Lebih menyedihkannya lagi, sebagian besar masyarakat Indonesia masih kurang memiliki literasi media yang memadai untuk membedakan informasi yang benar dan salah. Mereka cenderung kurang kritis dalam menyikapi dan menyebarkan informasi yang mereka dapatkan di media sosial.
Maka dari itu, sangatlah penting bagi kita semua untuk bersama-sama menghancurkan kampanye hitam dan penyebaran informasi negatif di media sosial. Cara-cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
Menjadi Konsumen Informasi yang Cerdas: Kita harus mempelajari keterampilan untuk menjadi konsumen informasi yang cerdas dan selektif. Jangan mudah percaya dan terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Sebelum membagikan atau mempercayai suatu informasi, pastikan kita telah memverifikasi kebenaran informasi tersebut dari sumber yang terpercaya.
Menjadi Produsen Informasi yang Bertanggung Jawab: Kita juga harus bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi di media sosial. Jangan menyebarkan atau memproduksi informasi yang tidak berdasar fakta dan bersifat menyesatkan. Sebelum membagikan suatu informasi, pastikan kita telah memeriksa kebenaran dan keabsahan informasi tersebut agar tidak menjadi alat penyebaran hoax dan fitnah.
Menjadi Agen Perubahan yang Positif dan Konstruktif: Sebagai pengguna media sosial, kita memiliki peran untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat, edukatif, dan inspiratif. Berkontribusi dalam menyebarkan konten yang positif dan membangun dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kampanye hitam dan penyebaran informasi negatif di media sosial.
Menjadi Penegak Kebenaran yang Berani dan Tegas: Kita juga harus berani dan tegas dalam menegakkan kebenaran di dunia maya. Jika menemukan informasi yang salah, menyesatkan, atau merugikan, jangan ragu untuk melaporkan atau menegur kepada pihak yang berwenang. Dengan demikian, kita dapat membantu membersihkan ruang digital dari konten-konten yang merugikan dan menjamin keberlangsungan informasi yang akurat dan berimbang di media sosial.
Menurut Merlyna Lim, seorang pengamat media sosial yang berasal dari Universitas Indonesia, perang melawan gelombang pemberitaan negatif, cacian, fitnah, dan hoaks di media sosial bukanlah hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan tugas bersama yang harus diemban oleh semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah, media, masyarakat umum, dan bahkan pasangan calon itu sendiri.Â
Keterlibatan setiap individu dan institusi dalam memerangi fenomena ini menjadi krusial mengingat dampaknya yang dapat merusak tatanan sosial dan politik sebuah negara, terutama dalam konteks menjelang pemilihan umum.
Pemerintah diharapkan untuk mengambil peran yang lebih proaktif dengan mengimplementasikan regulasi yang ketat serta memberlakukan sanksi yang tegas bagi para pelaku kampanye hitam.Â
Langkah-langkah ini penting untuk menekan laju penyebaran informasi palsu dan merusak serta memberikan sinyal jelas bahwa praktik semacam itu tidak akan ditoleransi.Â
Tak hanya itu, penguatan kapasitas dan kredibilitas lembaga penegak hukum juga menjadi hal yang mendesak, agar dapat menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi.