Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilu, Kegilaan dan Peran Agama

16 Februari 2024   09:24 Diperbarui: 16 Februari 2024   10:57 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://2.bp.blogspot.com/-30_X--Sozk4/XL2ys4xWmCI/AAAAAAAABUE/doWM5FaesYwXSzJxSilPRe8rmyiTU9jdACLcBGAs/s1600/CALEG-GILA.jpg

Pemilu dan Stress

Pemilu selalu meninggalkan serangkaian kisah sedih yang mengiris hati, seperti anggota Komisi Pemilihan Umum (KPPS) yang menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang keras di tengah panasnya arena pemungutan suara, kemudian harus dirawat di rumah sakit karena kelelahan yang berlebihan. Di sisi lain, terdapat kisah tragis lainnya yang tak kalah menyayat hati; caleg yang merasa terpuruk, kehilangan akal sehatnya, tertekan oleh beban yang terlalu berat, bahkan sampai melakukan tindakan bunuh diri sebagai jalan keluar dari tekanan yang tak tertahankan.

Tak hanya itu, ada pula caleg yang harus menanggung beban mental yang begitu berat karena gagal meraih kursi di parlemen. Mereka menjadi korban dari tekanan sosial dan ekonomi yang menghimpit, terutama bagi mereka yang telah menghabiskan segudang uang untuk kampanye namun hasilnya tidak sesuai harapan. Akibatnya, ada yang terjerat dalam utang yang menumpuk dan bahkan terpaksa menghadapi kebangkrutan.

Semua kisah sedih ini menjadi cerminan dari kompleksitas dan tekanan yang mewarnai dunia politik, di mana tidak hanya soal persaingan dan ambisi, tetapi juga memunculkan dampak psikologis yang serius bagi para pelakunya. Dalam melangkah menuju proses pemilu berikutnya, kita diingatkan untuk tidak hanya melihat angka dan hasil, tetapi juga membuka mata dan hati terhadap dampak kemanusiaan yang terjadi di balik panggung politik yang gemerlap.

Di tengah situasi yang penuh tekanan seperti ini, penting bagi kita untuk mengaitkan diri dengan nilai-nilai agama. Agama mengajarkan kita untuk sabar dan berserah diri kepada kehendak Tuhan dalam menghadapi cobaan hidup. Dengan menjalankan ajaran agama, kita dapat menemukan ketenangan batin dan kekuatan untuk menghadapi segala tantangan, termasuk dalam menghadapi dinamika politik yang keras dan penuh risiko.

Melalui landasan agama, kita diajak untuk memandang bahwa setiap peristiwa dalam hidup memiliki makna yang lebih dalam, dan ujian yang dihadapi merupakan bagian dari rencana Tuhan yang maha bijaksana. Dengan demikian, kita dapat menghadapi segala peristiwa, termasuk hasil pemilu, dengan sikap yang lebih tegar dan penuh ketenangan, tanpa terjerumus dalam jurang stress dan keputusasaan.

Kebutuhan Terhadap Agama

Agama adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Agama memberikan nilai-nilai, arah, tujuan, dan makna bagi manusia. Agama juga mengajarkan manusia tentang keterbatasan dan ketidakterbatasan, kebebasan dan tanggung jawab, akal dan hati, serta moral dan etika. Dengan agama, manusia dapat hidup bahagia dan sehat, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.

Dari sudut pandang ilmiah, terutama psikologi, dikatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang lebih dari sekedar makan, kekuasaan, cinta dan kasih sayang. Kebutuhan itu tidak lain kebutuhan untuk beragama. Adakalanya manusia merasa tidak puas. Dan memang manusia tidak pernah merasa puas dengan pencapaian yang telah diperoleh. Manusia selalu menginginkan hal yang lebih dan lebih lagi. Ketika kebutuhan akan sandang, pangan, papan, cinta dan kasih sayang, bahkan hasrat akan kekuasaan sudah terpenuhi, masih terdapat satu kebutuhan yang hanya bisa terpenuhi dengan agama. Kebutuhan tersebut yaitu kebutuhan akan kehadiran sesuatu yang luar biasa di luar kuasa manusia.

Dengan agama, manusia dapat merasakan adanya sesuatu yang lebih besar dan lebih tinggi dari dirinya, yaitu Tuhan. Dengan agama, manusia dapat merasakan adanya hubungan yang erat dan harmonis antara dirinya dengan Tuhan, dirinya dengan sesama manusia, dan dirinya dengan alam semesta. Dengan agama, manusia dapat merasakan adanya rasa syukur, rasa aman, rasa damai, dan rasa bahagia yang hakiki. Dengan agama, manusia dapat mengatasi berbagai masalah, kesulitan, dan tantangan yang dihadapi dalam hidup. Dengan agama, manusia dapat mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya secara optimal.

Tanpa agama, manusia akan kehilangan semua hal tersebut. Tanpa agama, manusia akan merasa kosong, hampa, dan tidak berarti. Tanpa agama, manusia akan merasa tidak memiliki arah, tujuan, dan makna dalam hidup. Tanpa agama, manusia akan merasa tidak memiliki pegangan, pedoman, dan norma yang mengatur hidupnya. Tanpa agama, manusia akan merasa tidak memiliki keseimbangan, keselarasan, dan keharmonisan dalam hidupnya. Tanpa agama, manusia akan merasa tidak memiliki kekuatan, kepercayaan, dan ketenangan dalam menghadapi hidup.

Berbagai Gangguan pada Manusia

Kondisi seperti ini dapat menyebabkan manusia mengalami berbagai gangguan psikologis, seperti stres, depresi, kecemasan, kebingungan, ketakutan, kesepian, putus asa, bahkan bunuh diri. Kondisi seperti ini juga dapat menyebabkan manusia melakukan berbagai perilaku negatif, seperti egois, hedonis, materialis, konsumtif, korup, kriminal, asusila, bahkan teroris. Kondisi seperti ini dapat dikatakan sebagai kondisi gila, karena manusia tidak lagi berfungsi sebagai manusia yang normal, rasional, dan moral.

Dari sudut pandang filosofis, terutama eksistensialisme, dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya. Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk menciptakan makna dan nilai bagi hidupnya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran akan eksistensinya, yang bersifat sementara, terbatas, dan tidak pasti. Dengan kesadaran ini, manusia dapat menghadapi ketidakpastian, ketidakbermaknaan, dan kematian yang mengancam hidupnya.

Agama Memuliakan Manusia

Dengan agama, manusia dapat menggunakan kebebasannya untuk memilih agama yang sesuai dengan keyakinannya. Dengan agama, manusia dapat menciptakan makna dan nilai bagi hidupnya yang bersumber dari Tuhan. Dengan agama, manusia dapat menghadapi eksistensinya yang sementara, terbatas, dan tidak pasti dengan rasa percaya, harapan, dan optimisme. Dengan agama, manusia dapat menghadapi ketidakpastian, ketidakbermaknaan, dan kematian dengan rasa siap, rela, dan ikhlas.

Tanpa agama, manusia akan menyalahgunakan kebebasannya untuk memilih hal-hal yang merugikan dirinya dan orang lain. Tanpa agama, manusia akan menciptakan makna dan nilai bagi hidupnya yang bersumber dari dirinya sendiri, yang bersifat subjektif, relatif, dan sewenang-wenang. Tanpa agama, manusia akan menghadapi eksistensinya yang sementara, terbatas, dan tidak pasti dengan rasa bingung, bimbang, dan pesimis. Tanpa agama, manusia akan menghadapi ketidakpastian, ketidakbermaknaan, dan kematian dengan rasa takut, cemas, dan panik.

Kondisi seperti ini dapat menyebabkan manusia mengalami krisis eksistensial, yaitu kondisi di mana manusia merasa tidak memiliki makna dan tujuan dalam hidupnya. Kondisi seperti ini juga dapat menyebabkan manusia mengalami nihilisme, yaitu kondisi di mana manusia merasa tidak ada nilai dan norma yang berlaku dalam hidupnya. Kondisi seperti ini dapat dikatakan sebagai kondisi gila, karena manusia tidak lagi berfungsi sebagai manusia yang bebas, kreatif, dan sadar.

Islam Memposisikan Manusia

Dari sudut pandang religius, terutama Islam, dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Manusia adalah makhluk yang diberi fitrah, yaitu kecenderungan alami untuk mengenal dan menyembah Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang diberi akal, yaitu kemampuan untuk berpikir dan berfikir. Manusia adalah makhluk yang diberi syariat, yaitu aturan dan tuntunan yang diturunkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasul-Nya. Dengan syariat, manusia dapat menjalankan ibadahnya dengan benar dan sempurna.

Dengan agama, manusia dapat memenuhi tujuan penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Dengan agama, manusia dapat mengaktifkan fitrahnya, yaitu mengenal dan menyembah Allah SWT. Dengan agama, manusia dapat menggunakan akalnya, yaitu berpikir dan berfikir tentang kebesaran dan keindahan Allah SWT. Dengan agama, manusia dapat mengikuti syariatnya, yaitu aturan dan tuntunan yang diturunkan oleh Allah SWT. Dengan agama, manusia dapat mendapatkan ridha, rahmat, dan surga dari Allah SWT.

Tanpa agama, manusia akan menyia-nyiakan tujuan penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Tanpa agama, manusia akan menutup fitrahnya, yaitu mengenal dan menyembah Allah SWT. Tanpa agama, manusia akan menyalahgunakan akalnya, yaitu berpikir dan berfikir tentang hal-hal yang sia-sia dan sesat. 

Tanpa agama, manusia akan mengabaikan syariatnya, yaitu aturan dan tuntunan yang diturunkan oleh Allah SWT. Tanpa agama, manusia akan mendapatkan murka, azab, dan neraka  dari Allah SWT. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan manusia mengalami kerugian besar, baik di dunia maupun di akhirat. Kondisi seperti ini dapat dikatakan sebagai kondisi gila, karena manusia tidak lagi berfungsi sebagai manusia yang beriman, taat, dan bertakwa.

Terkait dengan penyelenggaraan Pemilu 2024 ini, menjadi anggota KPPS yang tangguh itu penting dan agama adalah yang menjadi pegangan untuk menjaga integritas dan kesehatan jiwa. Motivasi menjadi tinggi dan terjaga jika dikaitkan dengan misi agama masing-masing untuk menjaga pemilu yang adil, jujur, bebas dan rahasia sehingga dihasilkan data pemilu yang berkualitas. Begitu juga dengan para calon legislatif dan calon eksekutif, kembali lah kepada agama jika anda tidak tepilih dan bersabar. Dalam dalam hidup ada usaha dan ada takdir. Terima ini sebagai realitas atau anda akan berakhir di ruang perawatan orang gila. Kalau diperlukan, atur jadwal bertemu dengan psikiater untuk meringankan tekana secara sukarela dan sadar alias waras.

https://posbekasi.com/wp-content/uploads/2019/04/Orang-Gila-Ikut-Pemilu.jpg
https://posbekasi.com/wp-content/uploads/2019/04/Orang-Gila-Ikut-Pemilu.jpg

Beragam Teknik Menjaga Mental

Bagi mereka yang terlibat dalam proses pemilu, baik sebagai anggota KPPS, kandidat, atau tim kampanye, penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional mereka. Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu mengurangi stres dan mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius seperti gangguan mental:

  1. Menerapkan Self-Care: Prioritaskan kebutuhan diri sendiri dengan mengatur pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan menjaga rutinitas olahraga. Memperhatikan kebutuhan fisik secara menyeluruh dapat membantu menjaga keseimbangan emosi.

  2. Mengelola Waktu dan Komitmen: Atur jadwal secara efisien dan pastikan untuk menyisihkan waktu untuk istirahat dan relaksasi di antara tugas-tugas yang padat. Hindari menumpuk terlalu banyak tanggung jawab dalam satu waktu.

  3. Berbagi Beban: Jangan ragu untuk meminta bantuan dan dukungan dari rekan kerja, keluarga, atau teman-teman terdekat. Berbagi pengalaman dan beban dapat membantu mengurangi tekanan secara signifikan.

  4. Bertahanlah dari Keterlibatan yang Berlebihan: Tetaplah fokus pada tugas dan tanggung jawab yang dapat Anda tangani dengan baik. Hindari terlibat dalam konflik politik yang tidak perlu atau menyalahkan diri sendiri atas hal-hal yang berada di luar kendali.

  5. Menggunakan Teknik Relaksasi: Pelajari teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres secara keseluruhan.

  6. Berbicara dengan Profesional: Jika merasa stres terus-menerus atau mengalami gejala gangguan mental seperti kecemasan atau depresi, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Konseling atau terapi dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

  7. Menjaga Perspektif yang Sehat: Ingatlah bahwa pemilu hanyalah satu bagian dari kehidupan, dan ada hal-hal lain yang juga bernilai dan berharga. Jangan biarkan proses pemilu mengambil alih seluruh identitas dan kesejahteraan Anda.

Contoh Relaksasi

Terdapat beragam teknik relaksasi yang dapat diterapkan secara umum maupun dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam agama Islam. Berikut beberapa contoh teknik relaksasi yang bisa dipraktikkan:

Teknik Relaksasi Secara Umum:

  1. Meditasi: Duduk dengan nyaman dan fokuskan perhatian pada pernapasan. Biarkan pikiran-pikiran yang muncul mengalir begitu saja tanpa diikutsertakan. Dengan latihan yang teratur, meditasi dapat membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan kesejahteraan mental.

  2. Peregangan dan Yoga: Melakukan gerakan peregangan yang lembut dan pose yoga dapat membantu merilekskan otot-otot tubuh dan mengurangi ketegangan fisik. Teknik-teknik pernapasan dalam yang digunakan dalam yoga juga dapat membantu menenangkan pikiran.

  3. Mendengarkan Musik Relaksasi: Dengarkan musik instrumental yang tenang dan menenangkan. Musik memiliki kemampuan untuk mengubah suasana hati dan meredakan stres.

  4. Imajinasi Terbimbing: Tutup mata dan bayangkan diri Anda berada di tempat yang tenang dan indah. Biarkan pikiran membayangkan semua detailnya, seperti suara alam, aroma, dan suasana hati yang menyenangkan.

Teknik Relaksasi Menurut Agama Islam:

  1. Shalat dan Dzikir: Shalat merupakan bentuk ibadah yang membutuhkan konsentrasi penuh pada hubungan dengan Allah. Melaksanakan shalat dengan khushu' (khusyuk) dapat membantu menenangkan pikiran dan menghilangkan stres. Selain itu, melakukan dzikir atau mengingat Allah dalam berbagai kesempatan juga dapat memberikan ketenangan batin.

  2. Membaca Al-Qur'an: Membaca Al-Qur'an dengan penuh penghayatan dan memahami maknanya dapat memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Ayat-ayat Al-Qur'an memiliki kekuatan untuk menyembuhkan hati dan meredakan kegelisahan.

  3. Menghadiri Majelis Ilmu dan Diskusi Keagamaan: Berpartisipasi dalam majelis ilmu atau diskusi keagamaan dapat memberikan pencerahan spiritual dan menjaga keseimbangan emosi. Diskusi dan belajar bersama komunitas yang memiliki tujuan yang sama dapat memberikan dukungan sosial yang penting.

  4. Berdoa dan Memohon Perlindungan kepada Allah: Berdoa merupakan cara untuk berkomunikasi langsung dengan Allah. Memohon perlindungan, petunjuk, dan kekuatan kepada Allah dalam setiap kesulitan dapat memberikan rasa lega dan keyakinan bahwa segala sesuatu berada di bawah kendali-Nya.

https://suaramuslim.net/wp-content/uploads/2017/03/Cara-muslim_Kenalkan-Allah-pada-Anak-Sejak-Dini-dengan-5-Langkah-Berikut.png
https://suaramuslim.net/wp-content/uploads/2017/03/Cara-muslim_Kenalkan-Allah-pada-Anak-Sejak-Dini-dengan-5-Langkah-Berikut.png

Penutup

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa agama adalah hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi manusia. Agama adalah sumber kebahagiaan dan kesehatan bagi manusia, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Agama adalah sumber makna dan tujuan bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Agama adalah sumber nilai dan norma bagi manusia, baik dalam hubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, maupun dengan alam semesta. Oleh karena itu, manusia seharusnya tidak meninggalkan agama, melainkan memeluk, memahami, dan mengamalkan agama dengan sebaik-baiknya. Manusia seharusnya tidak menganggap agama sebagai beban, melainkan sebagai anugerah dan rahmat dari Allah SWT. Manusia seharusnya tidak mengabaikan agama, melainkan menghormati dan menghargai agama, baik agama sendiri maupun agama orang lain.

Dengan beragama, manusia dapat hidup dengan damai, harmonis, dan sejahtera, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan berislam, manusia dapat terhindar dari kegilaan, kesengsaraan, dan kebinasaan, baik di dunia maupun di akhirat. Kelak, manusia dapat meraih ridha, rahmat, dan surga dari Allah SWT.

Cobalah menggabungkan teknik-teknik relaksasi secara umum dan prinsip-prinsip agama Islam, mungkin kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menjaga kesehatan mental dan spiritualnya, serta menghadapi stres dengan lebih tenang dan penuh ketabahan.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi, inspirasi, dan motivasi bagi Anda. Saya juga berharap artikel ini dapat menimbulkan rasa cinta, hormat, dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kita agama sebagai petunjuk dan penyelamat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun