jadi nyata

*****

Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang sibuk dengan bahasa Inggris. Lima hari dalam seminggu, dari pagi sampai petang, kami belajar dengan tekun. Capek dan bosan datang silih berganti, namun semangat dan antusias tetap terjaga. Semua aspek terkait dengan keperluan bahasa Inggris untuk akademis dipelajari, mulai dari grammar, speaking, writing, hingga listening menjadi menu harian. Untungnya, metode pengajaran dan aktivitas cukup beragam sehingga suasana akademik tetap membara.

Sejak awal, kelas ditentukan berdasarkan nilai IELTS. Mereka dengan skor tertentu dijadikan satu kelas yang sama. Sebagai orang yang baru pertama kali mengikuti tes IELTS, skor saya tidak terlalu tinggi, sekitar 4 jika tidak salah.

Secara berkala dilakukan test, skor IELTS masing-masing peserta dirangking untuk melihat kemajuan setiap individu. Bagi mereka yang sudah memenuhi skor minimal atau lebih, maka usailah pelatihan bahasa Inggris mereka dan sudah bisa kembali ke universitas masing-masing. Mereka bisa langsung mencari universitas yang dituju di Eropa, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Bagi mereka yang berada di level bawah dan setelah test berkala dilakukan mendapat skor lebih baik, maka bisa masuk ke level kelas yang lebih tinggi. Begitulah seterusnya.

https://www.ialf.edu/wp-content/uploads/2021/01/IELTS-Schedule-Header-Image-1600x500-resize.jpg
https://www.ialf.edu/wp-content/uploads/2021/01/IELTS-Schedule-Header-Image-1600x500-resize.jpg

Saya merasa sangat bersyukur kepada Sang Pmilik hidup karena selalu dilapangkan jalan setelah menjadi dosen. Tidak terbayangkan seorang anak guru SD dari 7 orang bersaudara, yang dibiayai dengan hutang dan tertatih-tatih menyelesaikan pendidikan sarjana tekniknya (ST) di Palembang, kini sudah mendapatkan kartu truf untuk pergi ke berbagai perguruan tinggi di negara maju. Anugrah yang luar biasa.

Makanan dan Kenangan di Bali

Setiap siang, peserta kursus IALF mencari makan siang di sekitar kantor. Ada yang memilih makan di restoran yang berada di atap gedung IALF,  dan ada yang di warung sekitar. Saya sering makan di warung Padang yang terletak di seberang jalan, depan kantor IALF. Meskipun namanya "warung Padang," rasanya jauh berbeda dari masakan Padang asli. Tetapi yang lebih penting, makanannya halal. Jika ada waktu istirahat yang agak lama, saya sengaja makan di tempat kost bersama istri, sekaligus bisa istirahat sejenak.

*****

Ada satu kenangan yang selalu melekat dalam ingatan saya, yaitu tentang kata "RW." Suatu kali, dari tempat kost, saya melihat tulisan "RW ada." Saya pikir itu adalah rumah Pak RW, dan saya merasa perlu ke sana untuk melapor sebagai penduduk baru. Namun, ternyata itu bukan RW yang saya maksud. Maksudnya adalah "anjing ada," dan ternyata tempat tersebut adalah tempat jualan daging anjing. Untungnya, saya belum sempat ke sana.

*****

Pengalaman lain adalah saat pertama kali masuk ke pasar Kreneng. Saya mencium bau yang tidak biasa dan sangat menyengat. Perut saya terasa tidak nyaman. Ternyata, bau tersebut berasal dari babi guling yang biasa dijual di pasar-pasar di Bali. Meskipun begitu, setelah beberapa kali mengunjungi pasar, bau tersebut sudah tidak lagi mengganggu, meskipun tetap mengganjal.

Selain itu, saya juga mengunjungi beberapa tempat wisata di Bali, seperti pantai Sanur dan pantai Kuta. Kedua pantai tersebut memang indah dan mempesona, membuat kita betah berlama-lama di sana. Semua kenangan ini masih terasa segar hingga sekarang.

Menonton Film Berbahasa Inggris yang Menginspirasi

Hampir setiap minggu, kami diberi kesempatan berkegiatan bebas di IALF. Salah satu kegiatan yang saya suka adalah menonton film-film lama untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya. Kegiatan ini juga banyak disenangi oleh teman-teman seperjuangan lainya. Menonton film, hiburan sampil belajar Bahasa Inggris.

Saya mencoba memahami setiap kata demi kata yang diucapkan oleh para pemain film. Awalnya, sangat sulit, dan saya merasa tidak akan bisa mencapai skor minimal yang diminta oleh perguruan tinggi di luar negeri. Namun, saya tetap mencoba dan mencoba. Berangsur-angsur, saya mulai menangkap kata-kata yang diucapkan dengan lebih jelas dan bisa mengikuti dialog dalam film tersebut. Film yang sering saya tonton adalah keluaran Inggris, yang pengucapan bahasa Inggrisnya lebih jelas.

Saya juga mulai menonton film keluaran Hollywood dan mengikuti dialognya. Tidak mudah, tentu saja, tetapi dengan tekad kuat, secara perlahan saya mulai memahami. Alhamdulillah, buah dari ketekunan dan kerja keras saya mulai terlihat. Nilai hasil tes mingguan pun perlahan membaik. Writing yang awalnya sangat rendah juga meningkat, begitu juga listening dan writing.

Akhirnya, sampailah pada ujian akhir setelah 5 setengah bulan mengikuti kursus bahasa Inggris dengan intensif. Saya berhasil mendapatkan skor 6.5, skor yang memungkinkan saya memenuhi syarat minimal bahasa Inggris di berbagai perguruan tinggi di Eropa dan Australia. Kemana saya akan pergi dengan skor tersebut?

*****

Selama mengikuti kursus, saya sudah mengontak beberapa perguruan tinggi di Prancis, Belanda, Australia, dan Kanada. Di akhir masa kursus, saya mendapat acceptance letter dari UMIST, Inggris, dan juga ada yang dari Belanda. Saya memilih UMIST karena melihat posisinya sebagai salah satu universitas terkemuka di Inggris. Sebenarnya, ada teman yang mengingatkan bahwa tidak mudah kuliah di UMIST, tetapi saya tidak terlalu memperdulikannya saat itu. Sepertinya takdir sudah memanggil saya ke sana.

Sreen Shot https://www.alamy.com/umist-university-of-manchester-institute-of-science-and-technology-image2517577.html
Sreen Shot https://www.alamy.com/umist-university-of-manchester-institute-of-science-and-technology-image2517577.html

Menuju Manchester: Kota Petualangan Ilmu dan Setan Merah

Setelah kursus selesai dan saya mendapatkan skor IELTS yang memadai, saya, istri, dan teman kembali ke Padang. Karena biaya tiket hanya untuk satu orang dan tidak bisa ditukar dengan uang tunai, akhirnya saya memutuskan agar istri saja yang naik pesawat pulang, begitu juga teman saya. Memang keuangan tidak memungkinkan kami membeli dua tiket masing-masingnya, maklum masih CPNS dan gaji baru 80%, Rp. 120 rb/bulan. 

Saya dan teman berdua naik bus, seperti saat kami datang ke Bali hampir 6 bulan yang lalu. Sebagaimana datang, sebagaimana pulang. Padahal saya sudah berharap bisa naik pesawat terbang untuk pertama kalinya, ya nggak jadi. Ya, begitulah. Kenginanan belum tentu sesuai harapan. Satu buah tiket pesawat sudah di depan mata, karena kanteng tipis, satu harus mengalah atau uang tiket pesawatnya hangus.

*****

Dalam perjalan pulang, dalam cuaca tidak kooperatif, pesawat yang ditumpangi isteri sempat tidak bisa mendarat di Padang dan harus berputar ke Palembang dan mendarat di sana menunggu cuaca kembali membaik. Akhirnya, setelah cuaca memungkinkan, pesawat dapat mendarat beberapa jam kemudian. Sedangkan kami, secara teknis, tidak mengalami masalah dalam perjalanan darat menggunakan bus. Walaupun melelahkan, akhirnya kami sampai kembali di Padang dan berkumpul lagi dengan isteri tercinta.

*****

Tidak banyak waktu untuk beristirahat di Padang. Saya menyiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk pembuatan paspor, visa, dan segala persiapan lainnya. Saya juga harus ke Jakarta untuk mengurus paspor dan visa secara langsung di kantor konsulat Inggris melalui agen yang sudah dikontrak oleh EEDP dan Dikti, yaitu British Council.

Bersama teman saya yang lain, akhirnya kami mendapat pengarahan dan penjelasan dari agen sebelum keberangkatan. Semua sudah diatur dengan baik. Kami berangkat menggunakan pesawat French Air menuju UK dengan dua kali transit. Transit pertama di Singapura dan transit kedua di Prancis. Dari Prancis, kami langsung terbang ke Manchester menggunakan pesawat yang lebih kecil. Selamat datang di Manchester, kota petualangan ilmu dan juga kota Setan Merah, alias Manchester United!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun