Pada Sabtu, 31 Juli 2021, seorang wanita bernama Rebecca Anderson meninggal dunia setelah tersambar petir saat berkemah di Gunung Whitney, California, Amerika Serikat. Â Korban bersama suaminya sedang melakukan pendakian gunung tertinggi di AS tersebut.
 Pada Minggu, 28 Agustus 2022, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun tewas tersambar petir saat berkemah di Gunung Remmel, Norwegia. Korban bersama ayahnya sedang melakukan perjalanan di kawasan pegunungan tersebut.
Pada Senin, 26 Desember 2022, seorang pria bernama David Jones meninggal dunia setelah tersambar petir saat berkemah di Pantai Rainbow, Queensland, Australia. Korban bersama keluarganya sedang menikmati liburan Natal di pinggir pantai.
Sebelumnya, pada Januari 2024, seorang pria di Taman Nasional South Luangwa, Zambia juga tewas tersambar petir saat sedang berkemah.
Sedikit Tentang petir
Petir adalah fenomena alam yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahaya sambaran petir dan tidak mengikuti saran-saran keselamatan petir yang telah disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Bahaya Sambaran Petir
Menurut keterangan dokter spesialis bedah saraf, orang yang tersambar petir memiliki risiko terkena henti jantung dan harus segera ditolong. Jika pasien tidak sadar, tidak teraba denyut nadi, dan tidak bernapas, segera lakukan cardio-pulmonary resusitation (CPR) sampai petugas medis datang. Selain itu, petir juga bisa menyebabkan luka bakar, kerusakan otak permanen, hilang ingatan, termasuk perubahan kepribadian.
Pemerintah dan Masyarakat Kurang peduli
Saya melihat ini sebagai salah satu bentuk masih kurangnya kepedulian pemerintah dan abainya masyarakat dalam memahami bahaya sambar petir. Padahal, petir adalah fenomena alam yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan jaringan saraf, dan kematian.
Kurang pengetahuan tentang awan cumulonimbus
Saya juga menduga umumnya masyarakat tidak mengetahui ciri-ciri awan cumulonimbus yang sangat berbahaya tersebut.
Awan ini merupakan awan yang dapat menyebabkan petir, karena di dalamnya terjadi proses pengisian muatan listrik antara butiran-butiran es yang saling bertabrakan. Awan ini biasanya berbentuk seperti gunung atau menara, berwarna gelap, dan memiliki bagian atas yang rata atau bergerigi.
Kemungkinan lainya adalah rendahnya kepedulian mereka yang berada di daerah rawan sambaran petir terhadap informasi terbaru dari BMKG.