Pasangan Ganfud telah memilih dua kota strategis, Solo dan Semarang, untuk menggelar kampanye akbar mereka. Kedua kota ini dipandang sebagai basis elektoral yang kuat bagi mereka di Jawa Tengah.
Di Solo, sebuah kirab budaya yang megah menjadi puncak kampanye mereka. Tidak kalah meriahnya, di Semarang, konser musik besar-besaran diselenggarakan dengan tema "Konser Rakyat untuk Indonesia Hebat". Lebih dari 100 ribu orang memadati lokasi acara, memenuhi stadion hingga ke sudut-sudutnya. Panggung megah dihiasi dengan tata lampu gemerlap, siap untuk menyambut kedatangan pasangan calon presiden dan wakil presiden tersebut.
Tidak hanya sekadar hiburan, dalam setiap penampilan mereka juga menyampaikan program-program konkrit untuk mewujudkan visi Indonesia yang lebih baik. Mereka berbicara tentang upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, memberikan akses kesehatan yang lebih luas, serta meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.
Dengan energi yang membara dan semangat yang tak tergoyahkan, pasangan Ganfud berhasil menancapkan pesan-pesan penting tersebut dalam hati setiap penonton.Â
Acara-acara besar ini menjadi momentum penting bagi mereka untuk memperkuat dukungan masyarakat, sambil memberikan keyakinan bahwa masa depan Indonesia yang gemilang berada di tangan mereka.
Pentingnya Menghancurkan Kampanye Hitam di Era Digital
 Di tengah riuhnya kampanye politik dan pertarungan opini di dunia maya, kita sering kali disuguhi dengan konten-konten yang tak terbukti kebenarannya, bahkan sampai ke tingkat yang merusak reputasi dan citra seseorang.Â
Media sosial, sebagai salah satu kanal utama informasi, menjadi tempat yang rentan untuk penyebaran hoax, caci maki, dan fitnah dalam bentuk kampanye hitam.
Dalam menjelang Pemilihan Umum, di samping kampanye akbar yang digelar oleh para calon, kita juga dihadapkan pada fenomena kampanye hitam yang digaungkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.Â
Mereka memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan berita palsu dan serangan pribadi yang bertujuan merusak reputasi lawan politiknya. Kampanye hitam ini, selain tidak etis, juga membawa dampak yang merugikan, karena dapat mempengaruhi opini publik dan memecah belah persatuan bangsa.
Hasil penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa media sosial telah menjadi sumber utama informasi politik bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Namun, disayangkan bahwa media sosial juga menjadi sarana penyebaran hoax dan ujaran kebencian yang berpotensi memicu konflik dan intoleransi.Â