Pengantar
Dalam pandangan saya harga beras merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai komoditas pangan utama, beras memiliki andil besar dalam inflasi dan pengeluaran rumah tangga. Oleh karena itu, kenaikan harga beras dapat berdampak negatif bagi daya beli dan kemiskinan masyarakat.
Kalau diamati pada bulan Februari 2024 ini, harga beras di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan di sejumlah daerah, bahkan mencapai rekor tertinggi. Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata nasional harga beras medium terhitung naik Rp 800 per kg menjadi Rp 14.300 per kilogram, sedangkan beras premium naik Rp 1.020 per kg menjadi Rp 16.400 per kilogram. Harga beras premium di seluruh provinsi Indonesia sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada 23 Februari 2024. Beras premium paling mahal berada di Papua Tengah, yakni Rp 27.810 per kg, sedangkan beras premium paling murah berada di Aceh, yaitu Rp 14.600 per kg.
Apa penyebab kenaikan harga beras ini? Apakah ada kaitannya dengan bantuan sosial (bansos) beras yang diberikan oleh pemerintah Jokowi kepada masyarakat miskin dan rentan? Bagaimana dampaknya bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan pendekatan empiris dan gejala sosial.
Penyebab Kenaikan Harga Beras
Kalau diperhatikan  hasil analisis yang dilakukan oleh berbagai sumber, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras di Indonesia, antara lain:
- Faktor cuaca. Perubahan iklim akibat fenomena El Nino telah mengakibatkan kekeringan dan kerusakan lahan pertanian di beberapa daerah, sehingga mengurangi produksi beras lokal. Selain itu, perubahan cuaca yang tidak menentu juga mengganggu siklus tanam dan panen padi, sehingga mengurangi produktivitas dan kualitas beras.
- Faktor permintaan dan penawaran. Permintaan beras di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan konsumsi. Namun, pasokan beras lokal tidak mencukupi, sehingga pemerintah harus mengimpor beras dari luar negeri. Hal ini dapat menimbulkan fluktuasi harga beras di pasar, tergantung dari harga beras dunia, kurs rupiah, dan kebijakan impor.
- Faktor kebijakan pemerintah. Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur harga beras di masing-masing wilayah. Pemerintah dapat menetapkan harga eceran tertinggi (HET), melakukan operasi pasar, memberikan bantuan sosial, atau mengimpor beras untuk mengendalikan harga beras. Namun, kebijakan pemerintah ini tidak selalu efektif atau tepat sasaran, sehingga dapat menimbulkan distorsi atau spekulasi harga beras di pasar.
Kaitan dengan Bansos Jokowi
Salah satu kebijakan pemerintah yang menjadi sorotan dalam kaitannya dengan kenaikan harga beras adalah bansos Jokowi, yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan yang merupakan program bantuan sosial dari pemerintah Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan sebesar Rp 200 ribu per bulan untuk 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di Indonesia selama periode Januari hingga Maret 2024. Dana untuk program ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).