Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Presiden versi Quick Count

15 Februari 2024   11:32 Diperbarui: 15 Februari 2024   13:54 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dream.co.id

Meskipun Paslon 02 telah mengungguli dalam versi Quick Count, tetapi kemenangan mereka belum dapat dipastikan secara mutlak. Ancaman gugatan dari tim Paslon 01 dan Paslon 03 terkait dugaan kecurangan di beberapa daerah, seperti Surabaya dan Papua, menimbulkan bayangan ketidakpastian atas hasil akhir pemilu.

Dalam menghadapi klaim kecurangan tersebut, beberapa hal perlu diperhatikan dengan seksama. Pertama adalah konsistensi dan bukti yang kuat. Pasangan yang mengklaim adanya kecurangan harus konsisten dalam argumennya dan mampu mengumpulkan bukti yang mendukung. Jika memang terjadi kecurangan yang signifikan, langkah berikutnya adalah membawa kasus ini ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Namun, penting juga untuk mengingat pengalaman dari pemilu sebelumnya. Sejarah menunjukkan bahwa hasil pemilu tidak selalu berakhir sesuai dengan tuntutan gugatan kecurangan. Pada Pemilu 2019, meskipun terjadi perselisihan terkait kecurangan, pasangan calon akhirnya menyerahkan diri dan bergabung dalam pemerintahan yang terpilih. Hal ini menyoroti pentingnya sikap yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam menghadapi hasil pemilu.

Selain itu, persentase kecurangan juga menjadi faktor penentu dalam mengukur dampaknya terhadap hasil akhir. Feri Amsari, seorang yang terlibat dalam film dokumenter "Dirty Vote," menegaskan bahwa jika persentase kecurangan relatif kecil, seperti Paslon 02 menang dengan perolehan suara 56% dan gugatan kecurangan hanya sekitar 5%, kemungkinan besar status Paslon 02 sebagai pemenang tidak akan terlalu terganggu. Namun, jika persentase gugatan kecurangan melebihi ambang batas tertentu, misalnya di atas 6%, maka situasinya bisa menjadi jauh lebih rumit dan mempengaruhi legitimasi hasil pemilu.

Suara Prabowo 2019 vs 2024

Paslon 02 (Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka) memang mencatat perolehan suara yang patut diperhatikan, mengundang perbincangan, terutama saat dibandingkan dengan hasil pemilu sebelumnya. Momentum ini menandai dinamika politik yang terus berkembang di Indonesia, memberikan gambaran yang menarik bagi para pengamat politik dan masyarakat secara luas.

Paralel dengan Pemilu 2019, pasangan Prabowo-Gibran menorehkan capaian yang signifikan dalam quick count, hampir setara dengan pencapaian pasangan Jokowi-Ma'ruf saat mereka memenangkan pemilu pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa basis dukungan untuk pasangan ini masih kokoh dan konsisten. Meskipun belum merupakan hasil resmi, namun perbandingan ini memberikan gambaran awal tentang dinamika pemilu dan kesetiaan pemilih terhadap pilihan politik mereka.

Penting juga untuk mencermati perolehan suara Ganjar Pranowo (Paslon 03), yang sebagian besar berasal dari partai PDIP. Meskipun PDIP berhasil mendapatkan suara yang cukup besar, mendekati suara Paslon 03, yaitu sekitar 16,8%, namun, perlu diperhatikan bahwa partai-partai lain, seperti PPP, tidak memberikan kontribusi signifikan untuk Paslon 03. Hal ini menunjukkan adanya dinamika internal di dalam partai-partai koalisi yang perlu diperhatikan lebih lanjut.

Sementara itu, Paslon 01 (Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar) dihadapkan pada tantangan karena perolehan suara mereka terlihat lebih rendah daripada total suara tiga partai pendukungnya. Dengan menghitung suara dari partai Nasdem, PKB, dan PKS, totalnya mencapai 29,13%, yang berarti sekitar 5% pemilih dari ketiga partai ini tidak memberikan dukungan penuh untuk Paslon 01. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa efektif partai-partai pendukung dalam memobilisasi basis pemilihnya.

Namun, soliditas partai pendukung menjadi faktor penting yang memperkuat posisi Paslon 02. Dengan didukung oleh semua partai pendukungnya dan kontribusi suara dari partai-partai lain, Paslon 02 berhasil menunjukkan soliditas dan koherensi dalam mendapatkan dukungan. Soliditas ini menjadi modal yang penting dalam meraih suara dan membangun posisi politik yang lebih kuat.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi, hasil quick count ini memberikan gambaran awal yang menarik tentang arah politik yang mungkin akan diambil oleh masyarakat Indonesia. Namun, kita harus tetap waspada terhadap perubahan dan dinamika yang mungkin terjadi dalam perjalanan menuju hasil resmi pemilu. Semua pihak, baik peserta pemilu maupun masyarakat, perlu menjaga integritas dan semangat demokrasi untuk menciptakan proses pemilu yang adil dan transparan.

Mengingat Kembali Kemenangan Jokowi Ma'ruf tahun 2019

Pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin berhasil meraih kemenangan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 dengan perolehan suara sebesar 55,50%. Kemenangan ini menegaskan posisi Joko Widodo untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia untuk periode kedua. Sebaliknya, pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno memperoleh 44,50% suara, yang menempatkan mereka sebagai pesaing utama dalam kontestasi pemilihan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun