Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadi Dosen adalah Hadiah Terindah: Persiapan Studi Lanjut ke Inggris

28 Februari 2024   18:48 Diperbarui: 28 Februari 2024   21:29 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya juga mulai menonton film keluaran Hollywood dan mengikuti dialognya. Tidak mudah, tentu saja, tetapi dengan tekad kuat, secara perlahan saya mulai memahami. Alhamdulillah, buah dari ketekunan dan kerja keras saya mulai terlihat. Nilai hasil tes mingguan pun perlahan membaik. Writing yang awalnya sangat rendah juga meningkat, begitu juga listening dan writing.

Akhirnya, sampailah pada ujian akhir setelah 5 setengah bulan mengikuti kursus bahasa Inggris dengan intensif. Saya berhasil mendapatkan skor 6.5, skor yang memungkinkan saya memenuhi syarat minimal bahasa Inggris di berbagai perguruan tinggi di Eropa dan Australia. Kemana saya akan pergi dengan skor tersebut?

*****

Selama mengikuti kursus, saya sudah mengontak beberapa perguruan tinggi di Prancis, Belanda, Australia, dan Kanada. Di akhir masa kursus, saya mendapat acceptance letter dari UMIST, Inggris, dan juga ada yang dari Belanda. Saya memilih UMIST karena melihat posisinya sebagai salah satu universitas terkemuka di Inggris. Sebenarnya, ada teman yang mengingatkan bahwa tidak mudah kuliah di UMIST, tetapi saya tidak terlalu memperdulikannya saat itu. Sepertinya takdir sudah memanggil saya ke sana.

Sreen Shot https://www.alamy.com/umist-university-of-manchester-institute-of-science-and-technology-image2517577.html
Sreen Shot https://www.alamy.com/umist-university-of-manchester-institute-of-science-and-technology-image2517577.html

Menuju Manchester: Kota Petualangan Ilmu dan Setan Merah

Setelah kursus selesai dan saya mendapatkan skor IELTS yang memadai, saya, istri, dan teman kembali ke Padang. Karena biaya tiket hanya untuk satu orang dan tidak bisa ditukar dengan uang tunai, akhirnya saya memutuskan agar istri saja yang naik pesawat pulang, begitu juga teman saya. Memang keuangan tidak memungkinkan kami membeli dua tiket masing-masingnya, maklum masih CPNS dan gaji baru 80%, Rp. 120 rb/bulan. 

Saya dan teman berdua naik bus, seperti saat kami datang ke Bali hampir 6 bulan yang lalu. Sebagaimana datang, sebagaimana pulang. Padahal saya sudah berharap bisa naik pesawat terbang untuk pertama kalinya, ya nggak jadi. Ya, begitulah. Kenginanan belum tentu sesuai harapan. Satu buah tiket pesawat sudah di depan mata, karena kanteng tipis, satu harus mengalah atau uang tiket pesawatnya hangus.

*****

Dalam perjalan pulang, dalam cuaca tidak kooperatif, pesawat yang ditumpangi isteri sempat tidak bisa mendarat di Padang dan harus berputar ke Palembang dan mendarat di sana menunggu cuaca kembali membaik. Akhirnya, setelah cuaca memungkinkan, pesawat dapat mendarat beberapa jam kemudian. Sedangkan kami, secara teknis, tidak mengalami masalah dalam perjalanan darat menggunakan bus. Walaupun melelahkan, akhirnya kami sampai kembali di Padang dan berkumpul lagi dengan isteri tercinta.

*****

Tidak banyak waktu untuk beristirahat di Padang. Saya menyiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk pembuatan paspor, visa, dan segala persiapan lainnya. Saya juga harus ke Jakarta untuk mengurus paspor dan visa secara langsung di kantor konsulat Inggris melalui agen yang sudah dikontrak oleh EEDP dan Dikti, yaitu British Council.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun